Proyek KF-X/IF-X, Indonesia Tak Ingin Merusak Hubungan dengan Korsel
›
Proyek KF-X/IF-X, Indonesia...
Iklan
Proyek KF-X/IF-X, Indonesia Tak Ingin Merusak Hubungan dengan Korsel
Pemerintah berupaya melanjutkan program pengembangan pesawat tempur Korean Fighter (KF)-X/Indonesian Fighter (IF)-X, kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan, yang sempat lama tertunda.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah berupaya melanjutkan program pengembangan pesawat tempur Korean Fighter-X/Indonesian Fighter-X, kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan. Program ini sempat tertunda satu tahun karena masalah pembiayaan dan belum adanya lisensi teknologi dari Amerika Serikat.
Keinginan pemerintah tetap melanjutkan program tersebut disampaikan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto saat memimpin rapat koordinasi khusus tingkat menteri untuk membahas kerja sama pengembangan Korean Fighter (KF)-X/Indonesian Fighter (IF)-X, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Sebelum rapat tertutup untuk awak media, Wiranto sempat menyatakan materi utama yang dibahas dalam rapat terkait pengurangan iuran pembiayaan dalam kerja sama itu. Namun, dia tidak menyebutkan alasan pengurangan pembiayaan.
Meski demikian, Wiranto menegaskan proyek kerja sama ini akan tetap berjalan. Sebab, pemerintah tidak ingin merusak hubungan diplomatik Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) yang selama ini telah berjalan dengan baik.
”Kita tidak ingin kehilangan kesempatan untuk alih teknologi. Apalagi sekarang ini, orientasi lima tahun ke depan dari Pak Presiden adalah membangun SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas,” katanya.
Pada Maret 2019, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan, pemerintah menegosiasi ulang kerja sama pengembangan KF-X/IF-X. Salah satu hal yang dinegosiasi adalah kemungkinan Indonesia diperbolehkan untuk menjual kembali pesawat tersebut ke negara lain.
Selain itu, Moeldoko menyatakan, Indonesia ingin mengevaluasi besaran pembayaran iuran pengembangan pesawat tersebut setiap tahun. Indonesia juga ingin persentase pengembangan bagian-bagian pesawat yang dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia lebih besar dari sebelumnya.
Total pembiayaan
Kerja sama pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X ini ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan Korsel pada 9 Maret 2009. Total pembiayaan proyek sampai 2026 direncanakan sekitar 8 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dan dibagi antara Korsel (80 persen) dan Indonesia (20 persen).
Proyek kerja sama ini juga sempat tertunda pada 2018 karena teknologi dari AS yang digunakan Korea Selatan untuk mengembangkan pesawat tersebut belum memperoleh lisensi dari pihak AS. Teknologi atau komponen itu antara lain active electronically scanned array (AESA) radar, infrared search and track (IRST), electronic optics targeting pod (EOTGP), dan radio frequency jammer.
Saat ini, program sudah memasuki fase kedua dari tiga fase, yaitu pengembangan teknik industri (engineering manufacture development), yang akan menghasilkan prototipe pada 2021.
Fase pertama pengembangan teknologi pesawat tempur produksi bersama Korsel sudah dilakukan. Selanjutnya, selesai fase kedua 2021, KF-X/IF-X akan dibuatkan prototipe yang terus diuji hingga produksi 2026. Namun, baru pada fase ketiga, yakni pada 2040, KF-X/IF-X akan diproduksi secara massal oleh PT Dirgantara Indonesia (Kompas, 4/4/2018).