Dengan hasil buruk pada dua kejuaraan sebelumnya, ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, berusaha bangkit di rumah sendiri. Dukungan penonton dimanfaatkan untuk memperoleh hasil maksimal.
Oleh
Yulia Sapthiani/Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Ganda putra peringkat ketujuh dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, tampil konsisten dalam lima kejuaraan sejak turnamen kedua yang mereka ikuti tahun ini, Indonesia Masters, pada Februari. Mereka mencapai perempat final turnamen itu, diikuti semifinal All England, juara Swiss Terbuka, semifinal Malaysia Terbuka, dan perempat final Singapura Terbuka.
Akan tetapi, dalam dua turnamen setelah itu, Kejuaraan Asia (April) dan Australia Terbuka (Juni), penampilan Fajar/Rian, yang oleh penggemar mereka dipanggil ”Fajri”, menurun. Mereka kalah pada babak kedua, lalu babak pertama.
”Di Indonesia Terbuka ini, kami ingin comeback. Kami berusaha memperbaiki kekurangan pada dua turnamen sebelumnya. Apalagi, saat ini dalam masa pengumpulan poin buat Olimpiade,” kata Fajar setelah memenangi babak pertama Indonesia Terbuka di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Bersama Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Fajar/Rian menjadi ganda putra yang diproyeksikan PP PBSI lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Babak kualifikasi cabang bulu tangkis dimulai 29 April 2019 hingga 26 April 2020.
Kekurangan pada dua turnamen terakhir sebelum Indonesia Terbuka, dikatakan Fajar ada pada akurasi servis dan kekuatan pukulan yang menurun. Mereka pun memperbaiki itu pada jeda turnamen sekitar 1,5 bulan usai Australia Terbuka.
Pada masa persiapan itu, pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis, Herry Iman Pierngadi, memfokuskan program latihan pada kualitas dan daya tahan otot tangan. Apalagi, mereka akan tampil pada tiga turnamen dalam tiga pekan beruntun, yaitu Indonesia, Jepang, dan Thailand Terbuka.
Target bangkit Fajar/Rian diawali dengan kemenangan atas pasangan baru China, Huang Kaixiang/Liu Cheng, 18-21, 21-14, 21-16, pada babak pertama. Meski demikian, masih ada catatan bagi Fajar/Rian dalam penampilan tersebut.
Pada gim ketiga misalnya, Rian memberikan tiga poin pada lawan karena kesalahan pada servis. Mereka juga membutuhkan waktu untuk mengontrol jalannya pertandingan.
“Pada gim pertama kami kurang sabar, terbawa permainan lawan. Masih terbawa emosi juga dalam bermain. Kami baru bisa mengontrol permainan pada gim kedua dan ketiga. Ini yang harus diperhatikan untuk laga selanjutnya,” kata Rian.
Fajar/Rian menjadi salah satu dari lima ganda putra Indonesia yang tampil pada babak kedua, Kamis. Pasangan lainnya adalah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf Santoso, dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi yang juga memenangi babak pertama pada Rabu.
Mereka menyusul langkah juara bertahan, Kevin /Marcus, yang memenangi babak pertama, sehari sebelumnya. Satu-satunya ganda putra Indonesia yang tersisih pada babak pertama adalah Berry Angriawan/Hardianto.
Berstatus sebagai pasangan non unggulan, Wahyu/Ade dan Angga/Ricky akan menghadapi tantangan berat pada babak kedua. Wahyu/Ade akan bertemu unggulan kelima, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang), sedangkan Angga/Ricky melawan Li Junhui/Liu Yuchen (China/3).
Target semifinal
Pada ganda campuran, Tontowi ”Owi” Ahmad/Winny Oktavina Kandow menjalani debut di Indonesia Terbuka dengan kemenangan atas Satwiksairaj Rankireddy/Ashwini Ponnapa (India), 21-13, 21-11. Tampil pada turnamen ketujuh sejak berpasangan pada Februari, Winny mengatakan, komunikasi serta pola bermainnya dan Owi semakin baik. Mereka bahkan menargetkan semifinal dalam keikutsertaan pertama ini.
Winny, yang berusia 20 tahun, dipasangkan dengan Owi setelah pasangan sebelumnya, Liliyana “Butet” Natsir, pensiun. Dengan bantuan Owi, yang pernah menjadi juara dunia, All England, dan Olimpiade bersama Butet, kemampuan Winny diharap berkembang.
Dari lima turnamen lain, pasangan yang menempati peringkat ke-40 dunia itu tiga kali mencapai perempat final, yaitu pada Barcelona Masters, All England, dan India Terbuka.
Bertemu Butet sebelum pertandingan, Owi pun mendapat pesan dari senior yang menjadi partnernya sejak 2010 itu. ”Kami bercanda. Dia bilang, \'Jangan galak-galak sama Winny. Harus membimbing dia dan mainnya tenang’,” kata Owi yang menjuarai Indonesia Terbuka bersama Butet pada 2017 dan 2018.
Wakil Indonesia lainnya, Ronald/Annisa Saufika, dikalahkan unggulan kelima, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), meski telah memberi perlawanan ketat. Ronald/Annisa kalah, 21-16, 7-21, 11-21.