Positif dan Negatif Warganet soal Pertemuan Jokowi-Prabowo
›
Positif dan Negatif Warganet...
Iklan
Positif dan Negatif Warganet soal Pertemuan Jokowi-Prabowo
Pertemuan dua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, beberapa waktu lalu, menimbulkan respons beragam warganet. Sebagian menyambut baik dan menganggapnya sebagai bentuk rekonsiliasi. Namun, ada juga sebagian warganet justru merespons negatif pertemuan itu.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Pertemuan dua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, beberapa waktu lalu, menimbulkan respons beragam dari warganet. Sebagian menyambut baik dan menganggapnya sebagai bentuk rekonsiliasi. Namun, ada sebagian warganet lain justru merespons negatif pertemuan itu.
Hal itu terungkap dari riset yang dilakukan Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Dalam riset tersebut, CfDS meneliti respons pengguna media sosial Twitter tentang pertemuan Jokowi dan Prabowo pada Sabtu (13/7/2019) di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta.
”Ada kecenderungan warganet mengidentifikasi pertemuan Jokowi dan Prabowo dengan rekonsiliasi, baik sentimen pro maupun kontra,” kata Manager Digital Intelligence Lab CfDS UGM Treviliana Eka Putri saat memaparkan hasil penelitiannya, Jumat (19/7), di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Dalam risetnya, CfDS meneliti cuitan pengguna Twitter selama 13-16 Juli 2019. Hasilnya, dari total 169.238 cuitan warganet terkait dengan pertemuan Jokowi-Prabowo terdapat lima hashtag atau tagar yang paling ramai digunakan.
Treviliana mengatakan, tagar yang paling banyak digunakan dalam cuitan terkait pertemuan Jokowi-Prabowo adalah #03PersatuanIndonesia. Dalam catatan CfDS, ada 45.214 tweet atau cuitan dengan tagar tersebut.
”Berdasarkan hasil penelitian kami, dari lima hashtag yang ada. Hashtag yang paling populer adalah #03PersatuanIndonesia yang muncul pada 13 Juli 2019 setelah pertemuan Pak Jokowi dan Pak Prabowo,” ungkap Treviliana.
Treviliana mengatakan, #03PersatuanIndonesia merepresentasikan respons positif atau dukungan terhadap pertemuan Jokowi-Prabowo. Hal ini menunjukkan, cukup banyak pengguna Twitter yang merespons positif pertemuan Jokowi-Prabowo.
Akan tetapi, ada sebagian pengguna Twitter yang merespons negatif pertemuan itu. Berdasarkan riset CfDS, ada empat tagar populer, yaitu #0p0sisiTanpaRek0nsiliasi dengan 19.595 cuitan, #AniesBaswedanforPresident (19.146 cuitan), #KampretAkanTetapBerjuang (12.335 cuitan), dan #RekonsiliasiRasaTerasi (6.591 cuitan).
Treviliana menambahkan, saat dianalisis lebih jauh, #03PersatuanIndonesia ternyata memiliki jumlah original post atau pesan orisinal yang paling banyak, yakni 21 persen dari total cuitan. Sementara itu, empat tagar lain hanya memiliki pesan orisinal kurang dari 15 persen.
#0p0sisiTanpaRek0nsiliasi, misalnya, hanya memiliki pesan orisinal sebanyak 8 persen, #AniesBaswedanforPresident (11 persen), #KampretAkanTetapBerjuang (8 persen), #RekonsiliasiRasaTerasi (12 persen).
#03PersatuanIndonesia ternyata memiliki jumlah original post atau pesan orisinal yang paling banyak.
Peneliti CfDS UGM, Paska Darmawan, mengatakan, analisis mengenai jumlah pesan orisinal penting untuk melihat seberapa banyak pengguna Twitter yang terlibat secara aktif dalam berkicau menggunakan tagar tertentu. Apabila jumlah pesan orisinal dalam sebuah tagar ternyata hanya sedikit, bisa disimpulkan penggunaan tagar itu hanya digerakkan orang-orang tertentu saja.
”Kami melihat original post karena ingin melihat apakah hanya ada beberapa akun Twitter tertentu saja yang menggerakkan tagar itu. Ketika original post persentasenya cukup kecil, berarti hanya ada sekelompok akun Twitter tertentu saja yang menggerakkan tagar itu, sementara akun Twitter lainnya hanya menanggapi,” ujar Paska.
Pengikut berkurang
Paska menambahkan, temuan lain yang menarik dalam riset CfDS adalah fenomena berkurangnya jumlah follower atau pengikut akun Twitter Prabowo Subianto dan Partai Gerindra. Padahal, pada hari-hari lain, jumlah pengikut kedua akun Twitter tersebut biasanya bertambah.
Pada Sabtu (13/7/2019), yang merupakan hari pertemuan Jokowi-Prabowo, jumlah pengikut akun Twitter Prabowo berkurang 891 orang. Sementara pengikut akun Twitter Partai Gerindra berkurang 568 orang.
Sehari setelah itu, jumlah pengikut akun Twitter Prabowo berkurang 4.621 orang. Sementaara pengikut akun Twitter Partai Gerindra kembali berkurang 2.182 orang.
Akan tetapi, Paska menuturkan, penelitian yang dilakukan CfDS hanya mencatat bagaimana respons pengguna Twitter terhadap pertemuan Jokowi-Prabowo. Oleh karena itu, dia menambahkan, hasil penelitian tersebut tidak bisa menggambarkan respons masyarakat umum terhadap pertemuan Jokowi-Prabowo.
”Data di Twitter itu cuma sebagian dari populasi pendukung kedua belah pihak sehingga kami juga tidak bisa menggeneralisasi,” ujar Paska.