Jerman mencemaskan ketegangan di kawasan Teluk berubah menjadi eskalasi berbahaya. Jerman meminta semua pihak, termasuk Iran dan AS, menggunakan setiap peluang jalur diplomatik.
BERLIN, JUMAT— Jerman, salah satu negara penanda tangan kesepakatan nuklir Iran, Jumat (19/7/2019), meminta komunitas internasional menggunakan jalur diplomatik untuk mencegah eskalasi berbahaya dalam konflik Iran-AS. Peringatan itu disampaikan setelah situasi di kawasan Teluk memperlihatkan tanda-tanda peningkatan ketegangan.
Presiden AS Donald Trump, Kamis (18/7/2019), mengklaim bahwa kapal perang AS menghancurkan sebuah pesawat nirawak Iran di sekitar Selat Hormuz. Pesawat itu disebut mengancam kapal AS. Iran membantah klaim itu dan menegaskan semua pesawat nirawaknya kembali ke pangkalan.
Di hari yang sama, Garda Revolusi Iran mengumumkan menahan tanker asing dan awak kapalnya dengan tuduhan menyelundupkan minyak. Tanker ditahan di selatan Pulau Larak, Iran.
Situasi itu membuat Berlin prihatin. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, dirinya prihatin dengan situasi di kawasan Teluk. ”Tentu, saya prihatin. Anda tidak bisa melihat (situasi) di kawasan itu tanpa merasa prihatin saat ini,” ujarnya dalam konferensi pers.
”Setiap peluang untuk menjalin kontak diplomatik harus diupayakan untuk menghindari eskalasi,” lanjut Merkel.
Hal serupa ditegaskan kembali Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas kepada wartawan di Florence, Italia. ”Ada ancaman eskalasi di Iran dan kami tak ingin semua berlangsung seperti ini,” ujarnya.
”Ada jalur-jalur diplomatik, perundingan, serta negosiasi dengan negara-negara di kawasan Teluk dan dengan Amerika Serikat,” kata Maas dalam pertemuan dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov. ”Di mana-mana ada keinginan untuk berkontribusi menghindari eskalasi. Kami ingin meredam ketegangan saat ini.
Kamis lalu, Teheran sebenarnya juga telah memberi sinyal ingin terlibat dalam diplomasi dengan menegosiasikan nuklirnya jika Washington bersedia mencabut sanksi-sanksi ekonominya pada Iran. Namun, pada hari yang sama, Iran ataupun AS sama-sama mengeluarkan pengumuman yang meningkatkan ketegangan di kawasan.
Trump mengatakan, pesawat nirawak Iran yang ditembak kapal AS tersebut terbang dalam jarak sekitar 1.000 meter dari kapal amfibi Angkatan Laut AS, USS Boxer. Seorang pejabat AS, yang menolak menyebutkan nama, menyampaikan bahwa pesawat nirawak Iran dijatuhkan dengan menggunakan gangguan elektronik.
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif di Markas Perserikatan PBB, New York, AS, mengatakan, Iran tidak memiliki informasi bahwa mereka kehilangan sebuah pesawat nirawak. Hubungan Iran-AS memburuk setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir (JCPOA) pada 2018 dan menjatuhkan lagi sanksi pada Iran.