Magnet Pasar Produk Halal
Pasar produk halal secara global meningkat dan diperkirakan terus bertumbuh hingga triliunan dollar AS. Banyak negara berpacu menggarap industri produk halal demi merebut pasar itu.
Populasi Muslim dunia tidak hanya banyak dan cepat bertambah. Miliaran umat Muslim di bumi adalah pangsa pasar besar dan terus bertumbuh dengan nilai triliunan dollar AS per tahun.
DinarStandard, perusahaan riset pasar yang berbasis di Dubai dan New York, bersama kantor berita Reuters mencatat, nilai pasar halal global mencapai 2,1 triliun dollar AS pada 2017. Pada 2023, nilainya diprakirakan melonjak menjadi 3 triliun dollar AS. Jika ditambahkan dengan sektor keuangan syariah, nilainya diprakirakan 6,8 triliun dollar AS atau sekitar Rp 95.200 triliun (dengan kurs Rp 14.000 per 1 dollar AS). Nilai pasar halal yang terdiri dari sektor keuangan, makanan, perjalanan, hiburan, busana, serta obatobatan dan kosmetik itu setara 35 kali APBN Indonesia tahun 2019 yang bernilai Rp 2.400 triliun.
Penulis Inggris, Shelina Janmohamed, menyebut pasar sebesar itu antara lain didorong oleh generasi M. Ia menggunakan istilah itu untuk menyebut populasi Muslim berusia kurang dari 35 tahun. Generasi M adalah orang-orang yang bangga dengan identitas keislamannya, dinamis, penuntut, kreatif, sekaligus konsumen yang antusias.
Lembaga kajian demografi AS, Pew Research Center, memprediksi jumlah penduduk kelas menengah Muslim 900 juta jiwa pada 2030. Seperti di banyak tempat, kelas menengah adalah orang-orang yang siap berbelanja sekaligus penuntut. Hal ini tak terlepas dari fenomena terus meningkatnya kesejahteraan sebagian negara-negara berpopulasi mayoritas Muslim.
Kombinasi peningkatan kesejahteraan, populasi usia muda yang cenderung menjadi konsumen antusias, dan jumlah populasi total yang diprediksi mendekati 3 miliar jiwa dalam 41 tahun ke depan menjadi pembentuk pasar dan tren yang tak bisa diabaikan. Produsen di banyak negara mengikuti keinginan mereka.
Perluasan pangsa
SGS, perusahaan riset pasar, menyebut standar halal bukan hanya akan laku ke konsumen Muslim. Peningkatan kesadaran para Muslim muda membuat standar halal bukan hanya soal produk yang tidak mengandung alkohol dan unsur dari babi semata.
Konsumen Muslim juga menuntut rantai proses produksinya tidak menggunakan hasil modifikasi genetika (GMO) dari hewan terlarang. Mereka juga menolak produk yang menggunakan hewan-hewan dalam daftar terancam punah. Hal itu sebagai bentuk penerapan rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin), salah satu nilai dasar Islam.
SGS juga menyebut produsen yang memenuhi standar halal akan sekaligus bisa menjadi penghasil produk ramah lingkungan, organik, bebas dari kekejaman terhadap hewan, dan produk bagi vegan. Standar-standar itu, seperti tercantum dalam kajian SGS, menarik bagi konsumen yang semakin sadar lingkungan.
Secara ringkas, konsumen Muslim masa kini ingin tampil dengan mode terbaru, berenang dan berjemur di pantai sembari mengenakan bikini, serta bersantai di kedai terkenal. Di sisi lain, mereka tetap ingin menerapkan nilai keislaman dalam keseharian.
Itu sebabnya para produsen dan penyedia jasa berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Semakin banyak tempat wisata memisahkan pengunjung perempuan dan laki-laki demi memungkinkan pengunjung Muslimat bisa bebas berenang dan berjemur sembari mengenakan bikini. Jaringan supermarket global, seperti Tesco dari Inggris atau Carrefour dari Perancis, membuat pojok halal di gerai-gerai mereka di luar negeri.
Produsen beragam
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam State of Global Islamic Economy 2018/2019 yang disusun DinarStandard dan Reuters menyadari potensi itu. OKI tersentak oleh fakta bahwa hanya dua anggotanya, yaitu Indonesia dan Turki, yang masuk 10 besar eksportir produk halal global. Eksportir lain adalah negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan Muslim, seperti Brasil, India, Argentina, Rusia, China, dan Perancis. Nilai ekspor produk halal Brasil pada 2017 mencapai 15,9 miliar dollar AS, lebih besar ketimbang Indonesia yang sebesar 7,6 miliar dollar AS.
Baca juga: "Trump Tropis" Pun Menimbang Halal
Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia tentu saja serius menggarap pangsa pasar halal global. Bank Indonesia bersama sejumlah pihak lain meluncurkan peta jalan pengembangan ekspor halal pada 2018. Pemerintah juga sudah membuat Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal hingga Halal Park yang diproyeksikan menjadi etalase produk halal Indonesia demi mengejar kue di pasar halal global.
Namun, Indonesia tidak sendirian memperebutkan pasar bernilai triliunan dollar AS itu. Selain dengan negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, Indonesia juga harus bersaing dengan negara-negara berpenduduk mayoritas non- Muslim berebut kue tersebut.
Pesaing terdekat Indonesia, antara lain Thailand. Negara itu punya pusat kajian halal, The Halal Science Center, di Universitas Chulalangkorn yang dipimpin Winai Dahlan. Winai adalah salah satu dari 10 anak Irfan Dahlan, putra KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Lembaga pimpinan Winai menjadi salah satu modal Thailand meraup kue pasar global. Nilai ekspor aneka produk halal Thailand mencapai 6 miliar dollar AS.
Thailand juga menggarap pariwisata. Konsep wisata halal di Thailand diwujudkan dengan menyediakan informasi kedai-kedai penyedia makanan halal dan daftar masjid terdekat, tanpa harus meninggalkan kemeriahan pelesir di Thailand. Kedaimakanan dan minuman halal di Thailand mudah ditemukan. Sebagian beroperasi berdekatan dengan kedai penyedia produk nonhalal.
Adapun China menginvestasikan 32,8 miliar dollar AS untuk mengembangkan produk halal. Jepang juga serius menggarap pasar halal sebagai persiapan Olimpiade 2020. Negara itu berharap menarik 1 juta pelancong Muslim per tahun. Untuk itu, Jepang bekerja sama dengan Malaysia untuk mengurus sertifikasi halal.
SGS menyebut standar sertifikasi menjadi salah satu penyebab pasar halal global belum bisa tersebar luas ke komunitas non-Muslim. Produk halal belum seperti produk kosher, standar makanan menurut aturan Yahudi, yang punya standar global. Meski demikian, pasar produk halal terus membesar dari tahun ke tahun.