Terhambat di Negara Tujuan, Ekspor Sawit Indonesia Turun
›
Terhambat di Negara Tujuan,...
Iklan
Terhambat di Negara Tujuan, Ekspor Sawit Indonesia Turun
Kinerja ekspor kelapa sawit Indonesia turun pada April dan Mei 2019. Penurunan antara lain dipicu oleh faktor hambatan perdagangan dari negara tujuan ekspor, seperti India dan Uni Eropa.
Oleh
Ferry Santoso
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kinerja ekspor minyak kelapa sawit dan produk turunannya menurun pada April dan Mei 2019. Penurunan itu antara lain dipicu oleh faktor hambatan perdagangan dari negara tujuan ekspor, seperti India dan Uni Eropa.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono di Jakarta, Jumat (19/7/2019) menyatakan, penurunan ekspor minyak sawit dan produk turunannya turun karena faktor hambatan perdagangan di negara tujuan ekspor.
Data Gapki, volume ekspor minyak sawit dan produk turunannya, termasuk biodiesel, secara total turun 18 persen, yaitu dari 2,96 juta ton pada Maret 2019 menjadi 2,44 juta ton pada April 2019. Pada Mei 2019, memang terjadi peningkatan, tetapi masih dibawah ekspektasi.
Di pasar Eropa, volume ekspor produk minyak sawit dan turunannya pada April 2019 turun 37 persen dibandingkan Maret 2019. Sementara pada Mei 2019, volume ekspor turun 4 persen, yaitu dari 315.240 ton pada April menjadi 302.160 ton pada Mei 2019.
Hambatan perdagangan terjadi di negara tujuan ekspor. India, misalnya, memberlakukan tarif bea masuk untuk produk olahan minyak sawit (refined product) dari Indonesia lebih tinggi dari produk sejenis dari Malaysia.
Bea masuk produk olahan minyak sawit dari Malaysia ke India 45 persen, sementara dari Indonesia 54 persen. Tarif bea masuk produk asal Malaysia lebih rendah karena Malaysia sudah menjalin kerja sama ekonomi komprehensif dengan India.
"Akibatnya, dalam bulan April banyak minyak sawit dari Indonesia masuk ke Malaysia untuk diolah menjadi produk olahan dan diekspor ke India," kata Joko. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah dapat mempercepat perjanjian kerja sama perdagangan dengan India.
Sebagai gambaran, pada Februari 2019, volume ekspor produk sawit Indonesia ke India 516.530 ton, lebih besar dari ekspor Malaysia yang 457.760 ton. Namun, pada Maret 2019, ekspor dari Indonesia ke India 194.410 ton, jauh lebih rendah dari ekspor Malaysia ke India sebanyak 354.650 ton.
Pada April 2019, ekspor Indonesia ke India sebanyak 185.550 ton, sementara ekspor Malaysia ke India mencapai 532.480 ton.
Biodiesel
Wakil Ketua Umum Gapki Togar Sitanggang mengungkapkan, program penggunaan solar dengan campuran minyak sawit sebesar 30 persen (B3) saat ini masih dalam proses uji coba dan diharapkan bisa mencapai 50.000 kilometer.
Pada akhir Oktober 2019, proses uji coba ditargetkan selesai. Setelah itu, ada evaluasi teknis mesin industri pengguna. Proses ini diperkirakan butuh waktu 1-2 bulan.
"Kami berharap implementasi B30 dapat terlaksana pada Januari 2020 sesuai rencana pemerintah," kata Togar. Jika bisa dipercepat, implementasi B30 dapat terlaksana pada Desember 2019.