Pembunuhan Abu Saila (55), presenter berita TVRI yang juga seorang pegawai Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, diduga kuat telah direncanakan. Aparat kepolisian masih mendalami motif pelaku yang mengaku dendam karena telah dilecehkan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Pembunuhan Abu Saila (55), presenter berita TVRI yang juga seorang pegawai Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, diduga kuat telah direncanakan. Aparat kepolisian masih mendalami motif pelaku yang mengaku dendam karena telah dilecehkan.
Abu Saila alias Aditya ditemukan meninggal dengan sejumlah luka tusukan di tubuh pada Minggu (21/7/2019) pagi di Jalan Syeh Yusuf 1, Kelurahan Korumba, Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Sejumlah luka terbuka ditemukan di perut, tangan, kepala, dan kaki korban.
Tujuh jam berselang, aparat kepolisian berhasil menangkap pelaku di Jalan Abu Nawas, Kota Kendari. Pelaku ditangkap di tempat rekan perempuannya.
Kepala Polisi Resor Kota Kendari Ajun Komisaris Besar Jemi Junaidi menjelaskan, aparat berhasil melacak jejak pelaku dari barang bukti yang ditemukan di sejumlah lokasi kejadian. Pelaku ditangkap tanpa perlawanan sekitar tujuh jam setelah jenazah korban ditemukan.
”Pelaku berinisial AS (29) dan sudah mengakui perbuatannya. Berdasarkan pengakuannya, pelaku kenal dengan korban selama satu tahun terakhir,” ucap Jemi.
Terkait dengan motif pembunuhan, tambah Jemi, dari penyelidikan sementara pelaku mengaku dendam karena pernah dilecehkan. Pada Sabtu malam, keduanya bertemu, yang lalu dimanfaatkan untuk menghabisi nyawa kenalannya itu.
”Melihat kejadiannya, pelaku telah merencanakan untuk menghabisi nyawa korban. Dari rumah kenalannya, pelaku membawa pisau, yang dipakai untuk menusuk dan melukai korban hingga meninggal,” ucap Jemi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kendari Ajun Komisaris Diki Kurniawan mengatakan, menggunakan mobil miliknya, korban menjemput pelaku setelah janjian terlebih dulu. Mereka berdua lalu berkeliling menggunakan mobil hingga berhenti di Jalan Syeh Yusuf 1, yang juga tempat korban ditemukan tewas.
Melihat kejadiannya, pelaku telah merencanakan untuk menghabisi nyawa korban. Dari rumah kenalannya, pelaku membawa pisau, yang dipakai untuk menusuk dan melukai korban hingga meninggal.
Setelah terjadi dialog, pelaku mengeluarkan pisau yang disembunyikan, lalu menusukkan ke bagian perut dan kepala. Korban berlari keluar dari mobil dan terjatuh di selokan. Pelaku menghampiri korban dan kembali melukai dengan pisau.
Pelaku lalu membawa mobil yang dipakai korban menuju sekitar lapangan Benu-benua, Kelurahan Punggaloba, Kecamatan Kendari Barat, dan meninggalkan kendaraan tersebut di sana. Jarak lokasi mobil dengan tempat korban ditemukan sekitar 5 kilometer.
”Kami masih terus melakukan penyelidikan terkait semua hal dari kasus ini. Kami juga masih mencari barang bukti senjata tajam yang dibuang pelaku di sekitar kawasan Kendari Beach,” ujar Diki.
Atas perbuatannya, pelaku diancam dengan Pasal 338 dan 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Hukuman minimal adalah 20 tahun penjara dengan ancaman paling berat seumur hidup atau hukuman mati.
Sempat dilaporkan hilang
Abu alias Aditya sebelumnya dilaporkan hilang oleh Yuliaty, istrinya. Menurut Yuliaty, korban meninggalkan rumah sejak pukul 19.00, dengan alasan ingin membayar tagihan internet rumah. Sejak saat itu ia tidak bisa menghubungi korban. Yuliaty melapor ke kepolisian pada dini hari.
Pada Minggu pukul 09.00, seorang warga menemukan jenazah Aditya di depan rumahnya, dengan posisi telentang dengan sejumlah luka tusuk. Setelah melapor, aparat kepolisian lalu datang dan segera melakukan olah tempat kejadian. Sedikitnya ada 12 tusukan yang ditemukan di tubuh korban.
Aditya diketahui seorang presenter berita Liputan Lembaga Penyiaran Publik TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara dengan status karyawan paruh waktu. Korban sehari-hari berdinas sebagai pegawai di lingkup Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sultra.
Syahruddin Nurdin, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra mengatakan, korban adalah seorang pegawai teladan yang banyak berkontribusi bagi peningkatan pariwisata selama ini. Jabatan terakhir korban adalah Kepala Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia.
”Almarhum adalah pribadi yang hangat, supel, dan begitu banyak memberikan sumbangsih kemajuan pariwisata. Saya sendiri sangat kaget karena selama beberapa hari beliau masih melaksanakan tugas ke Wakatobi dan baru kembali Jumat kemarin,” katanya sembari menambahkan, pihaknya akan meneruskan semua hal baik yang pernah dilakukan untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Sultra.
Dihubungi terpisah, Mohammad Idris, Koordinator Liputan Lembaga Penyiaran Publik TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara, mengatakan, Aditya adalah salah satu presenter utama lembaga penyiaran ini. Korban mulai bergabung dengan TVRI sejak 2008, pada masa-masa awal lembaga penyiaran ini berdiri di Sultra.
Almarhum adalah pribadi yang hangat, supel, dan begitu banyak memberikan sumbangsih kemajuan pariwisata. Saya sendiri sangat kaget karena selama beberapa hari beliau masih melaksanakan tugas ke Wakatobi dan baru kembali Jumat kemarin
”Beliau masuk pada masa-masa awal meski sempat keluar lalu bergabung kembali. Aditya banyak berperan dan berkontribusi untuk memajukan pertelevisian di sini. Saya pribadi kaget dan sangat kehilangan dengan kejadian ini,” ucap Idris.