Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, menjalin kerja sama sister city dengan salah satu distrik di Bosnia-Herzegovina, Brcko. Kerja sama akan dilakukan dalam tiga bidang, yaitu perdagangan, pendidikan, dan turisme atau pariwisata.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, menjalin kerja sama sister city dengan salah satu distrik di Bosnia-Herzegovina, Brcko. Kerja sama akan dilakukan dalam tiga bidang, yaitu perdagangan, pendidikan, dan turisme atau pariwisata.
”Dalam waktu dekat, kerja sama ini mungkin bisa dimulai dengan melakukan pertukaran atau pengiriman pelajar, mahasiswa, ataupun dosen,” ujar Duta Besar Indonesia untuk Bosnia-Herzegovina Amelia Achmad Yani saat ditemui di Pendopo Pengabdian di Kota Magelang, Jawa Tengah, Senin (22/7/2019).
Hari ini, komitmen untuk melakukan kerja sama tersebut ditegaskan dalam wujud penandatanganan letter of intent kerja sama sister city. Penandatanganan surat tersebut dilakukan oleh Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dan Chief of the Inspectorate of the Government of the Brcko District of Bosnia-Herzegovina Damir Bulcevic.
Menurut Amelia, perdagangan menjadi bidang yang cukup prospektif untuk digarap karena di Bosnia-Herzegovina juga sudah ada warga negara Indonesia yang sudah membawa dan memperdagangkan sejumlah komoditas dari Indonesia.
Di Bosnia, warga negara Indonesia juga sudah memperdagangkan kelapa parut dan kayu manis.
Adapun komoditas lain yang juga cukup potensial untuk dikirim dari Indonesia ke Bosnia-Herzegovina adalah beragam jenis kacang-kacangan.
Amelia mengatakan, bidang pariwisata juga tidak boleh ditinggalkan karena Indonesia banyak memiliki kekayaan alam. Khusus untuk wilayah Magelang, salah satu obyek yang menarik untuk ditawarkan ke Bosnia adalah Gunung Merapi.
Amelia menuturkan, inisiatif untuk melakukan kerja sama sister city ini berasal dari pihaknya. Hal ini didasari pertimbangan karena secara kultural Kota Magelang dinilai memiliki sejumlah kemiripan dengan Brcko. Distrik Brcko juga memiliki warga multietnis, dengan persentase masyarakat Muslim mencapai 51 persen.
Amelia yang lahir dan memiliki pengalaman masa kecil di Magelang ini juga menilai banyak bidang yang nantinya akan dikerjasamakan di antara dua daerah tersebut. Kedua daerah ini juga memiliki kemiripan sebagai kota kecil sehingga nantinya diprediksi keduanya juga tidak akan menemui kesulitan untuk saling belajar satu sama lain.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengatakan, pihaknya masih akan melakukan kajian sebagai bentuk penjajakan lebih jauh peluang itu semua. Pemerintah Kota Magelang selanjutnya akan membuat program-program baru untuk digarap bersama.
Sigit mengatakan, pihaknya sangat terbuka untuk melakukan berbagai bentuk kerja sama. Ia juga mengaku sangat percaya diri untuk melakukan ekspor karena sebagian produk-produk kerajinan dari usaha kerajinan di Kota Magelang juga sudah ada yang menembus pasar Eropa.
Wahyu Hersetiatim, fungsional diplomatik madya Direktorat Eropa 3, Direktorat Jenderal Amerika Eropa Kementerian Luar Negeri, mengatakan, kerja sama sister city antara Magelang dan Brcko ini menjadi rintisan pertama hubungan yang dilakukan oleh perwakilan Indonesia dan Bosnia-Herzegovina.
Namun, ke depan, Wahyu berharap kerja sama ini diharapkan bisa betul-betul ditindaklanjuti menjadi bentuk kerja sama yang bermanfaat dan menguntungkan kedua belah pihak.
Kita tidak boleh lagi terus-menerus mengulang kejadian yang sama. Banyak perjanjian kerja sama di antara dua kota antarnegara berakhir sia-sia. Cuma menjadi selembar kertas tanpa pernah ada tindak lanjut untuk merealisasikannya.
Wahyu mengatakan, setiap daerah di Indonesia diharapkan juga semakin terbuka dan mampu melakukan kerja sama dengan negara lain. Kerja sama ini nantinya akan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan informasi, di mana pada akhirnya juga dapat bermanfaat mengembangkan potensi yang ada di setiap daerah.
Warga dari Distrik Brcko diharapkan juga tidak segan untuk segera datang dan mempelajari berbagai hal tentang Magelang. Selain belajar tentang upaya untuk menjaga kerukunan dan toleransi, menurut Wahyu, mereka pun bisa belajar tentang berbagai ragam kesenian, seperti gamelan dan berbagai tarian.