Modal Penting “Macan Kemayoran”
Piala Indonesia
Modal Penting “Macan Kemayoran”
JAKARTA, KOMPAS – Persija Jakarta meraih modal penting dalam upayanya meraih trofi Piala Indonesia pertamanya seusai membekap PSM Makassar 1-0, Minggu (21/7/2019) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Kemenangan itu mengubur sementara “hantu” kegagalan Persija 14 tahun silam.
Persija boleh saja terpuruk. Mereka kini menghuni peringkat ke-17 dari 18 peserta Shopee Liga 1 musim 2019. Namun, hal itu tidak mengurangi dukungan untuk tim berjuluk “Macan Kemayoran” itu. Stadion Utama GBK dipenuhi 70.306 penonton, mayoritas berbaju oranye khas Persija, pada duel pertama final Kratingdaeng Piala Indonesia 2018-2019, kemarin.
Di tribune utara stadion itu, yang disesaki penonton yang tidak berhenti meneriakkan semangat untuk Persija sejak awal laga hingga akhir, terpasang spanduk raksasa bertuliskan, "FIX 2005”. Suporter Persija ingin mengingatkan Persija supaya tidak mengulangi petaka 14 tahun silam, yaitu ketika kehilangan trofi Liga Indonesia sekaligus Piala Indonesia nyaris bersamaan di Senayan.
Final Piala Indonesia 2005 kontra Arema itu, menjadi final pertama dan terakhir Persija sebelum akhirnya menembus kembali laga puncak Piala Indonesia pada 2019. “Kami benar-benar bekerja keras untuk laga ini dan bangkit (dari keterpurukan di Liga 1). Namun, ini belum berakhir. Kami harus mulai fokus dan bekerja lebih keras untuk final berikutnya (di markas PSM),” ujar Ryuji Utomo, bek pencetak gol kemenangan Persija seusai final itu.
Saya lebih senang mencetak sedikit gol namun menang
Seperti dikatakan Ryuji, pemain yang juga sempat membela timnas U-23 Indonesia, kemenangan 1-0 itu menjadi modal penting timnya untuk menjuarai turnamen yang dimulai sejak Mei tahun lalu itu. Trofi Piala Indonesia setidaknya bisa menjaga gengsi tim juara Liga 1 musim lalu itu. Musim lalu, mereka sempat bersaing sengit dengan PSM sebelum mengunci trofi juara Liga 1 di pekan pamungkas.
Kedua tim akan berduel kembali di laga kedua final, yaitu di markas PSM Stadion Andi Mattalata di Makassar, Minggu (28/7). Di atas kertas, Persija hanya butuh hasil imbang di laga ini untuk menjadi juara. “Saya lebih senang mencetak sedikit gol namun menang, ketimbang membuat banyak gol tetapi kalah,” ujar Pelatih Persija Julio Banuelos memuji peningkatan penampilan timnya seusai dikalahkan PS Tira Persikabo 3-5 pada laga Liga 1, pekan lalu.
Kemenangan itu tidak terlepas dari keberanian dan kejelian taktik Banuelos. Pelatih asal Spanyol itu memasukkan Utomo pada menit ke-77. Ia juga menambah penyerang, yaitu memasukkan pemain gaek, Bambang Pamungkas, delapan menit menjelang berakhirnya laga. Pergantian itu membuat tuan rumah kian agresif dalam menyerang yang berujung gol Ryuji melalui sepak pojok di menit ke-86.
Pelatih PSM Makassar Darije Kalezic mengakui Persija lebih dominan, khususnya di dalam penguasaan bola. Ia telah memperkirakan itu dan sengaja memainkan taktik yang lebih defensif, termasuk mengorbankan striker Ferdinand Sinaga. Striker senior itu tidak dimasukkannya dalam susunan pemain utama, dengan harapan dapat membawa pulang hasil imbang dari Jakarta.
Keputusan wasit
Namun, menurutnya, skenario itu digagalkan oleh keputusan wasit terkait pergantian pemain. Dalam jumpa pers seusai laga itu, Kalezic mengaku kecewa dengan putusan asisten wasit yang dianggapnya mengulur-ulur pergantian pemain sebelum terjadinya gol Ryuji itu. Ketika itu, striker PSM Muhammad Rahmat mengalami cedera dan harus minggir dari lapangan. Pemain tengah, Muhammad Arfan, telah berdiri di tepi lapangan untuk menggantikannya.
Namun, wasit tidak kunjung mengizinkan Arfan masuk lapangan meskipun sempat diteriaki Kalezic. “Gara-gara itu, kami bermain dengan sepuluh orang. Kami pun kebobolan. Padahal, sebelum kejadian itu, kami mampu mengontrol dan tidak membiarkan Persija untuk menciptakan peluang bagus. Sayang, hasil akhirnya menjadi seperti itu karena tindakan wasit,” tutur Kalezic.
Meskipun demikian, pemain PSM, Marc Klok, masih optimis timnya bisa membalas kekalahan itu pada duel kedua di Makassar. “Seusai kekalahan ini, susah memang untuk bisa juara. Namun, pekan depan, kami masih bisa merebut piala. Ini bukan arogansi. Saya hanya mencoba percaya,” tuturnya.