KNKT Mulai Investigasi Jatuhnya Pesawat Latih di Indramayu
›
KNKT Mulai Investigasi...
Iklan
KNKT Mulai Investigasi Jatuhnya Pesawat Latih di Indramayu
Komite Nasional Keselamatan Transportasi mulai menginvestigasi penyebab jatuhnya pesawat latih Cessna 172 di Sungai Rambatan Cimanuk, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dalam waktu sebulan, mereka akan membuat laporan awal terkait kecelakaan pesawat yang menyebabkan seorang awaknya meninggal dunia itu.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Komite Nasional Keselamatan Transportasi mulai menginvestigasi penyebab jatuhnya pesawat latih Cessna 172 di Sungai Rambatan Cimanuk, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dalam sebulan, mereka akan membuat laporan awal terkait kecelakaan pesawat yang menyebabkan seorang awaknya meninggal itu.
”Kami akan periksa pesawat secara keseluruhan dan mengumpulkan data dari bandara, sekolah penerbangan, dan mesin pesawat. Jadi, kami belum bisa memberikan keterangan mengapa pesawat bisa seperti ini (jatuh),” ujar investigator penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Henry P, Selasa (23/7/2019), di lokasi jatuhnya pesawat di Desa Lamarantarung, Kecamatan Cantigi.
Kami akan periksa pesawat secara keseluruhan dan mengumpulkan data dari bandara, sekolah penerbangan, dan mesin pesawat.
Menurut Henry, pihaknya masih mengecek badan pesawat yang baru selesai dievakuasi sekitar pukul 16.00, atau 24 jam setelah pesawat latih tersebut jatuh, Senin (22/7/2019). Selain dibantu penyelam, evakuasi juga menggunakan alat berat. Ratusan warga memadati area tersebut.
Saat ditarik dengan tali tambang, salah satu sayap pesawat nyaris patah. Kedua pintunya rusak. Sementara bagian depan pesawat hanya menyisakan baling-baling. Rodanya juga telah terlepas. Kaca depannya hilang. Adapun avtur pesawat bocor dan mengalir ke sungai.
”Kami belum tahu seberapa parah kerusakan pesawat. Namun, dalam sebulan, kami akan membuat laporan awal terkait fakta jatuhnya pesawat, belum ada analisisnya. Kami juga belum tahu apakah pesawat ini laik terbang atau tidak karena butuh pemeriksaan,” kata Henry.
Kami juga belum tahu apakah pesawat ini laik terbang atau tidak karena butuh pemeriksaan.
Investigasi pesawat latih itu bakal dilakukan di Bandara Cakrabhuwana, Cirebon, tempat pesawat beroperasi. Namun, menurut dia, jika dibutuhkan, pemeriksaan dapat dilanjutkan di Jakarta. ”Hasil investigasi akan diumumkan maksimal 12 bulan setelah kecelakaan,” ucapnya.
Seorang Tewas
Sebelumnya, pesawat Cessna dengan registrasi PK-WGU tersebut jatuh di Sungai Rambatan Cimanuk, Senin (22/7/2019) pukul 14.50. Lokasinya sekitar 16 kilometer dari pusat pemerintahan Indramayu. Arthur Arfa (24) berhasil diselamatkan warga. Adapun awak kapal lainnya, M Salman Alfarisi (25), warga Pasuruan, Jawa Timur, ditemukan meninggal. Salman diduga tenggelam setelah sebelumnya terseret arus sungai.
Salman ditemukan Selasa pukul 09.35 setelah 150 personel tim SAR gabungan yang terdiri dari Polres Indramayu, Ditploair Polda Jabar, Kodim 0616/Indramayu, Kantor SAR Bandung, dan masyarakat turut membantu pencarian korban. Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansah mengatakan, korban ditemukan sekitar 50 meter dari lokasi jatuhnya pesawat. Enam penyelam juga menyisir sungai tersebut.
Wakil Kepala Polres Indramayu Komisaris Fajar W Lukman mengatakan, pihaknya menyerahkan investigasi jatuhnya pesawat latih kepada KNKT. ”Kami juga akan memberikan keterangan sejumlah saksi yang sudah diperiksa kepada KNKT,” ujarnya.
Dari catatan Kompas, pesawat latih Cessna 172 pernah mendarat darurat di sawah di Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, akhir Agustus 2016. Pada Maret 2018, pesawat latih dengan kode registrasi PK RTZ jatuh di Unit Penyelenggara Bandar Udara Tunggul Wulung, Cilacap. Seorang pilot, Kolonel (Pnb) MJ Hanafie, tewas.