Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya meningkatkan ketersediaan daging sapi dengan membantu peternak lokal dalam pemasaran dan menggencarkan inseminasi buatan. Namun, swasembada daging sapi masih jauh dari harapan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya meningkatkan ketersediaan daging sapi yang saat ini bergantung dari luar daerah dan impor. Selain membantu peternak lokal dalam pemasaran, Pemprov Jabar menggencarkan inseminasi buatan. Namun, swasembada daging sapi di provinsi dengan penduduk 49 juta jiwa itu masih jauh dari harapan.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar, kebutuhan daging sapi tahun ini mencapai 193.225 ton atau setara 1.017.138 sapi. Namun, hanya 46.509 ton daging, setara 251.181 ekor sapi, yang bisa dipenuhi oleh peternak lokal. Sebanyak 43.340 ton atau setara 228.100 ekor sapi berasal dari proses penggemukan sapi di Jabar.
Adapun 13.225 ton atau setara 69.605 ekor sapi didatangkan dari peternak di Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, hingga Sulawesi Selatan. Kebutuhan sisanya, 93.196 ton daging, diimpor dari negara lain, seperti Australia dan Selandia Baru.
”Saat ini, sekitar 45 persen kebutuhan daging sapi Jabar sudah berasal dari peternak lokal dan penggemukan sapi setempat. Jika setiap tahun ada bibit baru minimal 60.000 ekor sapi betina, Jabar bisa swasembada daging sapi tahun 2024,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar Koesmayadi Tatang kepada Kompas di sela-sela Kontes Ternak Sapi Jabar, Selasa (23/7/2019), di Kabupaten Indramayu, Jabar.
Jika setiap tahun ada bibit baru minimal 60.000 ekor sapi betina, Jabar bisa swasembada daging sapi tahun 2024.
Koesmayadi mengakui, target swasembada daging sapi tersebut sulit dicapai. ”Jika satu ekor sapi seharga Rp 20 juta, untuk 60.000 bibit baru dibutuhkan lebih dari Rp 1 triliun. APBD Jabar tidak akan sanggup. Kami berupaya berkolaborasi dengan pihak swasta untuk meningkatkan ketersediaan daging sapi,” ujarnya.
Kepala Bidang Produksi Peternakan DKPP Jabar Ida Rosana menambahkan, bibit baru sekitar 60.000 ekor sapi betina itu diharapkan dapat dikembangbiakkan dan melahirkan bibit baru. Namun, menurut dia, di lapangan, peternak menjual sapi betina yang sudah dewasa. Akhirnya, target 60.000 bibit baru sapi betina setiap tahun sulit terwujud.
Di sisi lain, jumlah penduduk di Jabar tahun ini diprediksi sebanyak 49,3 juta jiwa. ”Kebutuhan daging sapi per tahun meningkat 5 hingga 10 persen. Akan tetapi, ketersediaan daging sapi di Jabar masih bergantung daerah lain dan impor,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mendorong peternak lokal untuk terus meningkatkan produksinya. Salah satunya dengan mengadakan Kontes Ternak Sapi Jabar. Kontes itu juga menjadi ajang bagi peternak lokal memasarkan ternak terbaiknya.
Pihaknya juga menggencarkan inseminasi buatan di sejumlah daerah di Jabar. Tahun ini, ditargetkan sekitar 130.000 ekor sapi mendapatkan inseminasi buatan. Asumsinya, sekitar 91.000 ekor sapi bunting dengan program itu. Dengan begitu akan lahir 63.700 bibit sapi baru.
Namun, menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Indramayu Joko Pramono, pihaknya terkendala minimnya inseminator. Di 31 kecamatan di Indramayu, saat ini hanya ada 8 inseminator. ”Padahal, idealnya, satu kecamatan satu inseminator. Akhirnya, inseminasi tidak berjalan lancar. Apalagi, masa birahi sapi hanya 14 jam,” ujarnya.
Dengan lahan sawah 114.000 hektar, pakan sapi melimpah di sentra padi itu.
Saat ini, populasi sapi di Indramayu sekitar 10.500 ekor. Jumlah itu hanya mampu memenuhi 20 persen kebutuhan daging sapi penduduk setempat. Padahal, dengan lahan sawah 114.000 hektar, pakan sapi melimpah di sentra padi itu. ”Kami juga punya lahan tebu yang dapat menjadi pakan sapi. Ampas tahu juga ada di Kuningan, tidak jauh dari Indramayu,” kata Joko.
Pian (26), peternak asal Purwakarta, mengatakan, saat ini, salah satu komponen biaya yang besar dalam beternak sapi adalah pakan, seperti konsentrat dan ampas tahu. ”Satu hari butuh Rp 50.000 per ekor. Bayangkan (berapa biayanya) untuk membesarkan satu ekor sapi selama setahun,” ucap Pian.