Dominasi Partai Golkar di Kalsel Belum Terpatahkan
›
Dominasi Partai Golkar di...
Iklan
Dominasi Partai Golkar di Kalsel Belum Terpatahkan
Partai Golkar masih mendominasi perolehan kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan periode 2019-2024. Dominasi partai berlambang pohon beringin itu masih belum terpatahkan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Partai Golkar masih mendominasi perolehan kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan periode 2019-2024. Dominasi partai berlambang pohon beringin itu masih belum terpatahkan.
Berdasarkan hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum Kalsel untuk penyelenggaraan Pemilu 2019, sebanyak 55 kursi DPRD Kalsel diraih 10 partai politik, yaitu Golkar (12 kursi), PDI-P (8), Gerindra (8), dan PAN (6). Di belakangnya, ada PKS (5), PKB (5), Nasdem (4), PPP (3), Demokrat (3), dan Hanura (1).
Sudah lebih dari satu dekade Partai Golkar di Kalsel selalu berhasil meraih kursi terbanyak di DPRD Kalsel. Pada Pemilu 2004, Partai Golkar meraih 13 kursi, kemudian meraih 10 kursi pada Pemilu 2009, dan meraih 13 kursi pada Pemilu 2014.
Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lambung Mangkurat, Mahyuni, mengatakan, dominasi Partai Golkar di Kalsel sulit dipatahkan. Partai berlambang pohon beringin tersebut sudah sangat mengakar di tanah Banjar.
”Secara historis, Golkar di Kalsel memang sudah besar. Mereka juga tetap mampu membina basis dukungan di tataran akar rumput,” kata Mahyuni di Banjarmasin, Rabu (24/7/2019).
Selain itu, jika ditinjau dari teori modalitas, menurut Mahyuni, kader-kader yang diusung Partai Golkar memiliki tiga hal utama, yaitu modal politik, ekonomi, dan sosial. Tiga modal tersebut dimiliki karena beberapa kepala daerah di Kalsel juga berlatar belakang politisi Partai Golkar.
”Meskipun Kalsel termasuk daerah agamis dan basisnya Islam, partai nasionalis seperti Golkar justru kuat. Itu karena banyak tokoh agama Islam berada di belakang partai tersebut,” ujar mantan Ketua Badan Pengawas Pemilu Kalsel itu.
Mahyuni menuturkan, tingginya tingkat keterpilihan Partai Golkar dan partai nasionalis lainnya, seperti PDI-P dan Gerindra, juga tidak lepas dari kuatnya modal partai secara finansial. Mereka bisa masuk ke daerah pelosok untuk menjangkau masyarakat yang masih cenderung berpikir pragmatis.
Sebagian masyarakat menjatuhkan pilihan dengan berpikir apa yang bisa saya dapatkan hari ini. Mereka tidak berpikir apa yang akan terjadi dalam lima tahun ke depan dengan pilihannya tersebut
”Sebagian masyarakat menjatuhkan pilihan dengan berpikir apa yang bisa saya dapatkan hari ini. Mereka tidak berpikir apa yang akan terjadi dalam lima tahun ke depan dengan pilihannya tersebut,” tuturnya.
Ketua KPU Provinsi Kalsel Sarmuji mengatakan, hasil perolehan kursi partai politik dan calon terpilih anggota DPRD Provinsi Kalsel dalam penyelenggaraan Pemilu 2019 belum ditetapkan secara resmi karena masih ada gugatan dari Partai Berkarya. Namun, hasilnya dipastikan tidak akan berubah.
Menurut Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kalsel, apa pun hasil Pemilu 2019, kemenangan sejati adalah milik rakyat. Pemilu menunjukkan, kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat. Nilai-nilai demokrasi yang penting dari pemilu itu menunjukkan bahwa pemerintah adalah dari, oleh, dan untuk rakyat.
”Untuk itu, saya berharap semua pengurus partai politik serta calon anggota legislatif terpilih dapat memegang komitmen dan amanah rakyat. Teruslah perjuangkan apa yang menjadi kepentingan rakyat,” kata Sahbirin.