Parpol Ditantang Merawat Demokrasi di Tengah Ancaman Intoleransi
›
Parpol Ditantang Merawat...
Iklan
Parpol Ditantang Merawat Demokrasi di Tengah Ancaman Intoleransi
Oleh
Aditya Diveranta/Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kehadiran partai politik diharapkan dapat mendukung bangsa untuk menggapai kemakmuran serta keadilan bagi seluruh warga. Hal itu menjadi kebutuhan di era demokrasi kini, di tengah maraknya berbagai permasalahan bangsa mulai dari konflik perpecahan hingga soal kesejahteraan warga.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam perhelatan Hari Lahir ke-21 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), di kantor Dewan Pimpinan Pusat PKB, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2019) malam menyampaikan, saat ini tantangan utama partai politik adalah harus bisa merawat demokrasi di tengah ancaman perpecahan bangsa akibat kontestasi politik. Dalam pidatonya, Kalla menyampaikan bahwa partai politik saat ini mengahadapi tuntutan yang berbeda dibanding zaman perjuangan kemerdekaan dulu.
Menurut dia, kini partai politik menghadapi tantangan untuk turut merawat demokrasi. Apalagi di tengah maraknya isu intoleransi yang tumbuh di masyarakat saat ini.
"Di era keterbukaan dan otonomi daerah, tantangan untuk merawat demokrasi semakin nyata. Dukungan PKB dalam hal ini diperlukan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu bagaimana bangsa ini maju dan berkembang secara adil. Tahap demi tahap, tujuan ini harus kita capai," kata Kalla saat memberikan pidatonya, Selasa malam.
Dalam kesempatan itu, Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama Said Aqil Siroj juga menyampaikan, intoleransi terhadap perbedaan suku dan agama masih menjadi satu permasalahan di Indonesia. Ia mengharapkan agar PKB turut merawat sikap toleransi, karena Indonesia adalah negara yang demokratis.
Said mengatakan, masyarakat perlu mengenal bahwa sejak dulu Indonesia memang terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Maka itu, sesama warga Indonesia sebaiknya tidak saling membenci hanya karena saling berbeda.
"Sejak dulu Indonesia lahir dengan bermacam latar belakang suku dan agama. Tuhan menciptakan kita berbeda aagama dan suku agar kita bisa saling melengkapi," ucapnya.
Di era keterbukaan dan otonomi daerah, tantangan untuk merawat demokrasi semakin nyata. Dukungan PKB dalam hal ini diperlukan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu bagaimana bangsa ini maju dan berkembang secara adil
Menurut Said, selama tidak bertentangan dengan syariat Islam, umat muslim perlu menghargai berbagai budaya di Indonesia. "Misalkan, ada tradisi ziarah kubur, halalbihalal, tingkeban, dan sebagainya, adalah percampuran budaya yang hanya terjadi di Indonesia dan harus kita sikapi dengan hormat," ujar Said.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyampaikan, dari sejarah kelahiran PKB hingga hari ini, pihaknya selalu berusaha untuk konsisten dalam mengawal nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, keadilan, dan demokrasi. Ia menyebutkan, PKB juga berusaha konsisten dalam mengawal nilai-nilai keislaman yang memberi rahmat bagi semua (rahmatan lil alamin).
"Insyaallah, kita akan terus mengawal ideologi perjuangan ini dalam berbagai level, baik di tingkat pemerintahan, legislatif, masyarakat, maupun seluruh komponen bangsa," kata Muhaimin dalam pidato perayaan ulang tahun PKB tersebut.
Ia mengatakan, perhelatan Harlah PKB kali ini turut mengambil filosofi binatang lebah. Mengutip surah An-Nahl dalam ayat Al-Quran, ia menyebut bahwa lebah merupakan binatang yang selalu memberi manfaat bagi alam dan manusia. Begitupun dengan PKB, ia berharap agar partai ini terus memberi manfaat bagi bangsa dan masyarakat.
"Kita berhrap di usia ini PKB benar-benar bermanfaat, memberikan solusi, serta menjadi obat bagi bangsa. Akan tetapi, lebah juga dapat berbahayabila diganggu, karena ia bisa menyengat," kata Muhaimin.
Harlah ke-21 PKB ditutup dengan penampilan dari penyanyi campursari Didi Kempot. Diiringi ratusan penonton, Didi membawakan sejumlah lagu yang digandrungi penonton. Beberapa lagu itu antara lain Bojo Galak, Stasiun Balapan, dan Cidro.
Saat Didi tampil, Muhaimin ikut menyanyikan beberapa lagu bersama Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri. Adapun perayaan tersebut ramai dan penuh sesak karena penampilan Didi Kempot yang sedang digemari kalangan pemuda.