IMF Revisi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,2 Persen
›
IMF Revisi Pertumbuhan Ekonomi...
Iklan
IMF Revisi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,2 Persen
Pertumbuhan perdagangan dunia, yang erat kaitannya dengan investasi, melambat signifikan pada triwulan I-2019. Pertumbuhan perdagangan dunia yang melambat menjadi 0,5 persen secara tahunan itu merupakan pertumbuhan terendah sejak 2012.
Oleh
dewi indriastuti
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk kedua kalinya tahun ini Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2019. Dalam World Economic Outlook yang disampaikan Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath di Santiago, Chile, disebutkan, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 3,2 persen.
Angka ini lebih rendah 0,1 persen dibandingkan dengan proyeksi IMF pada April 2019, yakni 3,3 persen. Proyeksi April itu sudah merevisi proyeksi yang dirilis pada Januari 2019, yakni 3,5 persen.
IMF juga merevisi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2020 dari semula 3,6 persen (proyeksi April 2019) menjadi 3,5 persen.
”Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan membaik antara 2019 dan 2020,” kata Gita, Selasa (23/7/2019) waktu setempat.
Lebih lanjut ia menyebutkan, pertumbuhan perdagangan dunia, yang erat kaitannya dengan investasi, melambat signifikan pada triwulan I-2019. Pertumbuhan perdagangan dunia yang melambat menjadi 0,5 persen secara tahunan itu merupakan pertumbuhan terendah sejak 2012.
”Di sisi lain, sektor jasa bergerak naik dan sentimen konsumsi kuat. Hal ini seiring dengan angka pengangguran yang menyentuh rekor terendah dan peningkatan gaji atau upah di sejumlah negara,” lanjutnya.
Dalam siaran persnya, pekan lalu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menyampaikan, ketegangan hubungan dagang yang berlanjut antara Amerika Serikat dan China menekan volume perdagangan dunia. Selanjutnya, hal ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
”Ekonomi global yang melemah pada gilirannya makin menekan harga komoditas, termasuk harga minyak,” ujar Onny.
Dalam Rapat Dewan Gubernur BI, pekan lalu, diputuskan untuk menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,75 persen.
Dalam kesempatan terpisah, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4 persen.