Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri memberi lampu hijau untuk bekerja sama dengan Prabowo dan Gerindra selama periode kedua pemerintahan Joko Widodo, 2019-2024. Namun keputusan akhir terkait koalisi ada di tangan Jokowi selaku pemegang hak prerogatif.
Oleh
Agnes Theodora
·3 menit baca
JAKARTA,KOMPAS - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyepakati untuk menyudahi perbedaan sikap dan pendapat selama Pemilu 2019. Megawati menyebutkan tidak ada koalisi dan oposisi dalam sistem politik Indonesia dan memberi lampu hijau untuk bekerja sama dengan Prabowo dan Gerindra.
Usai pertemuan Prabowo dan Megawati di kediaman Megawati, di Jakarta, Rabu (24/7/2019), Prabowo dan Megawati menyampaikan pernyataan pers bersama. Keduanya memberi sinyalemen menjajaki peluang bekerja sama meskipun berbeda sikap politik saat Pemilu 2019.
Megawati mengatakan, perbedaan pendapat adalah hal biasa dalam politik. Sebagaimana diketahui, Gerindra dan PDI-P telah berseberangan sikap politik sejak pasca Pemilu 2014 ketika Megawati memutuskan mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden, bukan berkoalisi dengan Gerindra dan mengusung Prabowo. Pada Pemilu 2019, keduanya juga berseberangan sikap politik.
"Kenapa harus diteruskan, mari kita rukun kembali menjadi sahabat untuk kepentingan bangsa dan negara," ujarnya.
Terkait peluang bekerja sama dengan Gerindra selama periode kedua pemerintahan Joko Widodo, 2019-2024, Megawati menegaskan bahwa sistem ketatanegaraan dan politik Indonesia tidak mengenal istilah koalisi dan oposisi.
"Tidak ada koalisi, tidak ada oposisi dalam sistem ketatanegaraan kita. Kalau berbeda hanya karena pilihan, monggo. Sehingga yang namanya dialog sangat diperlukan," katanya.Untuk itu, Megawati pun mendorong Prabowo bertemu kembali dengan Jokowi. Megawati juga menyatakan bersedia menjembatani pertemuan Jokowi kembali dengan Prabowo untuk membicarakan peluang kerja sama ke depan.
Namun dia menegaskan keputusan akhir terkait koalisi ada di tangan Jokowi selaku pemegang hak prerogatif.
"Mas Bowo (Prabowo) ingin bertemu dengan Presiden. Kalau memang saya diminta untuk bisa menyampaikan, akan saya sampaikan. Tetapi, kalau Mas Bowo sebaiknya menurut saya ngomong sendiri saja ke Pak Jokowi, pasti akan diterima beliau dengan baik," katanya.
Sebagai gestur membuka diri, Megawati juga mengundang Prabowo untuk hadir di Kongres PDI-Perjuangan pada 8-10 Agustus 2019, di Bali.
Prabowo juga menyatakan siap untuk mengakhiri berbagai perbedaan pendapat politik selama ini. "Saya kadang-kadang berbeda dalam beberapa sikap politik yang tidak prinsip. Kalau ada perbedaan itu biasa, di ujungnya kita selalu ingin melanjutkan menyambung tali persaudaraan dan hubungan yang rukun serta hubungan yang baik," kata Prabowo.
Dalam kesempatan itu, dia juga sempat mengucapkan terima kasih pada Megawati yang sudah menyiapkan makan siang untuknya. Ia juga secara tidak langsung mengundang Megawati untuk berkunjung ke kediamannya di Hambalang, Jawa Barat.
"Tadi Ibu Mega memenuhi janjinya dan memasak nasi goreng untuk kami, luar biasa nasi gorengnya, saya sampai nambah. Padahal, beliau mengingatkan saya sudah terlalu gemuk," kata Prabowo lalu tertawa bersama-sama Megawati.