KAIRO, KOMPAS -- Situasi di Teluk Persia berubah cepat setelah Garda Revolusi Iran menahan kapal tanker Inggris, Stena Imperio, di dekat Selat Hormuz, Jumat pekan lalu. Hampir bisa dipastikan aksi Iran menahan kapal tanker Inggris itu adalah balasan atas penahanan tanker Iran, Grace 1, oleh Inggris di Gibraltar, 4 Juli lalu.
Aksi Garda Revolusi Iran itu memicu kekhawatiran bahwa keamanan dan kebebasan pelayaran di Teluk Persia terancam. Kekhawatiran itu kini membuat Eropa—yang pasokan energinya bergantung pada keamanan Teluk Persia—galau.
Melihat perkembangan itu, Irak dan Kesultanan Oman bergegas melakukan mediasi antara Iran dan Inggris untuk meredakan ketegangan di Teluk Persia yang cenderung meningkat.
PM Irak Adil Abdul Mahdi, dalam temu pers di Baghdad, Rabu (24/7/2019), mengakui, misi utama kunjungan mendadak ke Teheran pada Senin lalu adalah memediasi Iran-Inggris dalam upaya meredakan ketegangan di Teluk Persia.
PM Irak mengungkapkan, dirinya telah berbicara secara khusus dengan Presiden Hassan Rouhani terkait solusi penahanan tanker Inggris oleh pasukan Garda Revolusi, Jumat pekan lalu. Menurut televisi Al Jazeera, PM Irak sedang merundingkan formula pembebasan Stena Impero dengan imbalan Inggris membebaskan kapal tanker Iran, Grace 1.
Pada Sabtu (27/7), Menlu Oman Yusuf bin Alawi disebutkan akan mengunjungi Teheran. Oman telah menyerukan agar Iran segera membebaskan Stena Impero.
Oman memiliki hubungan baik dengan Iran, Inggris, dan AS. Oman berjasa menjadi mediator AS-Iran sehingga kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 tercapai. Muskat, ibu kota Oman, menjadi tempat perundingan rahasia AS-Iran menjelang tercapainya kesepakatan itu.
Di sisi lain, Eropa berniat membentuk koalisi maritim dibawah komando Inggris-Perancis agar kasus Stena Imperio tidak terulang. Italia, Jerman, dan Spanyol sudah menyatakan mendukung pembentukan koalisi maritim Eropa itu.
Wakil Menlu Iran Abbas Araghchi, Rabu, bergegas ke Paris untuk menemui Menlu Perancis Jean-Yves Le Drian. Al Jazeera mengatakan, Araghchi, melalui Perancis, meminta agar Eropa mengurungkan niat mereka. Iran menjamin keamanan dan kebebasan jalur Teluk Persia.