Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (26/7/2019), menembus Rp 100.000 per kilogram. Harga ini telah melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan harga normal.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (26/7/2019), menembus Rp 100.000 per kilogram. Harga ini telah melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan harga normal. Tingginya harga membuat pedagang enggan menyediakan komoditas itu dalam jumlah besar karena takut tak laku.
Berdasarkan pemantauan Kompas di Pasar Juma’ah dan Pasar Rebo Nagri Kidul, Purwakarta, sejumlah pembeli cabai rawit merah hanya membeli dalam kisaran 1 hingga 5 ons. Reni (43), pedagang Pasar Juma’ah, mengemukakan, rata-rata pembeli yang mampir ke lapaknya hanya membeli cabai rawit paling banyak setengah kilogram (kg).
Cabai rawit merah di lapak Reni masih tersisa 1,5 kg dari persediaan 2 kg pada hari itu. Cabai rawit merah dijualnya Rp 90.000 per kg. ”Modal kulakan besar, tetapi barang belum tentu laku. Jadi, sedia secukupnya saja,” ucapnya.
Kalau kebanyakan (persediaan), nanti layu. Hingga siang ini, baru terjual 5 ons.
Menurut Taufik (35), pedagang di blok tengah Pasar Rebo, Jakarta, harga cabai rawit merah melonjak dari sekitar Rp 60.000 per kg pada minggu lalu menjadi Rp 100.000 per kg pada minggu ini. Harga cabai rawit merah mulai merangkak naik sejak dua minggu lalu dari harga normal Rp 40.000 per kg.
Karena itu, ia juga hanya menyiapkan 2 kg cabai rawit merah dari biasanya 5 kg. Kelangkaan cabai rawit merah dinilainya menjadi faktor kenaikan harga. Ia pun tidak berani mengambil risiko dagangannya tidak laku. ”Kalau kebanyakan (persediaan), nanti layu. Hingga siang ini, baru terjual 5 ons,” ujar Taufik.
Hal senada dikeluhkan pedagang lainnya, Erni (45). Ia hanya mampu menyiapkan stok 3 kg. Biasanya, ia menyediakan 6 kg cabai rawit merah untuk dua hari. Menurut dia, pasokan mulai berkurang dari Pasar Induk Cikopo sehingga menyebabkan melambungnya harga.
Melambungnya harga cabai dikeluhkan sejumlah pembeli. Salah satunya Nur (61), warga Nagri Kaler, Purwakarta. ”Harga cabai rawit ’pedas’ sekali belakangan ini. Padahal, pedasnya cabai rawit tidak bisa digantikan,” katanya.
Uman (37), pemilik warung nasi, menyiasati penggunaan cabai rawit dengan menambahkan cabai merah keriting dan tomat. Saat harga normal, ia mampu menghabiskan 1 kg cabai rawit merah sehari. Namun, kini, ia mengurangi pembelian menjadi hanya sekitar setengah kg.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Purwakarta Kabupaten Purwakarta Karliati Juanda mengatakan, terdapat sejumlah hal yang memicu kenaikan harga cabai rawit merah, di antaranya pasokan dari luar daerah masih minim dan gagal panen yang disebabkan hama atau kemarau.
Purwakarta mendapatkan pasokan cabai rawit merah dari daerah Lembang dan Garut. ”Kurangnya hasil panen menyebabkan terbatasnya jumlah komoditas itu. Akibatnya, harga menjadi melonjak,” kata Karliati.