Pemerintah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah membentuk posko mitigasi bencana kekeringan di Kabupaten Brebes untuk mencegah perluasan dampak kekeringan. Posko tersebut didirikan di hampir setiap kecamatan se-Kabupaten Brebes.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS -- Pemerintah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah membentuk posko mitigasi bencana kekeringan di Kabupaten Brebes untuk mencegah perluasan dampak kekeringan. Posko tersebut didirikan di hampir setiap kecamatan se-Kabupaten Brebes.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes Yuliana Hendrawati mengatakan, dari total 17 kecamatan, sebanyak 11 kecamatan di antaranya memiliki posko mitigasi. Posko tersebut bisa digunakan sebagai tempat berkoordinasi bagi para petani dan perwakilan pemerintah untuk mencegah dan mengatasi kekeringan.
"Petani bisa berkoordinasi dengan petugas di lapangan jika lahan mereka terdampak kekeringan. Nanti, petugas akan membantu memberikan solusi supaya lahan-lahan pertanian yang terdampak kekeringan bisa tetap dioptimalkan dan tidak puso," ucap Yulia, Jumat (26/7/2019) di Brebes.
Menurut Yulia, solusi yang bisa diajukan antara lain, pompanisasi air dari sumber-sumber air yang masih tersisa, irigasi air tanah dangkal, dan penggunaan bibit padi yang tidak membutuhkan air dalam jumlah besar seperti padi gogo.
Di posko mitigasi bencana kekeringan Kecamatan Losari misalnya, kebanyakan solusi bagi petani agar tidak gagal panen, adalah membangun instalasi perpipaan untuk mengalirkan air yang dipompa dari Sungai Cisanggarung. Dengan cara itu, petugas di posko mitigasi bisa menyelamatkan sekitar 90 hektar lahan yang sudah hampir kekeringan.
"Setiap hari, kami menempatkan beberapa petugas untuk menjaga pompa air. Air di Sungai Cisanggarung ini sering kali asin, jadi harus rajin dicek. Kalau airnya sedang asin, alirannya kami hentikan," kata Penanggungjawab Posko Mitigasi Bencana Kekeringan Kecamatan Losari, Mulyadi.
Mulyadi menambahkan, Losari merupakan daerah pesisir yang aliran airnya sering asin karena terlimpas air laut. Padahal, air asin bisa membuat tanaman rusak. Untuk itu, petugas melarang petani nekat memanfaatkan air asin.
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes mencatat, luasan lahan tanam di Kabupaten Brebes per 25 Juli 2019 adalah 20.410 hektar (ha). Dari jumlah tersebut, 1.953 ha dilanda kekeringan dengan kategori ringan, sedang, dan berat. Adapun luasan lahan tanam yang puso seluas 371 ha. Jika mitigasi tidak dilakukan, lahan tanam yang terdampak kekeringan diprediksi bisa meluas hingga 3.000 ha.
Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, pembentukan posko mitigasi bencana kekeringan merupakan salah satu bukti kehadiran negara untuk membantu masyarakat. Dia berharap, selain pompanisasi air, irigasi air tanah dangkal, dan penggunaan bibit padi tahan kering, petugas bisa terus memonitor ketersediaan air di waduk dan bendungan.
"Ketersediaan air di waduk dan bendungan harus terus dimonitor. Pompa-pompa air ilegal di sepanjang saluran irigasi utama juga harus ditertibkan," tutur Idza. Dia juga mengimbau para petani yang tanamannya diikustertakan dalam Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk segera melakukan pengajuan ganti rugi jika dilanda puso.