Kinerja Wall Street Tekan Bursa Asia di Akhir Pekan
›
Kinerja Wall Street Tekan...
Iklan
Kinerja Wall Street Tekan Bursa Asia di Akhir Pekan
Harga saham di bursa-bursa saham Asia berada pada level yang sedikit lebih rendah, Jumat (26/7/2019), akibat tertekan sentimen laporan pendapatan yang variatif oleh perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT — Harga saham di bursa-bursa saham Asia berada pada level yang sedikit lebih rendah, Jumat (26/7/2019), akibat tertekan sentimen laporan pendapatan yang variatif oleh perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.
Mata uang euro bertahan di atas level terendahnya dalam kurun waktu dua tahun setelah Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga stabil meskipun para pejabat bank itu memastikan pemotongan suku bunga pada bulan September.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,15 persen, sementara Indeks Nikkei Jepang turun 0,3 persen.
Bursa saham Wall Street jatuh dari rekor tertinggi pada hari Kamis, sedangkan Indeks S&P 500 kehilangan 0,53 persen. Penurunan itu terjadi menyusul turunnya hasil kinerja triwulanan pada sejumlah perusahaan, termasuk Ford Motor.
Beberapa perusahaan yang mengumumkan hasil mereka setelah pasar tutup pada Kamis umumnya di atas proyeksi pasar. Saham mereka berpeluang naik. Induk Google Alphabet naik 8,4 persen, Intel Corp 5,6 persen, dan Starbucks 6,4 persen. Saham Amazon turun 1,7 persen karena turunnya laba pertama mereka dalam dua tahun.
”Beberapa pembuat barang modal telah melaporkan laba yang melunak, tetapi sebaliknya pendapatan AS umumnya baik, sebagian karena investor telah menurunkan harapan mereka,” kata Hitoshi Asaoka, ahli strategi senior di Asset Management One.
”Namun, dengan harga saham AS sudah di level pencapaian rekor, kenaikan lebih lanjut kemungkinan akan terbatas kecuali kita melihat tanda-tanda pemulihan permintaan global yang lebih jelas,” ujarnya lebih lanjut.
Reli di pasar surat utang mulai turun dayanya setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi memperingatkan tentang pilihan-pilihan kebijakan yang terlalu cepat, sekalipun dirinya juga menyiratkan peluang dilakukannya pelonggaran moneter ke depan.
Pejabat ECB mengatakan kepada kantor berita Reuters setelah pertemuan bahwa penurunan suku bunga pada bulan September tampaknya pasti. Adapun pembelian surat utang pemerintah dan pesan kebijakan yang diubah juga mungkin untuk dilakukan.
Imbal hasil surat utang Pemerintah Jerman dengan tenor 10 tahun awalnya mencapai rekor terendah di level minus 0,463 persen, tetapi lalu mengakhiri hari dengan kenaikan sedikit pada level minus 0,407 persen. Imbal hasil US Treasury 10 tahun juga naik 3 basis poin menjadi 2,079 persen pada Kamis dan diperdagangkan pada 2,107 persen pada sesi berikutnya.
Pesanan baru untuk barang-barang modal utama AS yang melonjak pada bulan Juni turut membantu membendung penurunan surat utang. Data terbaru itu menunjukkan adanya beberapa peningkatan dalam investasi bisnis di AS.
Di pasar mata uang, euro bangkit kembali ke level 1,11465 per dollar AS pada perdagangan Asia. Euro sempat merosot ke level 1,1101 per dollar AS pada Kamis, level terendah sejak Mei 2017. Sementara itu, nilai tukar yen sedikit berubah terhadap dollar AS, yakni diperdagangkan di level 108,67 yen per dollar AS.
Di pasar komoditas, harga minyak bertahan akibat meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran dan penurunan besar dalam stok minyak mentah AS. Kenaikan harga minyak ikut tertahan akibat kekhawatiran melambatnya pertumbuhan di negara-negara ekonomi raksasa seperti AS dan China. Minyak mentah AS naik 0,09 persen menjadi 56,07 dollar AS per barel. (REUTERS)