Warga Desa Sukowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dilatih mengubah singkong menjadi aneka makanan ala perkotaan, seperti cake dan brownies. Para perempuan desa itu diajak memanfaatkan produk di sekitar mereka menjadi produk bernilai jual tinggi.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Warga Desa Sukowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dilatih mengubah singkong menjadi aneka makanan ala perkotaan, seperti cake dan brownies. Para perempuan desa itu diajak memanfaatkan produk di sekitar mereka menjadi produk bernilai jual tinggi. Desa Kalipare merupakan salah satu sentra produksi singkong.
Pelatihan oleh Bidang Pelatihan dan Produktivitas Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang digelar selama lima hari sejak Senin (22/7/2019) hingga Jumat (26/7/2019). Fokus pelatihan adalah mengolah singkong menjadi modified cassava flour (mocaf). Selanjutnya, mocaf diolah menjadi aneka makanan, seperti cake dan brownies.
Kegiatan itu menghadirkan para pengusaha di bidang industri tepung singkong, seperti produsen mocaf dan pebisnis kuliner berbahan dasar mocaf.
Setelah pelatihan ini akhirnya kami tahu, ternyata cara membuat tepung singkong cukup mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Tepung kemudian bisa diolah menjadi aneka kue.
Ia mengatakan, selama pelatihan ia diajari membuat tepung singkong secara baik. Mereka diajarkan mulai dengan menyortir singkong terlebih dulu karena tepung mocaf harus berasal dari bahan baku singkong berkualitas baik.
Berikutnya, singkong dikupas dan dicuci hingga bersih. Setelah itu, singkong diparut dan direndam dengan air bersih yang sudah diberi enzim khusus untuk mocaf. Perendaman dilakukan selama semalam.
”Singkong yang sudah direndam kemudian disaring dan dijemur hingga kering, untuk selanjutnya dihaluskan dan diayak menjadi tepung mocaf siap pakai,” kata Marlin.
Setelah mengetahui teknik dasar membuat mocaf, peserta yang di antaranya mantan buruh migran diajari mengolah mocaf menjadi makanan dengan daya jual tinggi. Produk itu adalah aneka cake, brownies, dan kue kering.
Sebenarnya cara membuat aneka kue ini tidak jauh berbeda dengan menggunakan tepung biasa. Namun, bedanya makanan berbahan mocaf lebih sehat karena bebas gluten,” kata Shinta, pelatih pengolahan mocaf.
Shinta mengatakan, harga jual brownies olahan dari bahan mocaf memiliki nilai jual yang tinggi, yakni bisa mencapai Rp 25.000 per kotak. Sementara harga jual singkong yang dijual begitu saja harganya di bawah Rp 3.000 per kilogram.
Demikian juga jika yang dijual produk tepung mocaf, tambah Shinta, harganya Rp 14.000 per 500 gram. Sementara untuk memproduksi tepung mocaf kering 0,75 kg butuh bahan bahan baku singkong 2 kg.
Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Disnaker Kabupaten Malang Mochamad Yekti Pracoyo menjelaskan, pelatihan tersebut memang masih dilakukan di satu desa. Namun, menurut rencana, ke depan pelatihan yang sama bisa dilakukan di sentra penghasil singkong lainnya di Kabupaten Malang.
”Kami melihat potensi singkong melimpah di beberapa desa di Kabupaten Malang. Sayang jika itu tidak diangkat menjadi produk unggulan desa,” kata Yekti.
Pihaknya saat ini tidak hanya berhenti sebatas memberi pelatihan. Namun, saat ini disnaker bersama instansi lain akan mengawal produk masyarakat desa itu hingga pemasaran.
Dalam hal pendanaan pun, kami menghadirkan Bank Jatim. Bank Jatim sengaja kami hadirkan untuk memberikan pengetahuan mengenai akses permodalan.
Selain itu, juga hadir rekan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Harapannya, dengan keterlibatan instansi tersebut, produk buatan warga desa ini bisa termonitor hingga bisa masuk dan diterima di pasar.