Harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merosot 1,52 persen ke level Rp 390 per saham pada perdagangan Jumat (26/7/2019). Anjloknya saham Garuda terjadi seiring dengan penyajian ulang laporan keuangan 2018, sesuai permintaan otoritas bursa.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merosot 1,52 persen ke level Rp 390 per saham pada perdagangan Jumat (26/7/2019). Anjloknya saham Garuda terjadi seiring dengan penyajian ulang laporan keuangan 2018, sesuai permintaan otoritas bursa.
Dalam materi paparan publik insidentil (public expose incidentil) yang diunggah pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda Indonesia tercatat mengalami kerugian tahun berjalan 175 juta dollar AS. Padahal, dalam laporan keuangan sebelumnya, Garuda mengantongi laba tahun berjalan senilai 5 juta dollar AS.
Adapun untuk laporan keuangan triwulan I-2019, pos aset pajak tangguhan berubah dari 43,5 juta dollar AS menjadi 105,3 juta dollar AS. Hal ini membuat total aset Garuda Indonesia pada triwulan I-2019 mengecil menjadi 4,33 miliar dollar AS dari laporan sebelumnya 4,53 miliar dollar AS.
Selama sepekan terakhir, harga saham Garuda Indonesia terkoreksi hingga 1,5 persen. Saham maskapai pelat merah ini hanya sempat berada di zona hijau pada perdagangan Kamis kemarin.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, manajemen Garuda Indonesia harus melakukan tindakan penting untuk meyakinkan investor. Perseroan mesti menunjukkan keseriusan dalam membenahi kinerja mereka yang terus menjadi sorotan publik sepanjang tahun ini.
”Bila investor tidak melihat langkah-langkah atau aksi korporasi yang konkret dari upaya pembenahan manajemen, bisa saja investor hengkang,” ujarnya saat dihubungi, Jumat.
Hans menyebutkan, salah satu upaya mendongkrak investor adalah dengan menunjukkan kinerja yang positif seperti meningkatkan laba perusahaan di sepanjang sisa tahun 2019.
”Selain menunjukkan kinerja positif seperti memanfaatkan kenaikan harga tiket untuk laba perusahaan, Garuda Indonesia juga perlu memperbaiki citra perusahaan,” kata Hans.