Walau industri sepak bola saat ini bergelimang uang, tak selamanya godaan materi itu menarik bagi pemain sepak bola. Daniele De Rossi, salah satunya. Dia tak menggadaikan kecintaannya pada sepak bola demi gelimang materi. Filosofi hidup itu dijalani oleh legenda sepak bola Italia dan AS Roma tersebut, hingga ia memilih bergabung dengan klub Argentina, Boca Juniors. Ia ingin menikmati indahnya sepak bola hingga pengunjung karier.
”Saya tidak ingin berhenti bermain dengan penyesalan karena tidak pernah memakai baju Boca Juniors,” ujar gelandang bertahan kelahiran Roma, 24 Juli 1983 itu dikutip oleh The Guardian, Kamis (25/7/2019).
Itu tidak adil bagi saya jika saya dipaksa berhenti sekarang
Separuh hidup De Rossi dihabiskan di Kamp Trigoria, markas latihan AS Roma. Ia menghabiskan masa akademi di klub berjuluk Il Lupi itu 2000-2001 dan berlanjut ke tim senior 2001-2019. Sayang, para pemilik AS Roma saat ini kurang menghargai loyalitas pemain berjuluk Il Capitano Futuro atau Kapten Masa Depan itu.
De Rossi dipaksa pensiun di akhir musim 2018-2019, walaupun dirinya masih berniat bermain dan ingin pensiun di AS Roma layaknya sahabat sekaligus seniornya, Francesco Totti, yang pensiun di usia 40 tahun. Keputusan sepihak itu sempat membuat De Rossi frustrasi dan sangat kecewa dengan manajemen.
Bahkan, ketika datang tawaran untuk mengisi jabatan sebagai direksi klub, ia menolaknya. ”Saya masih ingin bermain sepak bola. Itu tidak adil bagi saya jika saya dipaksa berhenti sekarang,” tegas pemain bertinggi 183 sentimeter itu dikutip Marca.
Dirayu banyak klub
Dengan usia yang belum terlalu senja dan kualitas yang masih baik, De Rossi dirayu oleh banyak klub pasca AS Roma tidak memperpanjang kontraknya. Tawaran datang dari pesaing AS Roma di Liga Italia, seperti AC Milan, Inter Milan, Fiorentina, dan Sampdoria. Tim-tim luar Italia juga menawarkannya kontrak menggiurkan, seperti sejumlah klub Liga China, Jepang, dan Amerika Serikat.
Beberapa tahun terakhir, klub dari liga-liga tersebut terkenal jor-joran memberikan kontrak kepada mantan bintang Eropa. Terakhir, penyerang Italia Stephan El Shaarawy yang berusia masih relatif muda, 26 tahun, memilih pindah dari AS Roma ke klub China, Shanghai Greenland Shenhua karena iming-iming gaji 13 juta Euro (Rp 208 miliar) per tahun.
Namun, De Rossi tak tergoda. Ia memilih ikut kata hatinya untuk bergabung dengan Boca Juniors. Kedatangannya di Buenos Aires, Argentina, Kamis dini hari langsung disambut meriah ratusan fans Boca Juniors. Di klub berjuluk Xeneizes itu, ia dikontrak 6 bulan dengan opsi perpanjangan.
”Dia akan membawa pengalaman hebatnya ke sini. Kehadirannya akan membantu tim yang lapar dengan kemenangan ini,” kata pelatih Boca Juniors Gustavo Alfaro dikutip ESPN.
Kini, ia akan menikmati langsung hangatnya persaingan di sana
Liga Argentina memang punya daya pikat sendiri. Suporter mereka terkenal sangat fanatik dan atraktif. Paling tidak, markas Boca Juniors, Stadion La Bombonera selalu penuh, meraih, dan riuh dengan atraksi serta nyanyian fans jika klub berkostum hijau-kuning itu berlaga.
Belum lagi jika terjadi derby Argentina antara Boca Juniors dan River Plate, laga akan berlangsung panas dan mungkin lebih ketat dibanding derby-derby klasik Eropa, seperti Derby Della Capitale antara AS Roma dan SS Lazio.
”De Rossi sudah lama memimpikan suasana pertandingan seperti itu. Bahkan, sejak awal saya datang ke AS Roma, ia langsung menanyakan itu. Kini, ia akan menikmati langsung hangatnya persaingan di sana,” pungkas Leandro Paredes, mantan pemain AS Roma asal Argentina, dikutip Football-Italia.