SUZUKA, KOMPAS – Persaingan sengit berpotensi terjadi di Balap Ketahanan Suzuka 4 Hours di Jepang, Sabtu (27/7/2019) ini. Dua tim Indonesia, Astra Honda Racing Team atau AHRT serta Yamaha Indonesia & ITO Racing, berebut takhta juara di Suzuka 4 Hours yang dua tahun terakhir dikuasai tim pabrikan negara tetangga, Thailand.
Balap ketahanan Suzuka 4 Hours di Sirkuit Suzuka, Prefektur Mie, itu akan diikuti 49 tim dari Asia, mayoritas dari tuan rumah Jepang. Namun, pada tahun ini, balapan motor yang mengedepankan faktor ketahanan pebalap, mesin, dan kerjasama tim itu itu tidak diikuti juara bertahan, Yamaha Thailand Racing Team. Tim itu merupakan penguasa Suzuka 4 Hours edisi dua tahun terakhir, yaitu 2017 dan 2018.
Pada 2019 ini, Yamaha Thailand hijrah ke balapan Suzuka 8 Hours dengan “bendera” baru, yaitu RC Koshien Yamaha Endurance ASEAN. Tak ayal, “takhta kosong” tim Thailand itu kini diperebutkan dua tim unggulan, salah satunya AHRT yang rutin mengikuti balapan Suzuka 4 Hours sejak 2013 dan terakhir kali menjadi juara pada 2016 silam.
AHRT, yang diperkuat dua pebalap muda Indonesia, yaitu Irfan Ardiansyah dan Lucky Hendriansya, bakal start dari peringkat ketiga dengan tunggangan CBR600RR pada balapan pagi hari ini waktu setempat. Mereka bakal bersaing sengit dengan tim Yamaha Indonesia & Ito Racing dengan pebalap Maiku Watanuki (Jepang) dan Muhammad Faerozi (Indonesia) yang meraih start terdepan di kualifikasi, Jumat (26/7).
AP Honda Racing Thailand, tim asal Thailand lainnya yang diperkuat dua pebalap agresif, Muklada Sarapuech dan Piyawat Patoomyos, berpotensi menjadi kuda hitam yang bisa merusak ambisi tim-tim Indonesia merebut mahkota juara dari Thailand. Tim itu bakal start dari peringkat kedua di balapan Suzuka 4 Hours.
Meskipun hanya start dari posisi ketiga, skuad tim AHRT optimis mampu merebut gelar juara. “Hasil tadi (kualifikasi) belum sesuai dengan hasil latihan kami sebelumnya. Tapi dengan (tren) kecepatan yang kami dapat, saya optimis bisa bertarung (di podium teratas) besok. Jadi, tidak ada masalah dengan peringkat ketiga. Kuncinya adalah konsistensi di setiap lap nanti,” ujar Irfan.
Pebalap asal Ungaran, Jawa Tengah, itu berharap mengulangi kesuksesan 2016 silam, yaitu ketika menjuarai Suzuka 4 Hours bersama AHRT. Pada balapan ini, Irfan dan Lucky akan bergantian mengendarai CBR600RR selama empat jam penuh. Selama waktu panjang itu, tim-tim tidak diperbolehkan mengganti kompon ban, kecuali terjadi hujan. “Tentunya saya berharap bisa juara lagi di sini. Itu (gelar juara 2016) adalah podium pertama saya di balap internasional,” ujar Irfan.
Berdasarkan ramalan cuaca, ada peluang terjadi hujan dalam balapan Suzuka 4 Hours hari ini. Kemarin malam, Sirkuit Suzuka sempat diguyur hujan, yaitu di tengah-tengah sesi latihan malam Suzuka 8 Hours. Menurut Lucky, pebalap AHRT lainnya, kondisi hujan bisa mengubah peta persaingan. “Untuk itu, dari awal kami harus bisa melaju sekencang mungkin agar bisa terdepan seusai start atau setidak-tidaknya tidak terlalu jauh dari pebalap-pebalap di depan. Manajemen ban menjadi hal penting,” tutur pebalap 18 tahun ini.
Andi terjatuh
Sementara itu, di kategori 8 Hours, pebalap Indonesia lainnya hasil binaan PT Astra Honda Motor, Andi Farid Izdihar hanya menempati peringkat ke-19 pada kualifikasi Jumat bersama tim Honda Asia Dream with Showa. Hasil kurang maksimal itu terjadi menyusul kecelakaan yang dialami Andi di sektor ketiga kualifikasi balapan ketahanan paling bergengsi di dunia itu.
Andi mengalami dislokasi di jari kelingking kanannya akibat terjatuh. Menurut Andi, cederanya itu tidaklah terlalu serius. Ia berharap mampu tampil pada balapan Suzuka 8 Hours itu pada Minggu (28/7). “Besok (Sabtu) ini akan dilihat lebih lanjut oleh tim medis soal jari saya itu. Pasti ini akan berpengaruh. Tangan kanan bekerja banyak untuk menggas (memacu kendaraan) dan mengerem. Kita lihat saja besok perkembangannya saat latihan bebas Sabtu,” tutur pebalap andalan AHRT di balapan Asia Road Racing Championship (ARRC) 2019 kelas Supersports 600 cc itu.