Kebakaran lahan terjadi di sejumlah daerah di Kalimantan dan Sumatera. Upaya pemadaman terkendala cuaca panas, angin yang kencang, dan lokasi yang sulit dijangkau.
PEKANBARU, KOMPAS Upaya memadamkan kebakaran lahan gambut di Kampung Sri Gemilang, Kecamatan Koto Gasib, Siak, Riau, terus dilakukan dari darat dan udara. Api yang membakar lebih dari 30 hektar lahan yang ditanami kelapa sawit itu hingga Jumat (26/7/2019) petang belum bisa dikendalikan.
Berdasarkan pantauan Kompas, sebagian besar areal yang terbakar merupakan kebun sawit dengan usia tanaman sekitar 2,5 tahun. Api diperkirakan berasal dari belakang areal kebun sawit berupa semak belukar.
Pemadaman terkendala angin kencang yang sering berubah arah. Acap kali petugas pemadam terpaksa mundur dari lahan karena angin berbalik membawa gumpalan asap pekat ke arah tim yang sedang memadamkan api.
Sejak Jumat pagi, tim dari Manggala Agni Daerah Operasi Siak, pasukan TNI dari tugas perbantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Siak, BPBD Riau, dan masyarakat peduli api masih terus menyiramkan air di lahan yang terbakar. Dari udara, sebuah helikopter jenis MI 8 dari BNPB menyiramkan ”bom” air secara simultan.
”Tidak gampang memadamkan kebakaran di lahan gambut, apalagi sudah meluas. Hari ini kebakaran sudah memasuki hari kedelapan. Meski belum dapat dikendalikan, kami mengupayakan agar api tidak meluas,” kata Ihsan Abdillah, Kepala Manggala Agni Daop Siak, di areal kebakaran.
Ihsan menambahkan, berdasarkan peta wilayah, areal yang terbakar berada dalam konsesi sawit milik PT W. Namun, setelah dikonfirmasi, perusahaan tersebut menyatakan, kebakaran berada dalam lahan sengketa atau dirambah perusahaan lain (PT S) dan masyarakat.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan, polisi mulai menyelidiki asal muasal kebakaran. ”Pemadaman terus jalan dan penegakan hukum juga dilakukan. Untuk pemadaman, kami mengoperasikan lima helikopter. Kami baru saja mendapat tambahan helikopter jenis Bell 214,” katanya.
Kebakaran diketahui petugas Manggala Agni, Jumat (19/7), sewaktu pengecekan lapangan atas informasi titik api dari satelit. Manggala Agni, anggota TNI, polisi, masyarakat peduli api, dan tim Satgas Siaga Karhutla Riau dikerahkan, tetapi api sudah membesar.
”Cuaca panas dan angin kencang menjadi kendala utama pemadaman,” kata Ihsan. Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau Jim Gofur mengatakan, pada Jumat terdapat tiga lokasi kebakaran. Dua di Siak dan satu di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan.
Sementara itu, di Kalimantan Tengah, kabut asap dari kebakaran lahan gambut masih menyelimuti Kota Palangkaraya dengan jarak pandang kurang dari 1 kilometer. Kabut asap mulai mengganggu kesehatan warga. ”Ini sudah tidak sehat lagi. Bau asap dari kebakaran ini bikin sesak dada,” ujar Petrus Kamale (57), warga Jekan Raya, Kota Palangkaraya.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana Kalteng, selama Juli 2019 terjadi 231 kejadian kebakaran di Kalteng dengan total luas lahan yang terbakar mencapai 580 hektar.
Kebakaran di lahan gambut juga terpantau di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Satu helikopter pemadam dari BNPB dikerahkan ke Kalbar, dua lainnya ke Kalsel. Di Sumatera Selatan, kebakaran lahan juga memicu kabut asap yang menyelimuti di Kota Palembang.(SAH/JAL/ESA/RAM/JUM/IDO)