logo Kompas.id
Menghargai Penghayat...
Iklan

Menghargai Penghayat Kepercayaan

Oleh
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ZQMO5qVxEdRSTw9CBC3yJ8AilxA=/1024x668/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FBW-00010572-7-RUT006_1564181644.jpg
KOMPAS/AUGUST PARENGKUAN

Sarasehan tingkat Nasional Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa selama tiga hari, dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Prof Dr Haryati Soebadio di Hotel Wisata Internasional-Jakarta, Rabu (25/11/1981). Sarasehan itu berlangsung hingga 27 November 1981. Dalam gambar,  Letjen TNI Soedjono Hoemardhani dan para peserta, bersembahyang menurut aliran kepercayaan masing-masing sebelum ia memulai ceramahnya. Foto ini termuat di Harian Kompas edisi Kompas edisi 26 November 1981.

Keberadaan penghayat kepercayaan pernah menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Ada yang menganggap, penghayat kepercayaan bukan agama sehingga tidak cocok pula dicantumkan di kolom ”agama” pada kartu tanda penduduk (KTP). Di sisi lain, banyak pula yang berpendapat, penghayat kepercayaan harus diakui dan dihargai karena keyakinan itu sudah ada jauh sebelum masuknya berbagai agama ke Indonesia.

Kompas, 27 Juli 1972, memberitakan soal 18 aliran kepercayaan yang dibekukan di Jawa Tengah. Penghayat kepercayaan yang dibekukan tersebut tersebar di Ambarawa, Banjarnegara, Demak, Klaten, Surakarta, Purwokerto, Salatiga, dan Wonogiri.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000