Sebuah sumur minyak milik Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako (perusahaan daerah) dan PT Pertamina Hulu di Kecamatan Dayun, Siak, Riau, nyaris hangus terbakar pada Sabtu (27/7/2019).
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
SIAK, KOMPAS – Sebuah sumur minyak milik Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako (perusahaan daerah) dan PT Pertamina Hulu di Kecamatan Dayun, Siak, Riau, nyaris hangus terbakar pada Sabtu (27/7/2019). Api sempat membakar areal gambut yang hanya berjarak empat meter dari bangunan gardu trafo listrik yang menjadi pemasok daya untuk sumur di sekitar itu. Untungnya, insiden kebakaran fatal dapat dicegah setelah petugas pemadam dari perusahaan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Siak datang ke lokasi.
Informasi kebakaran di areal sumur minyak itu secara tidak sengaja ditemukan Kompas yang baru saja keluar dari lokasi kebakaran di lahan kelapa sawit milik masyarakat yang bersebelahan dengan sumur minyak PT BSP sekitar pukul 11.00. Saat berjalan sendirian melalui koridor perusahaan minyak peninggalan Blok CPP eks PT Chevron itu, terlihat pepohonan semak belukar, akasia dan kelapa sawit di belakang bangunan trafo listrik terbakar hebat.
Gemercik bunyi api membakar daun kering terdengar jelas. Asap sudah membubung, namun belum terlalu tinggi. Pada saat itu tidak ada manusia lain di situ. Melihat kemungkinan yang membahayakan objek vital nasional itu, Kompas segera menghubungi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Siak, Irwan Priatna melalui telepon.
Tidak berapa lama, Irwan yang berada di lokasi seberang kebakaran lahan warga, segera datang bersama tiga orang anggotanya. Begitu Irwan tiba, secara mengejutkan keluar api dari dalam tanah di semak-semak tanah kosong di antara bangunan gardu listrik dan jaringan pipa minyak.
Irwan dan anggotanya segera mengambil kayu dan potongan ranting pohon untuk memadamkan api. Namun api tidak dapat dipadamkan. Tidak lama kemudian, muncul lagi api beberapa meter dari lokasi pertama.
“Api menjalar dari dalam tanah,” kata Irwan yang segera mengontak pemadam kebakaran PT BSP.
Api menjalar dari dalam tanah
Mobil pemadam PT BSP segera tiba di lokasi. Setelah membasahi lahan sekitar setengah jam, api pun dapat dipadamkan. Namun setelah padam, tiba-tiba muncul satu titik kebakaran baru di sumur lain yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi pertama.
Irwan kemudian mendatangkan truk pemadam kebakaran BPBD Siak yang memiliki kapasitas penyimpan air 10.000 liter untuk membantu pemadaman. Tim TNI dan Polri pun kemudian datang membantu. Api akhirnya dapat dipadamkan pada pukul 17.00.
“Api sudah padam. Kami membuat sekat baru untuk menghindari percikan bunga api dari lokasi sebelah. Lokasi yang terbakar sudah berada di halaman sumur minyak PT BSP. Untunglah kebakaran cepat diketahui, sehingga dapat dikendalikan segera,” ujar Irwan yang baru kembali dari lokasi pada saat ibadah maghrib di Kota Siak.
Pada Sabtu pagi, pemadaman areal kebakaran di Kecamatan Dayun yang bersebelahan dengan konsesi PT BSP sempat dibantu oleh helikopter jenis MI 8. Helikopter bekerja selama hampir tiga jam, sebelum kembali ke Pekanbaru untuk mengisi bahan bakar.
Areal yang terbakar di Dayun diperkirakan sudah lebih dari 30 hektar. Menurut Kepala Manggala Agni, Daerah Operasi Siak, Ihsan Abdillah, pada dua pekan lalu, lokasi yang sama juga terbakar. Tim Manggala Agni dapat memadamkan kebakaran setelah berjibaku melawan api selama sepekan.
“Setelah kami lelah memadamkan, tiga hari lalu api kembali muncul (di lokasi Dayun) persis ditempat kami memadamkankan sebelumnya. Kami yakin, lokasi itu sengaja dibakar,” kata Ihsan.
Di lokasi lain, kebakaran di Kampung Sri Gemilang, Kecamatan Koto Gasib, Siak yang sudah memasuki hari ke-9, belum juga dapat dikendalikan. Cuaca panas, angin kencang dan minimnya sumber air di lapangan menjadi kendala pemadaman. Upaya pemadaman lebih banyak mengharapkan bantuan dari udara melalui bom air yang dicurahkan oleh helikopter.
Pada Sabtu sore data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyebutkan titik panas di seantero Riau meningkat menjadi 53 dari sehari sebelumnya hanya 6. Titik panas terbesar berada di Pelalawan (27), disusul Bengkalis (7) dan Siak (6).