Presiden Joko Widodo menilai anak-anak muda harus lebih banyak memegang perananan, termasuk di pemerintahan. Figur muda diyakini bisa merespons dengan cepat kondisi ketidakpastian dan dunia yang berubah dengan cepat.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SUKOHARJO, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengatakan, anak-anak muda harus lebih banyak memegang perananan, termasuk dalam pemerintahan. Figur muda diyakini bisa merespons dengan cepat kondisi ketidakpastian dan dunia yang berubah dengan cepat.
”Ke depan ini memang harusnya anak-anak muda yang pegang peran. Karena dunia yang berubah sangat cepatnya, ketidakpastian yang selalu mengintai kita, ketidakterdugaan yang selalu muncul tidak kita hitung, yang bisa merespons cepat itu anak-anak muda,” kata Presiden Joko Widodo saat ditanya terkait tren munculnya figur pemimpin dan politikus muda kepada wartawan di Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (28/7/2019).
Menurut Presiden Joko Widodo, hampir di semua negara tren yang ada adalah munculnya figur muda. Kabinet periode 2019-2023 direncanakan juga akan diisi banyak anak muda. ”Akan banyak warna itu, akan banyak warna yang muda-muda (di kabinet). Sekali lagi, perkembangan dunia yang dinamis, yang perlu direspons secara cepat, perlu energi yang energik,” katanya.
Ke depan ini memang harusnya anak-anak muda yang pegang peran.
Terkait pemerintahan daerah apakah juga perlu diisi figur muda, Presiden Jokowi menilai sama saja. Namun, saat ditanya soal Kota Solo yang akan menggelar pemilihan wali kota dan wakil wali kota tahun 2020, apakah termasuk perlu figur muda, Presiden mengatakan, hal itu terserah masyarakat.
Secara terpisah, Ketua Laboratorium Kebijakan Publik, Universitas Slamet Riyadi (Unisri), Solo, Suwardi menyebutkan, berdasarkan hasil survei riset Kepemimpinan Kota Solo tahun 2020-2024 yang dilakukan Laboratorium Kebijakan Publik Unisri, warga Solo berpendapat, kombinasi kepemimpinan muda paling pas untuk memimpin Solo adalah kombinasi antara generasi X dan Y, yaitu berada di rentang usia 30-59 tahun.
Sebanyak 42 persen responden menginginkan kombinasi generasi X dan Y memimpin Solo. Sementara itu, 29 persen responden menilai kombinasi generasi X (40-59 tahun) dengan generasi baby boomers (60 tahun ke atas) adalah paling pas memimpin Solo. ”Artinya, masyarakat Solo menghendaki pemimpin muda yang rentang usianya 30 hingga 59 tahun,” katanya.
Menurut Suwardi, survei ini melibatkan 766 responden yang tersebar di 96 titik lokasi survei di Solo. Jumlah responsen di setiap titik lokasi survei sebanyak delapan orang. Populasi survei merupakan warga Solo yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap Pemilu 2019. Margin of error survei ini sebesar 4 persen.
Dalam survei ini, putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, meraih angka popularitas tertinggi, yaitu 90 persen, sama dengan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo. Untuk elektabilitas, Purnomo menempati peringkat pertama (38 persen), kedua adalah Gibran (13 persen), dan ketiga yaitu Ketua DPRD Solo Teguh Prakosa (11 persen).
Dalam survei ini, putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, meraih angka popularitas tertinggi, yaitu 90 persen, sama dengan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo.
”Dengan riset ini, Unisri ingin berkontribusi, ingin memberi semacam wawasan kepada masyarakat bahwa memilih pemimpin harus hati-hati dan serius. Ini dalam rangka membuka wacana diskusi,” katanya.
Menanggapi hasil survei tersebut, Gibran mengatakan sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada warga Solo karena sudah memberi penilaian positif kepadanya. Gibran mengaku saat ini masih fokus menggeluti bisnis.
”Saya masih melakukan aktivitas-aktivitas yang sama, masih fokus bisnis, masih fokus ekspansi bisnis sama Kaesang,” ujarnya di Sukoharjo.