Pekerja Migran Indonesia Asal Cirebon Hilang Kontak hingga 24 Tahun
›
Pekerja Migran Indonesia Asal ...
Iklan
Pekerja Migran Indonesia Asal Cirebon Hilang Kontak hingga 24 Tahun
Sejumlah pekerja migran Indonesia asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dilaporkan hilang kontak selama belasan tahun hingga 24 tahun di Arab Saudi. Keluarga berharap pemerintah membantu mencari PMI tersebut.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sejumlah pekerja migran Indonesia asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dilaporkan hilang kontak selama belasan tahun hingga 24 tahun di Arab Saudi. Keluarga berharap pemerintah membantu mencari pekerja migran Indonesia tersebut.
Salah satunya Carmi (48), warga Desa Bandengan, Kecamatan Pangenan, sejak 1988 atau 31 tahun lalu berangkat ke Arab Saudi sebagai pembantu rumah tangga. ”Dia berangkat setelah lulus sekolah dasar. Umurnya ketika berangkat masih belasan tahun. Alasannya, ingin memperbaiki perekonomian keluarga,” ujar Sofiyudin (48), paman Carmi, saat ditemui di Desa Rawaurip, Minggu (28/7/2019).
Orangtua Carmi, Ilyas (85) dan Warniah (75), hanyalah petani garam dengan penghasilan tidak menentu. Ketika menerima tawaran dari perusahaan penyalur pekerja di Jakarta Pusat dan melihat kesuksesan tetangganya yang mengadu nasib di Arab Saudi, Carmi pun ingin menjadi pekerja migran Indonesia (PMI).
Tujuh tahun sejak keberangkatan, Carmi beberapa kali berkomunikasi dengan keluarga melalui surat dan telepon. Namun, 24 tahun terakhir, keluarga kehilangan kontak dengan perempuan tersebut. ”Orang yang mengurus dokumen keponakan saya sudah meninggal, sedangkan perusahaan yang memberangkatkan Carmi tidak ada kabar,” ujarnya.
”Kami tidak tahu harus melapor ke mana. Semoga pemerintah bisa membantu menemukan anak saya,” kata Ilyas. Sebelumnya, keluarga hanya melaporkan kehilangan kontak dengan Carmi melalui pemerintah desa setempat.
Orang yang mengurus dokumen keponakan saya sudah meninggal, sedangkan perusahaan yang memberangkatkan Carmi tidak ada kabar.
Keluarga besar Fitriyah (31), PMI asal Desa Lungbenda, Kecamatan Palimanan, juga berharap Firiyah segera pulang dalam keadaan sehat dan selamat. Anak buruh tani itu berangkat ke Arab Saudi sejak lulus sekolah menengah atas tahun 2006 atau 13 tahun lalu. Alasannya, desakan ekonomi.
”Seharusnya kontraknya hanya dua tahun di sana. Namun, sampai sekarang belum pulang, dan sejak 2007 kami hilang kontak dengan Fitriyah. Kami sudah ke Jakarta, ke tempat perusahaan—kini sudah bangkrut—yang memberangkatkan dia dulu,” ujar Marka (61), bapak Fitriyah.
Pihaknya sudah melaporkan hal tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cirebon. Namun, menurut dia, informasi terkait Fitriyah, seperti alamat majikan, belum lengkap. Sementara orang yang mengurus dokumen keberangkatan Fitriyah telah meninggal.
Hal serupa dialami Rakayah (29), warga Desa Karangkendal, Kecamatan Kapetakan. Perempuan lulusan sekolah dasar itu berangkat ke Kuwait pada 2006. Anak tukang becak tersebut ingin menjadi PMI untuk memperbaiki perekonomian keluarga.
”Dia hanya satu kali menelepon waktu di sana. Dia juga sempat mengirim uang Rp 1.150.000 saat itu. Setelah itu, tidak ada kabar,” ujar Surna (52), kakak Rakayah.
Keluarga sudah mencoba mencari keberadaan Rakayah. Namun, orang yang mengurus dokumennya telah meninggal. Keluarga juga tidak mengetahui keberadaan perusahaan penyalur tenaga kerja yang memberangkatkannya. ”Kami tidak tahu harus bagaimana lagi,” ucapnya.
Tidak memiliki data
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengatakan, pihaknya tidak mempunyai data terkait jumlah PMI asal Cirebon yang hilang kontak dan belum pulang bertahun-tahun. ”Kami minta masyarakat segera melapor jika mengalami masalah seperti ini,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Senin (22/7/2019), Turini (43), PMI asal Desa Dawuan, Kecamatan Tengah Tani, kembali ke kampung halaman setelah 21 tahun dilarang pulang oleh majikannya di Arab Saudi.
Turini berhasil dipulangkan dengan bantuan Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Luar Negeri, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, dan Pemereintah Kabupaten Cirebon.