Dua kekalahan pada final India Terbuka dan Australia Terbuka 2019 dari pasangan China, Wnag Yilyu/Huang Dongping memacu motivasi Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Mereka bertekad meraih hasil lebih baik menghadapi lawan yang sama pada final turnamen bulu tangkis Jepang Terbuka, Minggu (28/7/2019).
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·4 menit baca
TOKYO, SABTU – Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, mempunyai pengalaman pahit setelah tahun ini menelan dua kekalahan pada laga final dari pasangan China Wang Yilyu/Huang Dongping. Final turnamen bulu tangkis Jepang Terbuka, Minggu (28/7/2019) ini, adalah kesempatan ketiga Praveen/Melati untuk menaklukkan ganda campuran peringkat kedua dunia tersebut.
Praveen/Melati dipastikan melaju ke final setelah memenangi laga melawan rekan senegara, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, 21-15, 21-18, Sabtu (27/7/). Laga tersebut berlangsung di di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, lokasi yang akan menjadi tempat penyelenggaraan pertandingan bulu tangkis pada Olimpiade Tokyo 2020.
Pelatih ganda campuran Indonesia Richard Mainaky mengatakan, Praveen/Melati mempunyai semangat dan motivasi yang sangat bagus selama di Tokyo. Mereka juga mempunyai motivasi yang tinggi menghadapi final untuk mengalahkan lawan mereka yang diunggulkan di posisi kedua.
Namun, pelatih bertangan dingin yang mengantar Tontowi Ahmad/Liliyana meraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu meminta Praveen/Melati untuk bermain tenang dan mengontrol emosi di lapangan.
”Mudah-mudahan mereka bisa bermain tenang untuk meredam serangan lawan. Jangan sampai bermain terlalu menggebu-gebu, karena bisa membuat kontrol permainan hilang,” ujarnya.
Sepanjang tahun 2019, Praveen/Melati sudah menjalani tiga laga final. Sebanyak itu pula harapan mereka membawa pulang gelar selalu kandas karena kalah di laga final.
Pada dua dari tiga final itu, Praveen/Melati ditundukkan Wang/Huang, yakni pada India Terbuka, 31 Maret, dan Australia Terbuka, 9 Juni. Adapun final ketiga di Selandia Baru Terbuka, 5 Mei, ganda campuran nomor satu Tanah Air ini kalah dari pasangan Malaysia peraih medali perak Olimpaide Rio 2016, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.
Semangat
Semangat Praveen/Melati untuk mendapatkan gelar muncul lagi setelah pekan lalu mereka tersingkir pada babak pertama Indonesia Terbuka 2019. Diunggulkan pada tempat ketujuh, penampilan keduanya jauh dari harapan. Di hadapan ribuan penonton di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Praveen/Melati menyerah pada pasangan Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich dengan 20-22, 14-21.
Setelah kekalahan itu, Richard menuturkan, dirinya tidak memberikan motivasi khusus kepada Praveen/Melati. ”Saya hanya memberikan evaluasi agar mereka bisa tampil lebih baik. Saya harap Praveen/Melati tidak mudah menyerah, sebaliknya tampil percaya diri untuk menunjukkan prestasi,” ujarnya.
Selain dua kekalahan dari Wang/Huang di final India dan Australia, Praveen/Melati juga tak bisa menang dari calon lawan mereka di final itu dalam tiga laga lain tahun 2018. Meski pada kekalahan pada dua laga di antaranya berlangsung ketat lewat rubber game.
Keunggulan statistik menang-kalah 5-0 ini jelas membuat Wang/Huang lebih diunggulkan pada laga final.
Praveen/Melati harus waspada karena selama berlaga di Tokyo, Wang/Huang selalu menang straight game dan mengumpulkan poin dengan selisih yang cukup jauh dari lawan. Dengan keunggulan pukulan reli yang konsisten sampai akhir laga, pada laga semifinal Wang/Huang menyingkirkan Chan Peng Soon/Gong Liu Ying dengan cukup telak, 21-10, 21-6.
Richard menuturkan, menghadapi Wang/Huang, Praveen/Melati diminta bermain menekan sejak awal. ”Terutama Praveen, harus lebih agresif menyerang karena ini menjadi keunggulannya,” ujar Richard.
Tidak pernah menang dalam lima pertemuan sebelumnya memotivasi Praveen/Melati untuk tampil maksimal. ”(Tahun ini) tentunya kami tidak mau kalah untuk ketiga kalinya dari mereka. Kami harus keluarkan (kemampuan) yang terbaik,” ujar Praveen.
Satu gelar
Pada turnamen kategori BWF World Tour Super 750, atau level kedua dalam peringkat turnamen BWF, Indonesia sudah memastikan membawa pulang satu gelar dari nomor ganda putra. Pasangan nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon akan kembali berhadapan dengan seniornya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada babak final. Pertemuan ini mejadi ulangan dari final Blibli Indoneisa Terbuka 2019, pekan lalu, yang dimenangi oleh Marcus/Kevin.
Marcus/Kevin, atau yang dijuluki “Minions” itu melaju ke final setelah mengalahkan musuh bebuyutan mereka, pasangan China Li Junhui/Liu Yuchen, 16-21, 21-11, 21-18. Adapun Hendra/Ahsan tampil gemilang dan mengalahkan unggulan kedua, pasangan Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 22-20, 21-10.
Indonesia juga menempatkan tunggal putra Jonatan Christie di babak final. Jojo, sapaan akrab Jonatan, akan menantang andalan tuan rumah dan unggulan pertama, Kento Momota setelah mengalahkan pemain Denmark Jan O Jorgensen, 21-14, 21-14. Momota lebih dulu lolos ke final dengan mengalahkan Sai Praneeth (India), 1-18, 21-12.
Tuan rumah telah memastikan satu gelar dari nomor tunggal putri. Unggulan ketiga Nozomi Okuhara ke final setelah mengalahkan pemain non unggulan asal Kanada, Michelle Li, 21-12, 21-18. Di final, Okuhara akan bertemu Akane Yamaguchi, yang mengalahkan unggulan kedua asal China, Chen Yufei 21-15, 21-15.