Kesadaran Memilah Sampah di Kota Tegal Masih Minim
›
Kesadaran Memilah Sampah di...
Iklan
Kesadaran Memilah Sampah di Kota Tegal Masih Minim
Meningkatkan kesadaran memilah sampah sejak dari tingkat rumah tangga masih menjadi pekerjaan rumah yang belum bisa diselesaikan di Kota Tegal, Jawa Tengah.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Meningkatkan kesadaran memilah sampah sejak dari tingkat rumah tangga masih menjadi pekerjaan rumah yang belum bisa diselesaikan di Kota Tegal, Jawa Tengah. Sebab, dari sekitar 280.000 penduduk Kota Tegal, baru 1 persen atau 24.000 orang yang memiliki kesadaran memilah sampah.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal Resti Drijo Prihanto yang ditemui seusai acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Senin (29/7/2019), di Kawasan Hutan Mangrove Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Edukasi dan sosialisasi terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah.
”Kesadaran untuk mengolah dan memilah sampah harus kita tumbuhkan untuk mengurangi beban tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah. Kota Tegal ini, kan, belum punya TPA yang memadai. Sejauh ini yang ada baru TPA sementara yang berada di Kelurahan Muarareja,” kata Resti.
Menurut Resti, saat ini Kota Tegal tengah mengupayakan pembangunan TPA baru di kawasan Bokong Semar atau di Kelurahan Kaligangsa, Kota Tegal. Hal itu perlu dilakukan untuk menampung sampah yang tidak mampu diproses di tingkat rumah tangga dan di 21 tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) yang ada di Kota Tegal.
Setiap hari Kota Tegal menghasilkan sekitar 250 ton sampah. Dari jumlah tersebut, sekitar 75 ton atau 30 persennya merupakan sampah plastik. Adapun 70 persen sampah lainnya merupakan sampah organik.
Sampah plastik
Selain keterbatasan jumlah TPA, Kota Tegal juga masih memiliki permasalahan terkait daur ulang sampah plastik. Sebagai bentuk edukasi kepada pelajar, dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tersebut, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal mengadakan lomba daur ulang sampah anorganik untuk pelajar. Lomba tersebut diikuti oleh sedikitnya 10 kelompok pelajar dari berbagai sekolah di Kota Tegal.
Wakil Wali Kota Tegal Jumadi berharap, lomba ini bisa menjadi sarana edukasi kepada generasi penerus bangsa terkait pentingnya mendaur ulang sampah.
”Lomba ini juga bisa menjadi pengingat kepada kita semua bahwa kita memiliki tugas yang sama untuk menjaga lingkungan dari kerusakan. Kita harus mewariskan lingkungan yang baik bagi generasi mendatang,” ujar Jumadi.
Tak hanya lomba daur ulang sampah, dalam acara tersebut juga diadakan lomba cerdas cermat, mewarnai, dan membuat poster. Semua lomba tersebut bertema lingkungan.
Heni (15), salah satu peserta lomba daur ulang sampah, mengatakan, dirinya senang bisa berpartisipasi dalam lomba tersebut. Sebab, Heni memiliki hobi mendaur ulang sampah.
”Saya memang memiliki hobi mendaur ulang sampah plastik. Biasanya saya buat jadi hiasan di rumah seperti lampu tidur,” kata Heni.
Heni mengaku mendapatkan informasi terkait cara mendaur ulang sampah menjadi lampu tidur melalui Youtube. Ke depan, Heni berharap, banyak pelajar yang memiliki kepedulian yang sama dengan dirinya dalam mengolah sampah.