Krakatau Steel Terus Perbaiki Kinerja Seiring Restrukturisasi Utang
›
Krakatau Steel Terus Perbaiki ...
Iklan
Krakatau Steel Terus Perbaiki Kinerja Seiring Restrukturisasi Utang
Krakatau Steel tengah merampungkan pembangunan pabrik baja jenis hot strip mil (HSM) II berkapasitas 1,5 juta ton per tahun. Pabrik HSM II adalah fase pertama dari tiga tahap pembangunan klaster industri baja berkapasitas 10 juta ton di Cilegon, Banten.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha/Fajar Ramadhan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tengah menjalankan sejumlah strategi untuk mengerek kinerja sembari merestrukturisasi utang perseroan yang pada 2018 mencapai 2,49 miliar dollar AS. Perbaikan kinerja perusahaan induk mendesak dilakukan setelah perusahaan selalu menderita rugi selama periode 2012-2018.
Saat mengunjungi Redaksi Kompas di Menara Kompas, Jakarta, Senin (29/7/2019), Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyampaikan komitmennya untuk terus melakukan restrukturisasi, baik terhadap bisnis maupun organisasi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kinerja lebih efisien dan kompetitif di tengah persaingan industri baja global.
”Kami punya anak perusahaan lebih dari 40 unit. Dari sana ada potensi-potensi yang kami sedang optimalkan agar mereka bisa tumbuh dan berkembang secara baik. Kami juga harus realistis karena pada akhirnya kami sendiri mesti hidup dan berkembang atas apa yang kami miliki,” ujarnya.
Selain menjadi bagian dari pengembangan bisnis anak perusahaan sehingga menjadi penghasil profit, langkah selanjutnya yang akan dilakukan perusahaan baja ini adalah penjualan aset-aset noncore, perampingan organisasi, mencari mitra bisnis strategis, hingga pelepasan unit kerja yang semula hanya melayani induk perusahaan.
Krakatau Steel, kata Silmy, tengah merampungkan pembangunan pabrik baja jenis hot strip mil (HSM) II berkapasitas 1,5 juta ton per tahun. Pabrik HSM II adalah fase pertama dari tiga tahap pembangunan kluster industri baja berkapasitas 10 juta ton di Cilegon, Banten.
Dengan beroperasinya HSM II, Silmy menghitung kapasitas produksi baja di Cilegeon meningkat dari 3,9 juta ton menjadi 5,4 juta ton per tahun.
Setelah fase pertama selesai, pekerjaan akan dilanjutkan dengan pembangunan fase II dan III hingga 2025. Setelah semua fase selesai, kluster industri baja Cilegon diharapkan bisa menghasilkan 10 juta ton baja per tahun sebagaimana target yang dicanangkan pemerintah pada 2015.
”Kami tengah siapkan satu hal yang menarik untuk mewujudkan kluster 10 juta ton. Kami kejar studi kelayakannya. Ini adalah tindak lanjut kerja sama Krakatau Steel dengan Posco (Korea Selatan),” ujarnya.
Terkait restrukturisasi utang, Krakatau Steel telah melakukan penandatanganan dengan sejumlah lembaga keuangan. Menurut Silmy, perjanjian kerja sama perbankan sebagai bagian restrukturisasi utang itu perlu dilakukan guna menyelamatkan perseroan.
Dalam memenuhi perjanjian sama, Krakatau Steel menyatakan akan berkomitmen untuk menjaga kelangsungan operasional dan anak usaha. Restrukturisasi tersebut juga melibatkan anak-anak usaha perseroan.
Penandatanganan persetujuan pembiayaan itu dilakukan untuk mendukung rencana transformasi bisnis dan keuangan perusahaan. ”Strategi ini diharapkan dapat membuat perseroan mencapai level likuiditas yang sehat,” ujarnya.