Angin kencang dengan kecepatan 40-50 km per jam melanda Nusa Tenggara Timur sejak hari ini. Angin kencang ini diprediksi terus terjadi hingga 2 Agustus 2019.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Angin kencang dengan kecepatan 40-50 kilometer per jam melanda Nusa Tenggara Timur pada hari ini. Angin kencang itu diprediksi muncul hingga 2 Agustus 2019. Masyarakat diimbau waspada selama melakukan pelayaran ataupun kegiatan di daratan.
Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi, Selasa (30/7/2019), di Kupang, mengatakan, berdasarkan hasil pantauan citra satelit, pola tekanan, dan pola angin, terpantau adanya daerah bertekanan tinggi di Australia sampai dengan 1.031 mb dan tekanan rendah di Asia sebesar 1.000 mb.
Selisih tekanan udara yang cukup besar itu menguatkan tarikan massa udara dan meningkatkan kecepatan angin di sekitar wilayah NTT terutama di Pulau Timor, Rote, Sabu, dan Sumba yang dapat mencapai kecepatan 40-50 km per jam.
Kondisi cuaca tersebut perlu diwaspadai. Angin bisa menyebabkan rumah, pohon, papan reklame, dan baliho tumbang. Atap rumah bisa ambruk, dan dapat pula mengganggu penerbangan. Masyarakat pengguna jalan agar selalu berhati-hati atas dampak yang ditimbulkan akibat angin kencang tersebut.
Prakirawan Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Dini Afiaty Pertiwi mengatakan, terjadi pola sirkulasi angin di utara Papua. Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari tenggara barat daya dengan kecepatan 4,25 knot per jam. Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Banten hingga Jawa Barat. Selat Makassar bagian selatan, Laut Halmahera, Samudera Pasifik, utara Halmahera, sampai selatan NTT.
Kondisi ini berlangsung pada 30 Juli sampai dengan 2 Agustus 2019. Dalam tenggat waktu tersebut, akan terjadi peningkatan tinggi gelombang di wilayah tersebut. Perairan selatan Pulau Sumba, perairan Lut Sawu, Laut Timor Selatan NTT, Selat Sumba bagian barat, Selat Wetar, Selat Sape bagian selatan, perairan Selatan Kupang, dan Pulau Rote memiliki tinggi gelombang 1,25-2,5 meter.
”Sementara perairan Hindia Selatan NTT berpeluang terjadi tinggi gelombang 2,5-4,0 meter. Karena itu harap diperhatikan risiko tinggi gelombang tersebut untuk perahu nelayan, kapal tongkang, kapal kargo, kapal pesiar, dan kapal Feri,” kata Dini.