Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menggenjot kegiatan turisme olahraga bertaraf nasional dan internasional untuk menarik wisatawan dalam dan luar negeri.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS - Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menggenjot kegiatan turisme olahraga bertaraf nasional dan internasional untuk menarik wisatawan dalam dan luar negeri. Turisme olahraga digunakan menyiasati menurunnya jumlah kunjungan ke kota ini.
Kunjungan ke Balikpapan turun setelah kota itu tak lagi menjadi satu-satunya pintu masuk ke Kalimantan Timur. Sebagian pengunjung beralih ke Samarinda sejak Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda diresmikan tahun lalu.
Jumlah penumpang pesawat di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan menurun 28 persen menjadi 2.624.702 penumpang pada semester pertama 2019 dibanding tahun lalu.
Sebelumnya, Balikpapan menjadi kota singgah orang-orang sebelum melanjutkan perjalanan ke kota atau kabupaten lain di Kaltim karena memiliki bandara dan pelabuhan penunjang. Terpecahnya penumpang pesawat ke Samarinda berdampak kepada sektor jasa penginapan dan travel di Kota Minyak ini.
Penurunan penumpang pesawat di Balikpapan juga berdampak pada sektor jasa lain, seperti perhotelan dan transportasi. Direktur Operasional Hotel Platinum Indonesia Balikpapan Soegianto mengatakan, okupansi hotel pada semester I 2019 menurun 20 persen dari tahun sebelumnya. Saat ini, rata-rata setiap bulan okupansi hotel hanya 30 persen.
Saat Balikpapan menjadi satu-satunya pintu masuk ke Kalimantan Timur, banyak orang menginap di hotel atau berbagai penginapan sebelum melanjutkan perjalanan ke kota lain di Kaltim. Soegianto mengatakan, jasa perhotelan di Balikpapan mengandalkan pelanggan dari penumpang yang transit serta kegiatan perusahaan atau pemerintahan.
"Harapannya, dengan adanya kegiatan bertaraf nasional dan internasional mampu meningkatkan sektor jasa lain juga. Saat ini kami menyiasati penurunan okupansi dengan membuat paket murah dan penghematan pengeluaran," ujar Soegianto.
Sementara itu, jasa travel mengalami penurunan penumpang hingga 150 orang setiap harinya. Pemimpin Selter Travel Kangaroo Balikpapan Chairul Anam mengatakan, tumpuan pelanggan jasa travel di Balikpapan adalah penumpang pesawat dari berbagai kota yang turun di Balikpapan. Penurunan mulai terasa saat Bandara APT Pranoto Samarinda mulai beroperasi, sebab sebagian besar travel melayani perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda.
"Pada tahun 2017 dan awal 2018, rata-rata jumlah penumpang 350 orang setiap harinya. Saat ini, rata-rata penumpang 200 orang, paling banyak 250 orang per hari," kata Anam.
Pada tahun 2017 dan awal 2018, rata-rata jumlah penumpang 350 orang setiap harinya. Saat ini, rata-rata penumpang 200 orang, paling banyak 250 orang per hari
Pihak travel menyiasatinya dengan mengurangi waktu keberangkatan yang sebelumnya setiap 10 menit menjadi setiap 15 menit. Mereka juga akan melakukan pengembangan bisnis dengan bekerja sama dengan penyedia jasa tiket daring. Hal itu dilakukan agar pembelian tiket travel semakin mudah dan menjangkau lebih banyak penumpang.
Terpecahnya penumpang pesawat di Balikpapan mengakibatkan penurunan penerbangan 14,8 persen pada semester I tahun ini. Dampak yang sudah dirasakan adalah penurunan pendapatan dari sektor penerbangan sebesar 28 persen dan nonpenerbangan, seperti sewa tempat, sebesar 17 persen.
Sementara itu, PT Angkasa Pura I Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan menjajaki kerja sama dengan Royal Brunei Airlines untuk membuka penerbangan Balikpapan-Brunei Darussalam dan sebaliknya. Target penumpangnya adalah para peserta umroh di sekitar Balikpapan.
"Jadi nanti kalau umroh tidak harus ke Jakarta terlebih dahulu, bisa langsung ke Brunei sekitar 1 jam perjalanan. Pihak Royal Brunei Airlines sudah melihat kondisi dan fasilitas penunjang bandara," kata Manajer Komunikasi dan Hukum PT Angkasa Pura I Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, Andanina Dyah Mega Permatasari.
Sementara, Pemerintah Kota Balikpapan menaikkan target jumlah kunjungan wisatawan dalam negeri dan mancanegara tahun ini dari 2,8 juta orang menjadi 2,9 juta orang. Untuk mencapai target itu, dua kegiatan olahraga internasional akan dilangsungkan di Balikpapan tahun ini, yakni kejuaraan olahraga ekstrem dan pertandingan sepak bola U 18 yang melibatkan 11 negara. Kegiatan itu akan berlangsung pada Oktober dan November mendatang.
"Itu diharapkan berdampak positif pada sektor lain seperti perhotelan, travel, dan restoran. Pertandingan sepak bola U 18 misalnya, yang datang pasti tak hanya pemain dan pengurus, tetapi juga pendukung dan orang tua," kata Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Balikpapan Irma Nurmayanti, Selasa (30/7/2019).
Ia mengatakan, turisme olahraga dianggap mampu dihelat di Balikpapan sebab Balikpapan memiliki fasilitas penunjang seperti Stadion Bantakan dengan kapasitas 42.000 penonton. Sementara itu, terdapat pula venue tennis yang bisa digunakan untuk pertandingan ekstrem, seperti papan luncur dan sepeda BMX.
Pemerintah Kota Balikpapan juga akan melakukan penjajakan dengan pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat untuk menarik wisatawan ke Pulau Bala Balakang (sering disebut Balabalagan) yang berada di Selat Makassar. Pulau itu bisa ditempuh dari Balikpapan sekitar tiga jam perjalanan dengan perahu cepat.
"Wisatawan bisa ke sana melalui Balikpapan. Kami akan melakukan komunikasi dengan pemerintah di sana dan masih menunggu investor untuk membuka perjalanan ke sana," ujar Irma.
Cara itu diharapkan mampu mendongkrak kontribusi pendapatan asli daerah Kota Balikpapan di sektor pariwisata. Tahun ini, PAD sektor pariwisata ditarget 21 persen atau Rp 145,7 miliar.