Jalan Terjal demi Prestasi
Mencatat prestasi dunia dan nama besar dalam hidup dapat menjadi kebanggaan. Namun, hal itu bukan perkara mudah untuk diraih. Diperlukan perjuangan dan pengorbanan, seperti halnya dalam meniti karier sebagai atlet profesional melalui PB Djarum. Sejak usia dini, peserta harus berkompetisi melalu audisi, lalu berlatih keras di klub yang telah menghasilkan atlet bulu tangkis dunia ini
Walau kerap dalam tekanan smes keras dari lawannya, Theodorus Steve Kurniawan (12), pemain asal Bojonegoro, Ilyas Kristoper (12) yang memiliki postur lebih kurus tetap berusaha tenang. Pemain dari Lampung Tengah ini gigih mengejar kok. Sesekali, Ilyas menampilkan permainan net tipis, yang kerap menghasilkan poin.
Ketatnya persaingan terlihat dari perolehan angka akhir yang dimenangi Ilyas, 24-22, 21-19, dalam kompetisi di GOR KONI Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (30/7/2019). ”Saya hanya berusaha bermain bagus, dan pikiran fokus,” kata Ilyas, yang usai bertanding langsung menuju kursi penonton menemui ayahnya, Sutanto (40).
Siswa SMP Negeri 2 Lampung Tengah in menjadi satu dari 24 pemain yang mendapatkan super tiket dari Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis seri Bandung, untuk lolos ke tahap final audisi di Kudus, 20-22 November 2019.
Ilyas bertolak dari Lampung, Jumat (26/7) menggunakan travel. Dia datang bersama ayahnya, dan kakaknya, Andrean Permadi (18). Setiba di Bandung, mereka menginap di hotel berjarak 500 meter dari GOR KONI.
”Saya sempat dag-dig-dug ketika Ilyas mendapat tekanan. Apalagi, tiga hari sebelum berangkat ke Bandung tangan kanannya cedera, mungkin salah urat. Dia sempat diurut, dan syukur dia bisa bermain dengan baik,” ujar Sutanto, yang sehari-hari bekerja sebagai montir bengkel mobil.
Ilyas bertekad mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis yang dibuka di Bandung, 18-30 Juli. Ilyas sebelumnya mengikuti audisi yang digelar PB Djarum di Palembang, tahun 2016, dan Pekanbaru, tahun 2018, tetapi tak bisa lolos ke final audisi di Kudus. Namun, dia pantang menyerah dan mengikuti audisi lagi untuk menjadi juara dunia, seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo, idolanya.
Ketat
Perjuangan Ilyas dan 23 anak yang lolos tidak ringan. Peserta audisi di Bandung mencapai 705 orang untuk dua kelompok usia, yakni U-11 dan U-13, putra dan putri. Mereka berasal dari 13 provinsi, termasuk Jambi, Riau, Sumatra Barat, Bali, dan Sulawaesi Utara.
Pada hari pertama, peserta harus mengikuti tahap diseleksi awal yan dilakukan Tim Pencari Bakat PB Djarum, yakni Christian Hadinata, Fung Permadi, Lius Pongoh, Denny Kantono, Yuni Kartika, Sigit Budiarto, Hastomo Arbi, Liliyana Natsir, Engga Setiawan, Bandar Sigit Pamungkas, Sulaiman, dan Nimas Rani.
Mereka yang terpilih akan masuk ke fase turnamen. Pada fase ini, peserta harus bertanding pada hari kedua dan hari ketiga, sebanyak dua kali.
Tak semua peserta seberuntung Ilyas. Azzura Alea Nugraha (9), siswa SD Alfa Centauri, Bandung, tak mampu menahan air matanya di pelukan ibunya, Ny Popi Puspitsari (36) karena gagal meraih super tiket. “Tidak apa-apa, Nak, jangan menangis terus. Audisi berikutnya ikut lagi, masih ada kesempatan,” ujar Popi menghibur dan menguatkan Azzura yang mengalami kekalahan pada hari terakhir.
Sementara itu Mohamad Dwi Mahfur, warga Soreang, Kabupaten Bandung, tak dapat menutupi rasa bahagianya melihat anaknya, Ghaiza Syahla Khalisa (10) mendapat super tiket ke tahap final di Kudus. Ghaiza meraih kemenangan dalam empat laga fase turnamen. Kegagalannya pada audisi 2017 terbayar. Dari 26 pemain dari PB Pangkas, Soreang, tempat Ghaiza bernaung, yang lolos hingga fase turnamen dalam audisi ini hanya dirinya.
“Ghaiza pernah ikut audisi tahun 2017 di Cirebon, tetapi gagal. Alhamdullilah, kerja kerasnya tak sia-sia, dengan meningkatkan porsi latihan untuk fisik, akhirnya dia dapat super tiket ke Kudus. Semoga bisa sampai karantina,” ucap Mahfur.
Ny Heldayati (40) dari Pekanbaru, Riau, mengatakan, anaknya, Rauf Pranedya Krisda (10) yang gagal lolos ke tahap final akan mengikuti audisi lagi di Kudus. Setelah Bandung, penjaringan bibit pebulu tangkis lewat audisi umum akan digelar di empat kota lainnya, yakni Banyumas (8-10 September), Surabaya (20-22 Oktober), Solo (27-29 Oktober), serta Kudus (17-19 November).
Rauf memutuskan mengikuti audisi di Bandung, setelah pada audisi tahun 2017 dan 2018 mengikutinya di Pekanbaru, tetapi tak lolos ke babak final.
Tetap fokus
Liliyana Natsir, atlet ganda campuran peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 mengingatkan kepada 24 pemain yang lolos ke tahap final untuk tetap fokus dan tekun berlatih, hingga dapat menggapai cita-cita mereka untuk menjadi juara dunia.
“Ketika nanti masuk asrama peserta harus dapat menyesuaikan diri, tak ada waktu banyak bermain lagi seperti anak umumnya. Mereka harus tekun berlatih meski harus berpisah dari orang tua. Seperti prestasi yang telah saya raih, jangan melihat saat ini, melainkan bagaimana perjalanannya. Semua itu harus saya raih dengan penuh pengorbanan dan perjuangan. Sejak umur 12 tahun, saya harus masuk asrama di Jakarta meninggalkan kampung halaman di Manado,” ujar Liliyana.
Liliyana yang telah gantung raket dan kini bertugas sebagai Technical Adviser PB Djarum ini berharap dari bibit-bibit muda yang terjaring ini juga ke depan dapat memperkuat sektor putri yang kini prestasinya cenderung meredup.
Ketua Tim Pencari Bakat, Christian Hadinata mengingatkan kepada peserta yang lolos ke tahap final di Kudus agar tak berpuas diri karena tantangan makin ketat. Dalam kompetisi di Kudus nanti mereka akan berhadapan dengan peserta yang meraih super tiket dari daerah lain.
”Perlu peran dan dukungan orang tua supaya peserta mempersiapkan diri sebaik mungkin menghadapi tahap final. Mereka harus tetap berlatih untuk meningkatkan kualitas, baik teknik, fisik, maupun mental karena lawan yang dihadapi nanti jauh lebih berat,” kata legenda bulu tangkis Indonesia ini.
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengingatkan pemain yang belum berhasil agar tidak berkecil hati. “Jangan lalu kecewa berlarut-larut dan menganggap diri gagal. Masih ada kesempatan di kota lain. Perlu diingat, jatuh bangun merupakan bagian dari perjalanan para legenda bulu tangkis Indonesia sebelum meraih prestasi yang lebih baik,” ujar Fung.
Menjelang sore, seusai penutupan audisi, Ilyas Kristoper walau belum dapat membuang jauh-jauh kepenatan dari wajahnya, dengan secercah kebahagiaan meraih super tiket, dia melangkah dengan senyum bersama ayah, dan kakaknya ke hotel. Esok, seusai “check out”, dengan travel mereka akan bertolak ke Lampung, sambil mempersiapkan diri untuk meraih prestasi juara dunia impiannya.