Kembangkan Bioteknologi, Universitas Jember Bangun Fasilitas Baru
›
Kembangkan Bioteknologi,...
Iklan
Kembangkan Bioteknologi, Universitas Jember Bangun Fasilitas Baru
Universitas Jember tengah membangun 13 gedung baru yang ditargetkan bakal rampung pada Juni 2020. Penambahan gedung itu jadi bagian upaya meningkatkan serapan mahasiswa dan mengukuhkan kampus sebagai universitas kelas dunia.
Oleh
Andreas Benoe Angger Putranto
·2 menit baca
JEMBER, KOMPAS — Universitas Jember tengah membangun 13 gedung baru yang ditargetkan bakal rampung pada Juni 2020. Penambahan gedung itu menjadi bagian upaya meningkatkan serapan mahasiswa dan mengukuhkan kampus sebagai universitas kelas dunia.
Pembangunan tidak hanya di sektor fisik, tetapi juga termasuk peningkatan kapasitas pengajar dan untuk riset. Pembangunan fisik dan peningkatan kapasitas tersebut mendapat bantuan berupa pinjaman lunak dari Bank Pembangunan ISlam (Islamic Development Bank/IDB).
”Kami mendapat dana 44 juta dollar AS untuk peningkatan kapasitas dan pembangunan fisik gedung. Peningkatan kapasitas tersebut meliputi biaya untuk riset, pendidikan dosen, dan akreditasi,” ujar Direktur Eksekutif IDB Project Universitas Jember Honest Dody di Jember, Jawa Timur, Rabu (31/7/2019).
Honest menjelaskan, akan ada 13 gedung yang dibangun menggunakan dana tersebut, yaitu satu gedung auditorium, tujuh gedung dalam kompleks agro technopark, dan lima laboratorium terpadu. Laboratorium terpadu akan fokus mengembangkan bioteknologi.
Pembangunan tersebut, kata Honest, dilakukan agar Universitas Jember dapat meningkatkan serapan mahasiswa. Saat ini, jumlah mahasiswa di Universitas Jember mencapai 24.000 orang. Dengan pembangunan gedung baru, jumlah mahasiswa diharapkan mencapai lebih dari 30.000 orang.
”Selain itu, kami juga ingin meningkatkan kapasitas kampus menjadi universitas berkelas dunia. Salah satu syaratnya memiliki program unggulan. Karena itu, pembangunan ini akan difokuskan untuk mendukung program unggulan bioteknologi yang sudah menjadi perhatian kami,” ujarnya.
Melalui proyek ini, Universitas Jember berencana mengembangkan bioteknologi pembibitan tebu yang tahan ancaman kekeringan. Selain itu, industrialisasi produk singkong dari lahan marginal juga akan dikembangkan agar pemanfaatan lahan perkebunan menjadi lebih optimal.
Pembiayaan IDB dalam proyek tersebut tak lepas dari peran Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional yang membantu mencarikan pinjaman dana. Oleh karena itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro berpesan agar dana tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
”Pembangunan laboratorium dan fasilitas lainnya jangan hanya untuk kepentingan dosen dalam meniti karier. Pembangunan ini seharusnya juga dapat menyejahterakan masyarakat, khususnya petani, penggarap, dan pengusaha,” ujarnya.
Rektor Universitas Jember Mohammad Hasan mengatakan, pembangunan sektor pertanian di Indonesia mempunyai tiga dimensi sekaligus, yaitu kedaulatan pangan, kesejahteraan nasional, dan pemerataan pembangunan. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 260 juta jiwa, kebutuhan pangan sangat tinggi dan memerlukan perhatian khusus agar kedaulatan pangan tercapai.
”Pembangunan sektor pertanian perlu diarahkan agar produksi pangan nasional dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Pembangunan pertanian juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian bangsa. Sektor pertanian telah berperan dalam pembentukan produk domestik bruto, perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri, penciptaan kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat,” ujarnya.