Sebanyak 80 butir amunisi dan satu magasin peluru diungkap di gudang barang Bandara Wamena, Papua. Enam bulan terakhir, distribusi gelap ratusan butir amunisi ke daerah konflik digagalkan aparat keamanan.
JAYAPURA, KOMPAS— Distribusi atau transaksi gelap amunisi di Papua marak terjadi dalam enam bulan terakhir. Polisi menggagalkan empat upaya penyelundupan ratusan amunisi, baik di perbatasan maupun pegunungan Papua.
Januari-Juli 2019 terjadi tiga penyelundupan amunisi melalui Bandara Wamena. Terakhir, polisi menggagalkan penyelundupan 80 butir amunisi dan satu magasin peluru jenis SS1 di gudang barang bandara itu, Selasa (30/7/2019).
”Enam bulan ini kami gagalkan tiga kali penyelundupan. Kasus pertama 35 butir amunisi, kedua 60 butir, dan ketiga 80 butir,” ujar Kapolres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Tony Ananda dihubungi dari Jayapura, kemarin.
Sementara itu, 80 butir amunisi yang diungkap kemarin terdiri dari 4 butir amunisi senjata SS1, 32 butir amunisi revolver, 1 butir amunisi AK 47, dan 3 butir untuk senjata jenis V2.
Paket itu milik mahasiswa asal Nduga bernama Rony Wesereangge. Anggota Polres Jayapura Kota menangkapnya di daerah Abepura, Kota Jayapura, Senin lalu.
Pengungkapan amunisi itu sangat berharga, kata Tony, karena berisiko jatuh ke tangan kelompok sipil bersenjata pimpinan Egianus Kogoya yang menyerang aparat keamanan dan warga sipil di Nduga. Kelompok separatis bersenjata itu terlibat dalam 37 kasus penembakan tahun 2018 hingga Juli 2019.
Akibatnya, 23 warga sipil dan 15 aparat TNI/Polri meninggal. Korban luka dari warga sipil 7 orang dan aparat keamanan 14 orang.
Sebelumnya, polisi menggagalkan penyelundupan 89 butir peluru di sebuah rumah di Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Sabtu (27/7). Menurut rencana, 89 peluru itu dijual ke warga di Papua Niugini.
Polisi Polres Jayapura Kota berhasil menangkap dua pelaku, AM dan GW. ”Saat ini kami masih memeriksa kedua pelaku demi mengungkap pelaku lain yang memasok peluru,” kata Kasubag Humas Polres Jayapura Kota Iptu Jahja Rumra.
Perketat pengawasan
Menurut Tony, ada banyak modus penyelundupan amunisi dari Jayapura. Salah satunya memasukkan ke barang tertentu, misalnya barang elektronik.
”Kami akan memperketat pengawasan untuk seluruh gudang barang di Bandara Wamena dan maskapai penerbangan di wilayah hukum Polres Jayawijaya,” katanya.
Komandan Distrik Militer 1702/Jayawijaya Letnan Kolonel (Inf) Candra Dianto mengatakan, pihaknya selalu bersama polisi mencegah penyelundupan amunisi ke kelompok separatis bersenjata. ”Selain meningkatkan pengawasan di Bandara Wamena, kami juga akan memantau setiap jalur Trans-Papua dari Wamena ke sejumlah kabupaten,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey mengapresiasi polisi yang menggagalkan penyelundupan amunisi di sejumlah daerah. Cara itu dapat mencegah konflik bersenjata di Papua yang sering memakan korban.
”Kami berharap aparat keamanan memperketat pengawasan maskapai penerbangan di tiga daerah, yakni Jayapura, Nabire, dan Mimika. Ketiga daerah ini rawan penyelundupan amunisi,” ucapnya.
Sementara itu, terkait bantuan untuk pengungsi Nduga, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan, belum ada data valid jumlah pengungsi. Data masih dikumpulkan sehingga bantuan tepat sasaran. (FLO)