Kebakaran hutan dan lahan meluas di sejumlah daerah. Musim kemarau masih berlanjut hingga Oktober 2019. Sedikitnya 34 helikopter disiapkan untuk mengatasi kebakaran lahan.
JAKARTA, KOMPAS Kebakaran hutan dan lahan meluas di sejumlah daerah. Enam provinsi menyatakan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Data SiPongi Kebakaran Hutan dan Lahan, Sistem Monitoring Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), lahan terbakar terluas ada di Riau, yakni 27.683 hektar. Risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kian meningkat seiring dengan kemarau yang belum sampai puncaknya.
”Untuk mengantisipasi, kami telah mengerahkan pasukan pencegah kebakaran dan pasukan gabungan dari darat dan udara,” kata Pelaksana Harian Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Selain itu, 34 helikopter water bombing disiagakan di daerah. Sebanyak 17 helikopter dan 2 pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) disiagakan di Riau, 3 heli di Sumsel, 6 heli di Kalbar, 7 heli di Kalteng, dan 1 heli di Kalsel. Di Palembang, satu pesawat Cessna segera bergabung untuk patroli karhutla.
”Dari pantauan dapat diputuskan upaya pemadaman lewat darat atau udara,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sumsel Iriansyah. Berdasarkan data pemda, luas lahan terbakar di Sumsel 140 ha. Daerah paling luas terbakar di Kabupaten Ogan Ilir, 72 ha. Di Kalteng, kebakaran belum teratasi satu bulan terakhir di Desa Tanjung Taruna, Kabupaten Pulang Pisau. Sumur bor pembasahan turut terbakar.
Kebakaran pun mulai mendekati permukiman. Total 980 ha lahan terbakar di Kalteng. Pemadaman api dilakukan anggota TNI, Manggala Agni, BPBD Pulang Pisau, dan Masyarakat Peduli Api. Sejak Senin lalu, helikopter hilir mudik menjatuhkan ribuan ton air.
”Ini sudah satu bulan. Awal kebakaran dari Tumbang Nusa, apinya loncat sampai sini,” kata Sekretaris Desa Tanjung Taruna Abdullah Unjung.
Di Kalsel, dari 13 kabupaten/ kota, hanya Kota Banjarmasin dan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang tak mengalami karhutla. Di Kabupaten Tebo, Jambi, tim pemadam PT Alam Bukit Tigapuluh kesulitan memperoleh sumber air untuk pemadaman. Titik-titik api terus meluas hingga lebih dari 100 ha dalam sepekan terakhir.
Di Jambi, 5.679 personel gabungan BPBD, TNI, Polri, masyarakat, dan swasta dikerahkan. Jambi siaga darurat karhutla sejak 23 Juli 2019.
Kewaspadaan tinggi
Dalam kunjungan ke Banjarbaru, Kalsel, Selasa lalu, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menegaskan kewaspadaan tinggi. Ia mengaku deg-degan atas ancaman tahun ini.
”Setiap hari saya mengikuti perkembangan. Dalam minggu ini jumlah titik panas terus meningkat dan mencapai 330 hot spot. Kewaspadaan harus ditingkatkan Agustus sampai pertengahan September,” katanya. Tahun 2015, karhutla tergolong parah. Sejak itu, sistem pemantauan, partisipasi masyarakat, dan tata kelola lahan gambut ditingkatkan. (IDO/TAN/ITA/JUM/AIN/ESA/RAM)