Baristand Kembangkan Peredam Guncangan dari Karet Alam
›
Baristand Kembangkan Peredam...
Iklan
Baristand Kembangkan Peredam Guncangan dari Karet Alam
Balai Riset dan Standaridisasi Industri Palembang mengembanngkan peredam guncangan (shock damper) ramah lingkungan yang terbuat dari karet alam. Produk ini terbukti lebih kuat dibanding peredam goncangan yang terbuat dari karet sintestis. Pengembangan ini diharapakan dapat meningkatkan penyerapan karet dalam negeri yang sampai saat ini dinilai masih belum optimal.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS - Balai Riset dan Standaridisasi Industri Palembang mengembanngkan peredam guncangan (shock damper) ramah lingkungan yang terbuat dari karet alam. Produk ini terbukti lebih kuat dibanding peredam goncangan yang terbuat dari karet sintestis. Pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan penyerapan karet dalam negeri yang sampai saat ini dinilai masih belum optimal.
Peneliti Ahli Utama Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Palembang Hari Adi Prasetya yang mengembangkan produk ini menuturkan, selama ini peredam guncangan yang dipasarkan di Indonesia menggunakan karet sintetis yang bahannya diimpor dari luar negeri. “Padahal kita memiliki potensi karet alam yang besar,” kata Hari pada Kamis (1/8/2019).
Peredam guncangan merupakan bagian penting dalam suspensi kendaraan bermotor karena memiliki fungsi sebagai penstabil aktif yang dapat menyeimbangkan dan memperkuat suspensi mobil. Hal ini membuat kendaraan dapat melaju lebih stabil pada jalan berlubang, polisi tidur, jalan bergelombang, serta dapat meredam goncangan dalam mobil.
Shock damper ini dibuat dengan mengkombinasikan komposit karet alam dengan serat alami. “Gabungan bahan ini menghasilkan modulus regangan yang fleksibel, kekakuan anti redam dan biaya pengolahan yang lebih ekonomis,” kata Hari.
Formula vulkanisat yang ada di dalam shock damper ini terdiri dari karet alam berbentuk RSS3 sebesar 90 phr dicampur dengan SBR 1520 yang merupakan bagian dari karet sintetis sebanyak 10 persen phr dan beberapa campuran lain seperti arang aktif bambu dan karbon hitam. “Bahan campuran ini membuat peredam guncangan ini lebih tahan dari segala kondisi,” katanya.
Dalam proses pembuatannya, ungkap Hari, pihaknya bekerjasama dengan PT Cipta Daya Mandiri Insani yang beroperasi di Jawa Barat. Itu karena di Sumsel sendiri belum ada pabrik yang membuat produk serupa.
Gabungan bahan ini menghasilkan modulus regangan yang fleksibel, kekakuan anti redam dan biaya pengolahan yang lebih ekonomis
Ujicoba
Hari menerangkan, produk ini pun sudah diujicoba ke kendaraan selama enam bulan. Bahkan digunakan untuk mudik ke Boyolali, Jawa Tengah berjarak hampir 6.000 kilometer. Hasilnya, produk tersebut tidak rusak sama sekali. Padahal, untuk shock damper di pasaran, akan mengalami perubahan warna dan tekstur.
Dari hasil ini, ungkap Hari, dirinya semakin yakin, produk ini dapat bersaing di pasaran. “Mutu shock damper yang kami buat ini jauh lebih baik dibanding peredam guncangan yang ada di pasar saat ini,” katanya.
Tidak hanya itu, dari sisi, harga, produk ini jauh lebih ekonomis. Harga peredam guncangan karet alam ini hanya Rp 125.000 per kemasan, berbeda dengan shock damper karet sintetis yang berharga hingga Rp 400.000 per kemasan.
Kepala Balai Baristand Industri Palembang Syamdian menerangkan, produk ini merupakan inovasi yang dikembangkan untuk menyerap produksi karet yang ada di Sumsel. Apalagi Sumsel menjadi daerah penghasil karet terbesar di Indonesia. “Kami terus berupaya untuk mengembangkan inovasi yang berkaitan dengan sumber daya daerah setempat,” ungkapnya.
Selain itu, langkah ini juga dilakukan untuk menahan gempuran barang impor yang kian gencar masuk ke Indonesia. Namun, Syamdian mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih kesulitan untuk menembus pasar. Untuk itu, diperlukan peran dari semua pihak terutama pemerintah daerah agar inovasi ini dapat bersaing di pasaran.
Selain shock dumper, Baristand Palembang juga mengembangkan sejumlah produk dengan memanfaatkan karet alam seperti ban vulkanisir, paving block, karet kopling, rubber tips untuk alat kesehatan, selang gas, dan beragam inovasi lainnya.
Keperluan ekspor
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian mengatakan, dari total 1 juta ton produksi karet di Sumsel per tahun, sekitar 70 persen untuk keperluan ekspor, hanya 30 persen digunakan untuk kepentingan dalam negeri. “Hal ini membuat harga karet sangat bergantung pada pasar internasional,” katanya.
Saat ini harga bahan olah karet di atas kapal tidak pernah lepas dari 1,4 dolar AS per kg. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap harga karet di tingkat petani. Dengan adanya hilirisasi, ungkap Rudi, diharapkan posisi tawar dari petani karet akan semakin kuat.
Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya menuturkan, langkah hilirisasi terus dilakukan. Salah satunya adalah mengundang investor pabrik ban untuk beroperasi di Sumsel. “Saat ini, masih dalam proses,” katanya. Di sisi lain, petani harus mampu menghasilkan karet yang berkualitas agar dapat diterima industri.