Dulu Penuh Enceng Gondok, Kini Jadi Lokasi Kejurnas
›
Dulu Penuh Enceng Gondok, Kini...
Iklan
Dulu Penuh Enceng Gondok, Kini Jadi Lokasi Kejurnas
Ragu yang membayangi penyelamatan Danau Sipin akhirnya sirna. Setelah bertahun-tahun lamanya tersingkap, keindahan danau di jantung Kota Jambi itu mulai terpancar.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
Ragu yang membayangi penyelamatan Danau Sipin akhirnya sirna. Setelah bertahun-tahun lamanya tersingkap, keindahan danau di jantung Kota Jambi itu mulai terpancar. Banyak orang mengaguminya, termasuk ratusan atlet Kejurnas Dayung 2019 yang tengah berkompetisi di danau itu.
“Airnya bersih dan pemandangannya indah,” kata Ade (16), salah seorang atlet peserta Kejurnas Dayung 2019 di Jambi, Jumat (26/7/2019).
Di sela-sela jadwal perlombaan yang diikutinya, Ade menyempatkan waktu menjelajah danau di Kecamatan Telanaipura itu dengan kapal wisata. Kapal itu mengantarnya mengitari danau seluas 89 hektar yang masih dimanfaatkan nelayan setempat untuk menjaring ikan lewat tradisi menangkul.
Keindahan danau di jantung Kota Jambi itu mulai terpancar.
Tangkul adalah sejenis jaring angkat yang keempat sudutnya diikatkan pada dua batang bambu tegak lurus. Alat itu dioperasikan dengan cara menenggelamkan jaring, lalu diangkat kembali. Saat terangkat, ikan-ikan pun terbawa jaring.
Selain dirinya, sebanyak 163 atlet dan 70 orang pengurus serta pelatih yang ikut serta dalam Kejurnas Dayung, turut memanfaatkan waktu luangnya menikmati suasana sekitar danau.
Tak jauh dari situ, ada pula usaha kerajinan batik khas Jambi. Para tamu dari luar daerah dapat singgah melihat pembuatan motif-motif lokal. Kurang puas sebatas melihat, jadilah kain batik dibeli sebagai oleh-oleh.
Siapa mengira, lembah yang digenangi air limpasan, disebut Danau Sipin, akhirnya dapat memberi manfaat rekreasi. Telah bertahun-tahun danau itu terbengkalai. Danau tak menarik dilihat karena diliputi eceng gondok (Echornia crasipes) dan kiambang (Salvinia molesta). Kawasan itu pun melekat dengan citra buruk sebagai sarang peredaran narkoba.
Keinginan memulihkan citra Danau Sipin lahir 2015 lalu. Wali Kota Syarif Fasha menggaungkan gerakan Savedanausipin. Setiap akhir pekan, para pegawai Pemerintah Kota Jambi, TNI, polisi, dan masyarakat sekitar dikerahkan bergotong royong mengangkat eceng gondok dari permukaan danau.
Perlahan namun pasti, gotong royong membuahkan hasil. Danau pun bersih dari serangan tanaman air merambat itu.
Seiring itu, dikembangkan pula sektor pariwisata. Tepian danau ditanggul. Trek jogging dibangun sepanjang 1,2 kilometer. Kapal wisata disediakan. Usaha kerajinan lokal dikembangkan. Berbagai upaya itu, selain oleh pemerintah daerah dan pusat, juga melibatkan BUMN melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Dalam pembukaan Kejurnas Dayung, Rabu lalu, Gubernur Jambi, Fachrori Umar mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga mempercayakan terselenggaranya Kejurnas di Danau Sipin. “Harapannya, ini akan menjadi momentum kebangkitan olahraga dayung menuju prestasi dunia,” katanya.
Perlombaan tersebut mengusung tema "Melalui Kejuaraan Nasional Kita Cetak Talenta Muda Menuju Pentas Internasional" yang menjadi harapan besar bagi atlet pelajar untuk berprestasi lebih tinggi.
Adapun kegiatan itu diikuti atlet pelajar dari DKI Jakarta, Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Ada pula atlet dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Kutai Kertanegara.
Ketua Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Provinsi Jambi, Iwan Hendrawan menyampaikan, penyelenggaraan Kejurnas berlangsung hingga 27 Juli, lalu dilanjutkan dengan Kejuaraan Junior dan U15 tanggal 27 hingga 30 Juli 2019.
Kualitas venue bisa disesuaikan dengan standar internasional dengan memperpanjang lintasan di sepanjang danau. Sehingga, bukan tidak mungkin, kehadiran danau itu menjadi magnet yang mendatangkan wisatawan dunia.