Kementerian Perindustrian Bina IKM Dukung KEK Mandalika
›
Kementerian Perindustrian Bina...
Iklan
Kementerian Perindustrian Bina IKM Dukung KEK Mandalika
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, diharapkan bisa memberi dampak positif, salah satunya bagi industri kecil menengah (IKM).
Oleh
·5 menit baca
PUJUT, KOMPAS – Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, diharapkan bisa memberi dampak positif, salah satunya bagi industri kecil menengah (IKM). Oleh karena itu, pemerintah pusat melalui Kementerian Perindustrian, terus membina pelaku IKM di daerah tersebut agar bisa menjadi penunjang KEK Mandali. Pembinaan dilakukan dalam bentuk pengembangan sentra, pengembangan produk, serta penumbuhan wirausaha baru.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menyampaikan hal itu dalam acara pembukaan kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah di NTB di Pujut, Lombok Tengah, Kamis (1/8/2019).
Gati mengatakan, menurut arahan Presiden tentang Pariwisata pada 2015 dan arahan Presiden pada Sidang Kabinet awal 2016, telah ditetapkan 10 destinasi wisata prioritas yang dikenal dengan istilah “10 Bali Baru”.
Dari sepuluh destinasi prioritas itu, terdapat empat destinasi wisata yang mendapat percepatan pembangunan dan menjadi super prioritas yaitu Mandalika, Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), dan Labuhan Bajo (Nusa Tenggara Timur). Mandalika juga telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014.
Menurut Gati, NTB memiliki potensi dalam pengembangan sektor industri yang bisa menunjang KEK Mandalika. Industri itu baik makanan seperti olahan rumput laut, kerajinan seperti anyaman ketak dan kerajinan kerang, termasuk juga industri perbengkelan roda dua dan reparasi pendingin ruangan (AC).
Kementerian Perindustrian, menurut Gati, melihat peluang dari hadirnya KEK Mandalika yang direncanakan akan menjadi lokasi penyelenggaran MotoGP pada 2021 mendatang. Oleh karena itu, kata Gati, mereka harus mempersiapkan pelaku-pelaku IKM tersebut sejak jauh-jauh hari agar nantinya bisa mendapat nilai tambah dari keberadaan KEK Mandalika dan berbagai kegiatan kepariwisataan di sana.
Berbagai kegiatan
Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Perindustrian adalah dengan melaksanakan program Penumbuhan dan Pengembangan IKM di NTB. Program itu terdiri dari berbagai kegiatan.
“Di Lombok Tengah akan ada pendampingan teknis produksi dan desain kerajinan yang diikuti 20 peserta. Pendampingan akan berlangsung dalam dua tahap yakni Agustus dan September 2019,” kata Gati.
Selain itu, selama lima dari 1-5 Agustus 2019, mereka memberikan bimbingan teknis seperti perizinan industri, kredit usaha rakyat, penjelasan dan praktek perbengkelan roda dua. Selain itu, untuk industri tersebut, Kementerian Perindustrian juga memberi bantuan mesin dan peralatan wirausaha seperti kompresor, selang kompresor pengisi angin ban, mesin gerinda, dan peralatan mekanik untuk masing-masing peserta yang berjumlah 20 orang.
Kegiatan lain, kata Gati, adalah pengembangan sentra IKM dengan pendekatan satu desa satu produk (OVOP) untuk kerajinan tangan yakni anyaman ketak. Pengembangan sentra kerajinan ketak akan dilakukan di Lombok Barat dan diikuti 20 peserta.
“Fokus kegiatan yang akan berlangsung dalam dua tahap juga yakni Agustus dan September itu yakni pendampingan teknis dan manajemen,” kata Gati.
Sedangkan untuk industri dengan komoditi rumput laut, kata Gati, akan mendapat bimbingan teknis produksi seperti pengetahuan bahan tambahan pangan, cara pengolahan pangan yang baik, teknologi pengemasan, serta diversifikasi produk olahan laut. Pendampingan yang berlangsung selama empat hari yakni dari 1-4 Agustus di Kota Mataram, akan diikuti 20 peserta.
Menurut Gati, rumput laut menjadi salah satu sasaran pendampingan mereka karena NTB juga memiliki potensi yang cukup besar, bahkan masuk 10 besar sentra budidaya rumput laut di Indonesia. “Rumput laut merupakan industri prioritas yang mempunyai daya saing yang kuat dan masih terbuka peluang yang besar untuk peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi,” kata Gati.
Adapun untuk reparasi pendingin ruangan AC, mereka akan memfasilitasi mesin atau peralatan seperti pompa vakum, alat pengukur, tanga besir, dan alat pengembang ujung pipa. “Industri ini kami yakin juga akan sangat dibutuhkan pada KEK Mandalika. Apalagi nantinya akan semakin banyak hotel-hotel yang dibangun dan tentu membutuhkan reparasi AC,” kata Gati.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Tengah H Saman mengapresiasi kegiatan pembinaan bagi IKM tersebut. “Ini merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas IKM. Terutama dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, salah satunya ditandai dengan revolusi industri 4.0,” kata Saman.
Saman menambahkan, IKM merupakan penyangga KEK Mandalika. Pemerintah Lombok Tengah, menurut Saman, juga terus mengembangkan IKM mulai dari industri agro, sandang, kimia dan bahan bangunan, kerajinan, serta logam, mesin, elektronika dan aneka.
Industri agro, menurut Saman, terdiri dari 6.340 unit usaha dengan serapan tenaga kerja 17.360 orang. Sedangkan sandang sebanyak 8.034 unit usaha dan serapan tenaga kerja 8.377 orang. Adapun industri kimia dan bahan bangunan memiliki 1.503 unit usaha dengan 3.972 tenaga kerja dan industri kerajinan memiliki 18.789 unit usaha dengan 26.413 tenaga kerja. Sementara industri logam, mesin, elektronika, dan aneka memiliki 726 unit usaha dengan 1.714 orang tenaga kerja.
Baiq Rohilmi, salah satu pelaku industri olahan rumput laut berharap, pembinaan itu bisa menambah pengetahuan mereka. Terutama terkait diversifikasi produk rumput laut.
Diversifikasi produk itu, menurut Rohilmi, sangat penting. Apalagi mereka tengah mencari alternatif untuk mensiasati industri pariwisata Lombok yang masih lesu pascagempa, serta penerapan bagasi berbayar dan naiknya harga tiket pesawat.
“Sambil menunggu kondisi pulih, sekarang kami ingin membuat kue-kue basah untuk memenhui kebutuhan di dinas atau lainnya. Kalau sebelumnya kami membuat kue kering untuk dijual di toko-toko oleh-oleh,” kata Rohilmi.
Baca Pengembangan Wisata Desa Dukung KEK Mandalika