KASHMIR, RABU— Para pejabat Pakistan mengevakuasi lebih dari 50 pekerja asal China di dekat perbatasan Kashmir menyusul pertempuran dengan India yang menewaskan setidaknya tiga orang dan melukai puluhan orang lainnya.
Menurut Akhtar Ayub dari badan kebencanaan setempat, para pekerja asal China itu sedang mengerjakan proyek konstruksi bendungan di sepanjang pertemuan Sungai Neelam dan Jhelum di Kashmir, Pakistan, saat terjadi baku tembak. Situasi itu memaksa Pakistan mengevakuasi mereka pada Selasa (30/7/2019) malam.
Pejabat lokal lainnya, Raja Shahid Mahmood, mengatakan, keputusan itu dibuat setelah pasukan keamanan India melepaskan tembakan ”tak terarah yang menewaskan tiga warga, termasuk seorang perempuan dan anak-anak, serta melukai 31 orang lainnya dalam kurun waktu 24 jam terakhir”.
Mahmood menambahkan, masjid-masjid setempat juga menyerukan agar warga menahan diri dari gerakan yang tidak perlu yang justru bisa berisiko menempatkan mereka menjadi sasaran tembak.
Melalui Twitter, juru bicara militer Pakistan mengatakan, pelanggaran gencatan senjata ”akan selalu ditanggapi efektif”. Pasukan keamanan akan ”mengambil tindakan untuk melindungi warga sipil di sepanjang daerah perbatasan”.
Pada Selasa (30/7), pasukan India dan Pakistan terlibat baku tembak di wilayah gencatan senjata di Kashmir. Kepolisian mengatakan, peristiwa di utara Kashmir itu memicu kepanikan warga.
Militer Pakistan menuduh pasukan India memprovokasi mereka dengan menembakkan mortir dan artileri yang mengarah ke posisi warga sipil di Kashmir.
Ketegangan di perbatasan Pakistan-India tetap tinggi setelah India melancarkan serangan udara pada Februari lalu menyusul bom bunuh diri di Kashmir, India, yang diklaim dilakukan milisi asal Pakistan.
Sejak saat itu penembakan lintas batas antarkedua belah pihak di Kashmir yang terbelah terus terjadi.
Saling klaim
Baik Pakistan maupun India menguasai masing-masing separuh wilayah Kashmir. Namun, keduanya mengklaim menguasai seluruh wilayah itu.
Sejak mendapat kemerdekaan dari kolonial Inggris tahun 1947, kedua negara telah terlibat dalam tiga perang yang dua di antaranya memperebutkan wilayah Kashmir.
Ketegangan politik kedua negara terbaru terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump—dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan—menyatakan dirinya diminta Perdana Menteri India Narendra Modi untuk menjadi penengah dalam konflik Pakistan-India.
India membantah dengan keras klaim bahwa PM Modi meminta Trump menjadi penengah. Persoalan Kashmir harus diselesaikan secara bilateral oleh kedua negara.