BANGKOK, KAMIS - Satu perempat final dalam lima turnamen terakhir akan menjadi bahan evaluasi bagi ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, sebelum Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Basel, Swiss, 19-25 Agustus. Banyak faktor yang harus diperbaiki jelang Kejuaraan Dunia dan agar tak semakin tertinggal dalam perburuan poin untuk Olimpiade Tokyo 2020.
Gagal memenuhi harapan saat tampil pada turnamen BWF World Tour Super 1000 Indonesia Terbuka dan Jepang Terbuka (750), Fajar/Rian memiliki kesempatan memperbaiki hasil pada Thailand Terbuka (500) yang berlevel lebih rendah dari Indonesia dan Jepang Terbuka. Namun, mereka ditaklukkan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India) pada babak kedua. Di Stadion Huamark, Bangkok, Kamis (1/8/2019), Fajar/Rian kalah 17-21, 19-21.
Berlevel lebih rendah dari Indonesia dan Jepang Terbuka, ganda putra berperingkat ketujuh dunia itu menghadapi undian yang lebih mudah di Thailand. Pada paruh bawah undian, mereka menjadi satu-satunya unggulan yang tersisa pada babak kedua setelah tersingkirnya unggulan kedua, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (4), dan Liao Min Chun/Su Ching Heng (8) pada babak pertama.
Statistik kemenangan 2-0 dari dua pertemuan sebelumnya sebenarnya menunjukkan peluang menang Fajar/Rian atas Rankireddy/Shetty. Namun, mereka gagal memanfaatkan kesempatan tersebut.
Kekalahan di Thailand Terbuka menambah buruk rekam jejak Fajar/Rian dalam lima turnamen terakhir sejak April. Tampil dalam Kejuaraan Asia, Australia Terbuka, Indonesia Terbuka, Jepang Terbuka, dan Thailand Terbuka, hasil terbaik finalis Asian Games Jakarta Palembang 2018 itu hanya perempat final Indonesia Terbuka. Selain itu, mereka tiga kali tersingkir pada babak kedua dan sekali pada babak pertama.
Menghadapi Kejuaraan Dunia, banyak faktor yang harus diperbaiki dari Fajar/Rian. Pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Herry Iman Pierngadi menyebut, daya tahan otot kaki dan tangan, terutama Fajar, harus ditingkatkan. Ini terkait dengan ketatnya persaingan ganda putra sejak babak-babak awal dalam setiap turnamen.
Dikatakan Herry, seperti yang dia sebutkan saat Indonesia Terbuka, otot kaki dan tangan harus diperkuat agar Fajar/Rian memiliki daya tahan lebih kuat saat menghadapi serangan dan bertahan dalam permainan ganda putra yang mengandalkan kecepatan dan kekuatan.
“Motivasi dan mental juga harus diperbaiki. Saya akan meminta mereka bertemu psikolog di PBSI,” kata Herry.
Fajar/Rian akan menjadi salah satu dari empat ganda putra Indonesia yang lolos ke Kejuaraan Dunia. Tiga pasangan lainnya adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Berry Angriawan/Hardianto.
Tersingkirnya Fajar/Rian, membuat ganda putra Indonesia tinggal mengandalkan Kevin/Marcus di Thailand. Menang atas Ou Xuan Yi/Zhang Nan (China), 16-21, 21-13, 21-14, mereka akan berhadapan dengan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) di perempat final.
Marcus mengatakan, dia dan Kevin akan memanfaatkan semua kesempatan untuk meraih hasil terbaik untuk menambah poin dalam masa kualifikasi Olimpiade (29 April 2019-26 April 2020). "Sekarang persaingannya lagi ramai, poinnya mepet-mepet semua. Kami tidak ikut turnamen Super 300 untuk Tokyo, sementara yang lain ikut. Jadi, kami maksimalkan di setiap turnamen yang diikuti," ujar Marcus yang menjuarai Indonesia dan Jepang Terbuka secara beruntun.
Di nomor tunggal putra, Shesar Hiren Rhustavito membuat kejutan dengan menglaahkan Lin dan (China), 12-21, 21-15, 21-10, pada babak kedua. Ini menjadi perempat final pertama pemain Indonesia bernama panggilan Vito itu pada turnamen Super 500.
Kemenangan Vito, juara Rusia Terbuka (Super 100) pada pekan lalu, sebenarnya membuka peluang terjadinya perempat final sesama pemain Indonesia, yaitu melawan Tommy Sugiarto. Tetapi, Tommy kalah dari Lee Zii Jia (Malaysia), 14-21, 21-12, 8-21.