Pariwisata di Meksiko terus berkembang. Negara dengan populasi hampir 125 juta jiwa itu menawarkan aneka daya tarik. Namun, di balik itu ada persoalan keamanan yang menghantui.
Udara dingin, sekitar 15-16 derajat celsius menyambut di Aeropuerto Internacional de la Ciudad de Mexico atau Bandara Internasional Mexico City seusai perjalanan panjang 26 jam dari Jakarta melalui Singapura dan San Francisco, Sabtu (20/7/2019). Selain mengikuti konferensi sains HIV, agenda jalan-jalan pun tak terlupakan.
Mexico City adalah kota yang indah. Menelusuri setiap sudut pusat kotanya seperti melihat wajah Eropa di Amerika Latin yang sarat budaya.
Dibangun di atas sebuah danau, kota ini menawarkan banyak daya tarik wisata. Salah satunya adalah bangunan bersejarah di pusat kota, seperti Plaza de la Constitucion, Palacio de Bellas Artes, serta museum antropologi.
Namun, di balik keindahannya ada satu hal yang mengusik rasa penasaran sejak pertama menginjakkan kaki di bandara hingga sekitar seminggu di sana, yaitu persoalan keamanan. Memang wajar memberikan informasi soal keamanan di satu kota kepada wisatawan asing yang baru saja menginjakkan kaki di tempat tersebut. Akan tetapi, di Mexico City peringatan keamanan sangat sering disampaikan.
Dalam panduan yang diberikan panitia konferensi, dinyatakan, setiap delegasi harus sadar ada risiko kejahatan di Mexico City. Copet jadi persoalan serius di daerah wisata.
Setiap delegasi juga diwanti-wanti membatasi aktivitas di luar hotel sebelum matahari terbit dan sesudah matahari terbenam. Jika perlu ke ATM, sebaiknya dilakukan saat siang di tempat yang ramai orang.
Pada saat kunjungan lapangan ke Brigada Callejera, organisasi di daerah Corregidora, Venustiano Carranza, yang mendampingi pekerja seks, jurnalis dari berbagai negara diimbau meninggalkan tas di mobil. Setiap barang berharga kecuali telepon genggam dan kamera harus ditinggal.
Kami pun berjalan diiringi perwakilan Brigada Callejera menyusuri sudut-sudut pasar tradisional menuju sekretariat mereka di sebuah ruko. Lagi- lagi panitia mengingatkan bahwa daerah itu rawan. Kami pun harus waspada.
Hal yang kira-kira sama terjadi lagi ketika Kamis (25/7/2019) sekitar pukul 22.00 akan pulang ke penginapan di belakang Katedral Metropolitana. Daniela Arandas, kawan yang seharian menemani berkeliling Mexico City, bersikeras mengantarkan hingga sedekat mungkin ke penginapan meski banyak ruas jalan di sekitar katedral yang ditutup polisi malam itu.
Ia bahkan berkeliling mencari jalan yang tidak ditutup polisi untuk bisa sedekat mungkin ke penginapan. Karena alasan keamanan pula, keluarga Daniela tidak pernah menggunakan kereta bawah tanah sebagai moda transportasi publik di Mexico City.
Catatan penting
Barangkali jika melihat data resmi yang dipublikasi, peringatan akan kriminalitas akan bisa dipahami.
Kasus pembunuhan di Meksiko pada semester I-2019 mencapai rekor tertinggi, yaitu 17.608 pembunuhan atau naik 5,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang 16.714 pembunuhan. Mayoritas kasus di sejumlah negara bagian terkait kartel narkotika dan kekerasan antargeng. Negara dengan populasi hampir 125 juta itu memiliki 100 pembunuhan per hari.
Namun, data resmi itu pun diperdebatkan. Bloomberg.com, 20 Juli 2019 mengatakan, Wali Kota Mexico City yang baru memimpin sejak akhir 2018, Claudia Sheinbaum, mengatakan, pemerintahan sebelumnya tidak sepenuhnya melaporkan semua peristiwa tindak kejahatan yang terjadi di kota itu. Alhasil, pada tahun 2019 angkanya terlihat melonjak dibandingkan tahun 2018, padahal sebenarnya dalam beberapa hal menurun.
Pemeriksaan atas 214.000 berkas kasus kejahatan dari tahun 2018 memperlihatkan, kasus pembunuhan pada awal 2019 tidak naik lebih dari sepertiga dibandingkan 2018. Menurut Kepala Kejaksaan Mexico City Ernestina Godoy, tindak kekerasan turun delapan persen.
Data tindak kejahatan hasil kaji ulang akan menimbulkan pertanyaan seberapa tepercaya data kejahatan yang dimiliki pemerintah. Yang jelas, ketika memenangi pemilu tahun lalu, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador berjanji menindak tegas korupsi dan kekerasan. Sheinbaum, perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Mexico City, adalah teman satu partai Obrador yang turut berperan merealisasikan janji itu. (AP)