berlin, Jumat Jerman meminta perjanjian baru untuk pengendalian senjata nuklir jarak menengah dengan merangkul semua pihak, termasuk China. Perjanjian lama sudah berakhir seiring pemberlakuan keputusan Amerika Serikat dan Rusia mundur dari kesepakatan itu.
Pakta Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) itu resmi disepakati Presiden AS Ronald Reagen dan Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1987. Kementerian Luar Negeri Rusia, Jumat, mengatakan, langkah Washington mundur dari INF merupakan kesalahan serius. Terkait INF, Moskwa menawarkan kepada AS dan NATO untuk moratorium rudal jarak menengah dan pendek.
Menyikapi runtuhnya pakta nuklir itu, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menekankan semua harus tercakup dalam perjanjian baru internasional untuk pengendalian senjata nuklir. Ia secara khusus menunjuk China yang punya kekuatan nuklir walau tidak tercakup dalam INF. ”China sangat diam dan karena itu kami akan terus membahas masalah ini,” ujarnya.
Presiden AS Donald Trump juga pernah menyinggung isu itu. Namun, Beijing menyatakan tidak tertarik terlibat.
Rudal baru
INF membatasi pengembangan dan penggunaan senjata nuklir dengan jangkauan antara 500 kilometer dan 5.500 kilometer. Rusia sebagai penerus Uni Soviet tetap dalam INF. Namun, AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menuding Rusia melanggar INF karena mengembangkan rudal yang dikenal sebagai Nobator 9M729 atau SSC-8. NATO menyebut jangkauan rudal itu bisa 1.500 kilometer.
Sementara Moskwa mengklaim jangkauan rudal itu hanya 480 kilometer. Karena itu, Rusia menolak permintaan AS dan NATO untuk menghancurkan rudal tersebut. Moskwa menyebut tudingan AS dan NATO hanya alasan agar AS bisa mengembangkan rudal baru.
Pejabat senior AS, yang menolak diungkap namanya, mengakui AS sedang bersiap menguji rudal jarak menengah baru. Pengembangan rudal seperti itu butuh waktu bertahun- tahun. Pejabat itu menyebut Rusia telah menempatkan batalion rudal jelajah di berbagai penjuru ”Negeri Beruang Merah” itu. Batalyon-batalyon itu mampu menyasar seluruh target penting Eropa.
Penolakan Rusia menghentikan pengembangan SSC-8 membuat AS memutuskan mundur secara sepihak dari INF. ”AS tidak akan menjadi pihak dalam perjanjian yang secara sengaja dilanggar Rusia. Ketidakpatuhan Rusia pada perjanjian mengacaukan kepentingan tertinggi AS saat Rusia membangun dan menambah sistem rudal yang melanggar perjanjian dan secara langsung mengancam AS serta para sekutu dan mitra kami,” kata Menlu AS Mike Pompeo.
Maas dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, berakhirnya INF tidak berarti ada perlombaan senjata baru. Eropa tidak akan terlibat dalam perlombaan itu.