Sentuhan Manusia Tetap Jadi Prioritas di Sektor Perhotelan
›
Sentuhan Manusia Tetap Jadi...
Iklan
Sentuhan Manusia Tetap Jadi Prioritas di Sektor Perhotelan
Meskipun berada di tengah era digital yang sarat teknologi dan otomatisasi, bagian sumber daya manusia di bidang perhotelan tetap mengedepankan sentuhan manusia. Hal ini merupakan kemewahan pelayanan dari bisnis perhotelan.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun berada di tengah era digital yang sarat teknologi dan otomatisasi, bagian sumber daya manusia di bidang perhotelan tetap mengedepankan sentuhan manusia. Hal ini merupakan kemewahan pelayanan dari bisnis perhotelan.
Menurut Chief Operating Officer Artotel Group Eduard R Pangkerego, sentuhan manusia pada bisnis perhotelan merupakan super-luxury atau kemewahan super. ”Saya yakin, human touch (sentuhan manusia) dapat mengalahkan hal-hal yang high-tech (berteknologi tinggi),” kata Eduard saat ditemui di sela lokakarya nasional bertajuk ”A New Era of Room Management” di Jakarta, Sabtu (3/8/2019).
Bali dan Yogyakarta dapat menjadi pusat pengembangan perhotelan yang berbasis sentuhan manusia. Eduard yakin, dalam 5-10 tahun ke depan, perhotelan dengan pelayanan yang mengandalkan sentuhan manusia ini akan menjadi magnet kuat bagi wisatawan asing.
Sentuhan manusia yang dimaksud ialah memberikan pengalaman pada tamu dalam bentuk pelayanan yang bersifat pribadi mulai dari tamu datang hingga meninggalkan hotel. Kedatangan tamu, misalnya, tidak hanya dijamu dengan minuman, tetapi juga pembasuhan atau pijat kaki.
Menurut Chairwoman Indonesian Hotel General Manager Association Wita Jacob, persiapan sumber daya manusia (SDM) perhotelan yang mampu mengakomodasi sentuhan manusia dapat dijembatani dengan pendidikan vokasi. Pada prinsipnya, pendidikan vokasi dapat memberikan fasilitas praktik pelayanan perhotelan secara terpadu dan adaptif.
Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan Kementerian Pariwisata Wisnu Bawa Tarunajaya mengatakan, pemerintah berencana berkolaborasi dengan manajer utama (general manager) perhotelan untuk pendidikan vokasi.
”Kolaborasi ini utamanya menyasar guru-guru agar memiliki pengalaman dalam mengelola perhotelan. Para general manager juga dapat mengajar di SMK-SMK,” katanya.
Secara umum, pemerintah juga membekali SDM di bidang pariwisata dengan pengetahuan dan penerapan teknologi digital. Di enam perguruan tinggi negeri pariwisata (PTNP) yang dikelola Kementerian Pariwisata se-Indonesia, ada tiga mata kuliah yang membahas teknologi digital terapan.
Bekal wirausaha
Selain itu, mahasiswa-mahasiswi di enam PTNP tersebut juga dibekali ilmu berwirausaha. Ada tiga mata kuliah yang mengajarkan wirausaha. Bahkan, Kementerian Pariwisata tengah mengembangkan inkubator wirausaha di semua PTNP tersebut. Inkubator di PTNP di Bandung dan Bali sudah ada.
Wisnu menargetkan, pada tahun ini 10 persen dari mahasiswa PTNP mampu memulai wirausahanya dalam skala bisnis secara konkret. Saat ini, ada 7.000 mahasiswa yang tersebar di keenam PTNP tersebut.
Menurut Regional Director Project and Development Swiss-Belhotel International Denny Jatnika, mahasiswa di bidang pariwisata, khususnya perhotelan, mesti dibekali ilmu wirausaha. Dengan ilmu wirausaha, SDM perhotelan dapat mengembangkan bisnis secara inovatif dan kreatif.