OHIO, MINGGU – Dua aksi penembakan melanda Amerika Serikat dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Dua peristiwa yang terjadi pada Sabtu (3/8/2019) dan Minggu (4/8) dini hari secara terpisah itu merenggut nyawa total 29 orang, dan melukai belasan orang lainnya.
Aksi penembakan tersebut menambah panjang daftar aksi serupa di AS. Dua aksi terakhir itu menambah panjang deretan peristiwa penembakan di AS sepanjang tahun 2019 ini menjadi sebanyak 22 kali. Hal itu merujuk data AP/USA Today/Northeastern University yang melacak pembunuhan yang mengakibatkan empat orang atau lebih--di luar pelaku--terbunuh. Sebanyak 20 peristiwa penembakan di AS sebelum dua insiden terakhir itu telah merenggut 96 nyawa.
Peristiwa penembakan terbaru terjadi di Ohio di Distrik Oregon. Menurut laporan polisi setempat, insiden itu terjadi pada Minggu sekitar pukul 1 dini hari waktu setempat. Sembilan orang tewas dalam insiden tersebut. Salah satu petinggi Kepolisian Dayton, Kolonel Matt Carper, menyatakan dalam konferensi pers bahwa tersangka insiden tersebut ditembak mati petugas kepolisian beberapa saat setelah dia melakukan aksinya.
Setidaknya 16 orang warga yang terluka akibat aksi itu dilarikan ke rumah sakit setempat. Polisi meyakini, hanya ada satu pelaku penembak penembakan. Hingga berita ini ditulis, belum ada identifikasi terhadap pelaku dan motifnya. Carper hanya mengatakan tersangka menggunakan pistol panjang dan menembakkan beberapa peluru.
Juru bicara Rumah Sakit Miami Valley Terrea Little mengatakan, 16 korban telah diterima di rumah sakit, tetapi tidak dapat mengkonfirmasi kondisi mereka. Juru bicara Kettering Health Network Elizabeth Long mengatakan, pihaknya juga menerima sejumlah korban penembakan. Namun, tidak dirinci apakah mereka korban tewas dan atau luka-luka.
Dayton berada di Ohio barat, sekitar 90 kilometer timur laut Cincinnati, 120 kilometer barat Columbus, dan 195 kilometer timur Indianapolis. Populasi wilayah itu mencapai 140.000 jiwa. "Ini sangat luar biasa, tentu saja, untuk komunitas mana pun, apalagi Dayton," kata Carper. "Di Distrik Oregon, (peristiwa seperti) ini tidak pernah terjadi."
Tim dari Biro Investigasi Federal AS (FBI) ikut membantu penyelidikan. Sebuah pusat bantuan keluarga didirikan di Dayton Convention Center. "Kita patut menyesalkan peristiwa ini. Benar-benar hancur hati saya," kata Wali Kota Dayton Nan Whaley melalui media sosial Twitter, hari Minggu.
Aksi di Texas
Penembakan di Ohio terjadi beberapa jam setelah seorang pria muda melepaskan tembakan di sebuah area perbelanjaandi El Paso, Texas. Insiden itu mengakibatkan 20 orang tewas dan lebih dari 26 orang lainnya terluka. Beberapa hari sebelumnya, pada 28 Juli, sebuah penembakan oleh warga berusia 19 tahun menewaskan tiga orang, termasuk dua anak, di Gilroy Garlic Festival di California Utara.
Mengutip pemberitaan sebelumnya, Kepolisian El Paso menahan seorang laki-laki yang menembak pengunjung dan pekerja di toko serba ada Walmart di El Paso, pada Sabtu (3/8/2019). Patrick Crusius (21) dengan menggunakan senapan menembak secara membabi buta para pengunjung dan pekerja Walmart. Para pengunjung saat itu sibuk membeli perlengkapan menjelang masuk sekolah.
”Orang-orang panik dan berlari. Ada yang jatuh ke lantai,” kata Kianna Long, pengunjung Walmart, yang menceritakan momen saat pengunjung mendengar suara tembakan.
Kianna saat itu berada di Walmart bersama suaminya, Kendall Long. Ia dan suaminya kemudian berlari menuju bagian belakang toko untuk berlindung di sebuah kontainer baja dalam area pengiriman.
Stasiun televisi El Paso, KTSM, merilis dua foto tersangka penembakan yang diambil oleh kamera keamanan ketika ia memasuki Walmart. Foto menunjukkan seorang laki-laki mengenakan kaus berwarna gelap dan celana berwarna cokelat muda. Ia tampak mengenakan kacamata dan headphone.
Wali Kota El Paso Dee Margo mengatakan, kepolisian merespons insiden itu dalam waktu enam menit. Sejumlah pihak berwenang lainnya juga mendatangi lokasi kejadian, seperti polisi negara bagian, petugas Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS, dan aparat patroli perbatasan. (AP/AFP/REUTERS)