Manchester City dan Liverpool, dua tim terbaik di Liga Inggris musim lalu, bersua untuk kali pertama di Community Shield, Minggu malam. Laga ini menjadi pemanasan persaingan dua favorit juara di Liga Inggris musim baru 2019-2020.
LONDON, SABTU – Duel Manchester City kontra Liverpool di Community Shield Minggu (4/8/2019) pukul 21.00 WIB memanaskan persaingan menjelang musim baru di Liga Inggris yang dimulai pekan depan. Sebelum laga tradisi pembuka Liga Inggris itu digelar, dua favorit juara musim 2019-2020 itu telah menabuh genderang perang urat syaraf.
Rivalitas City dan Liverpool dewasa ini mengingatkan persaingan sengit Manchester United dan Arsenal berikut dua eks manajernya, Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger, yang mendominasi “wajah” Liga Inggris hingga satu dekade lalu. Seperti halnya MU dan Arsenal, rivalitas City dan Liverpool melebar ke luar lapangan dengan “bumbu” teror psikologis.
Kami tidak tinggal di negeri fantasi, yaitu di mana bisa mendapatkan apa pun yang kami mau
Manajer Liverpool Juergen Klopp misalnya, menyerang klub rivalnya, City, dengan kalimat kontroversial. Ia menyebut City, juara Liga Inggris dua musim terakhir, ibarat hidup di negeri fantasi. Pernyataannya itu terkait aktivitas transfer pemain musim panas kedua tim yang ibarat langit dan bumi. City kembali boros di jendela transfer dan telah menghabiskan Rp 1,4 triliun untuk sejumlah pemain baru.
Salah satu pemain baru City itu adalah Rodri, gelandang bertahan yang dibeli 70 juta euro atau sekitar Rp 1,1 triliun dari Atletico Madrid. Transfer itu menjadikan Rodri, pemain yang diplot menggantikan Fernandinho di lini tengah City, sebagai pemain termahal klub itu sepanjang sejarah. Rodri dijadwalkan menjalani debut laga kompetitifnya bersama City pada laga Community Shield di Wembley, malam ini.
Kontras dengan City, Liverpool hanya mengeluarkan “uang recehan” di musim panas ini. Sejauh ini, juara Liga Champions Eropa itu baru menghabiskan Rp 30 miliar untuk satu pemain baru, yaitu Sepp van den Berg, bek tengah 17 tahun dari klub Belanda, PEC Zwolle. Jika dibandingkan, nilai transfer City itu adalah 36,6 kali lipat dari milik Liverpool di musim panas ini.
“Kami tidak tinggal di negeri fantasi, yaitu di mana bisa mendapatkan apa pun yang kami mau. Kami tidak bisa terus menerus melakukannya (menghabiskan banyak uang di jendela transfer). Hanya ada empat klub yang bisa melakukan itu terus menerus, yaitu (Real) Madrid, Barcelona, (Manchester) City, dan Paris Saint-Germain. Apa pun yang diinginkan, mereka bisa mendapatkannya,” ujar Klopp dikutip dari Telegraph.
Setelah investasi masif sepanjang dua musim sebelumnya, yaitu mendatangkan Virgil van Dijk, Alisson Becker, Naby Keita, Fabinho, dan Mohames Salah, “The Reds” musim ini dipaksa untuk berhemat. Investasi klub itu kini difokuskan ke hal lainnya, yaitu infrastruktur . Liverpool memakai dana pinjaman sebesar 100 juta poundsterling atau Rp 1,7 triliun untuk memperluas tribune utama di Stadion Anfield dan membangun markas latihan baru.
Wajah lama
Tak ayal, pada musim 2019-2020, Liverpool bakal lebih mengandalkan wajah-wajah lama yang telah terbukti mengantarkan mereka ke final Liga Champions dua musim terakhir dan nyaris menjadi juara Liga Inggris pada musim lalu. Mereka lebih mengandalkan akademi klub untuk mendapatkan tenaga baru atau pemain pelapis. Sejumlah pemain muda itu, seperti penyerang Harry Wilson dan bek sayap Ki-Jana Hoever, tampil positif selama pramusim.
Kehadiran mereka, seperti Wilson, bisa membantu Liverpool pada laga kontra City. Malam ini, Liverpool belum bisa tampil dengan kekuatan penuh. Penyerang sayap kiri, Sadio Mane, baru berlatih dengan The Reds awal pekan depan. Tak ayal, posisi itu bisa diisi Wilson maupun penyerang berpengalaman lainnya yang baru pulih dari cedera, Xherdan Shaqiri.
Duel di Wembley itu bakal istimewa karena pertama kalinya mempertemukan kedua rival itu di Community Shield. Namun, bagi Klopp, pertemuan dengan Manajer Manchester City Pep Guardiola di laga pembuka musim baru tidak lagi asing. Ketika keduanya masih berkarir di Jerman, Klopp yang saat itu melatih Borussia Dortmund dua kali mengalahkan Guardiola dan Bayern Muenchen di Piala Super Jerman.
“Itu adalah final. Jika kami menang, itu bagus. Jika kalah, bukan hal bagus. Apakah ini bisa mempengaruhi musim baru? Saya kira tidak. Kami harus membuktikan diri selama satu musim penuh, bukan hanya di satu laga,” tutur Klopp dikutip BBC.
Sementara itu, Guardiola terganggu dengan sindiran Klopp tentang negeri fantasi. Menurutnya, tidak benar City menghabiskan ratusan juta euro setiap musim untuk belanja pemain baru. Musim lalu misalnya, City hanya mengeluarkan 78,6 juta euro atau setara Rp 1,2 triliun untuk pemain-pemain baru. “Perlu dicatat pula, Liverpool bukanlah tim kecil. Itu adalah Liverpool,” ujar Guardiola membela diri.
Ia menambahkan, tampil di Community Shield adalah kehormatan bagi timnya. Ia bertekad kembali memenangi trofi itu sekaligus menjaga hegemoni City di Inggris. Tim itu menyapu bersih empat trofi domestik terakhir di Inggris, termasuk Community Shield pada 2018 lalu. Saat itu, City membekap Chelsea 2-0 di Wembley. (AFP)