Tim pemadam api di Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, mendapat tantangan berat. Kebakaran sulit dipadamkan. Bara api merambat di bawah permukaan gambut.
MUARO JAMBI, KOMPAS Tim pemadam darat menghadapi tantangan berat mengendalikan bara api yang meluas di wilayah Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Meski jumlah personel tim terus ditambah, hingga Minggu (4/8/2019), bara di balik permukaan gambut masih terus merambat.
Komandan Satuan Tugas Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Jambi Kolonel Arh Elphis Rudy mengatakan, bara di wilayah itu sulit dikendalikan karena diperkirakan telah merambat di balik permukaan gambut.
”Ini menjadi tantangan berat dalam mengupayakan pemadaman. Kedalaman gambut sekitar 3 meter sehingga api cukup sulit dikendalikan,” kata Elphis yang meninjau lokasi kebakaran, Minggu siang.
Meluas
Sepekan sejak api muncul di wilayah itu, luasnya terus bertambah. Kini bara api sudah meluas lebih dari 50 hektar. Kebakaran itu terdeteksi lewat satelit Terra dan Aqua yang diolah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Sultan Thaha Jambi Kurnianingsih mengatakan, satelit Terra dan Aqua mendeteksi 14 titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen. Sebanyak 10 titik di antaranya menyebar di areal gambut Kabupaten Muaro Jambi. Sampai Minggu, kebakaran lahan terpantau sudah meluas 248 hektar. Sebagian besar menyebar pada areal bergambut.
Koordinator tim pemadaman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi, Akhmadi, juga menyatakan kesulitan mengendalikan bara api di areal gambut tersebut. ”Padahal sudah kami guyur air cukup lama. Sebentar saja kami tinggalkan, bara kembali muncul,” katanya.
Kembali muncul
Sejak pagi, kata Akhmadi, timnya masih bertahan di lokasi yang sama. Penyemprotan air memanfaatkan sumber dalam kanal sekitar areal kebakaran. Sepanjang hari, bara api kembali muncul setiap kali tim berpindah untuk pemadaman di titik lain.
Situmorang yang lahannya terbakar mengatakan, 400 batang sawit dan karet miliknya hangus tak bersisa. Luasnya sekitar 4 hektar. ”Kalau dilihat begitu luas kebakarannya, tanaman tak ada yang selamat,” katanya.
Terkait upaya penyelamatan gambut, Rapat Paripurna DPRD Jambi yang berlangsung pada Sabtu (3/8) menyetujui penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Tata Kelola Lahan Gambut. Rancangan peraturan itu dinilai penting bagi Jambi yang memiliki lahan gambut seluas 716.311 hektar.
”Kami akan berupaya mengawal konservasi gambut melalui aturan perda sehingga masyarakat sekitar bisa memanfaatkan lahan tanpa merusak ekosistem gambut,” kata Dianto, Sekretaris Daerah Jambi. (ITA)