Lampung melepas lima produk pertanian yang diekspor oleh empat perusahaan, yakni biji kopi, lada, kelapa serut, dan nanas irisan, dan nanas buah. Nilai ekonomi komoditas ekspor itu diperkirakan mencapai Rp 15 miliar.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG – Lampung melepas lima komoditas pertanian yang diekspor oleh empat perusahaan asal Lampung, yakni biji kopi, lada, kelapa parut, nanas irisan, dan nanas buah, Senin (5/8/2019) . Nilai ekonomi komoditas ekspor itu diperkirakan mencapai Rp 15 miliar.
“Kami mendorong agar para pengusaha tidak hanya mengekspor kelapa, tapi produk olahan setengah jadi atau produk jadi, misalnya kelapa parut, santan, dan minuman” kata Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil dalam acara pelepasan ekspor komoditas itu di Bandar Lampung. Acara itu dihadiri puluhan eskportir asal Lampung dan pejabat dari instasi terkait.
Pemerintah mendorong eksportir melakukan diversifikasi produk untuk meningkatkan volume ekspor Indonesia. Apalagi, peluang pasar global untuk menerima produk olahan komoditas pertanian cukup besar.
Ali mengatakan, peluang pasar produk olahan komoditas pertanian masih terbuka di pasar global. Selain kelapa, kopi juga dapat diolah menjadi kopi bubuk atau produk olahan lain.
Menurut data yang dihimpun dari Balai Karantina Kelas I A Bandar Lampung, pada 2018, ekspor kelapa parut dari Lampung tercatat sebanyak 16,9 ton. Pada 2019, ekspor kelapa parut meningkat menjadi 44,3 ton. Komoditas ini dikirim ke Brazil, Turki, Arab, Cina, Maroko, Serbia dan Malaysia.
Selain itu produk pertanian, seperti daun gelinggang, jeruk purut, umbi porang, hingga jengkol juga berpeluang diekspor. Untuk itu, dia berharap, pemda mendorong agar petani mengembangkan usaha pertanian berbasis keunggulan daerah.
Daun gelinggang, jeruk purut, umbi porang, hingga jengkol juga berpeluang diekspor.
Manager Ekspor PT Sari Segar Husada Hendra menuturkan, bahan baku kelapa untuk ekspor diambil, antara lain dari Kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan, dan Tanggamus. Selain itu, bahan baku kelapa juga diambil dari Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu.
Dia menambahkan, pemerintah mendorong peningkatan ekspor komoditas pertanian dengan cara memperluas pasar. Selain menjaga kualitas produk, pemerintah juga membantu memperluas negara tujuan eskpor.
Ali mencontohkan, pada 2018, kopi asal Lampung diekspor ke 27 negara di dunia. Tahun ini, negara tujuan ekspor kopi bertambah menjadi 32 negara. Negara baru yang dijajaki untuk ekspor kopi, antara lain Finlandia dan Ekuador.
Tahun ini, negara tujuan ekspor kopi bertambah menjadi 32 negara.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung Muh Jumadh mengatakan, pihaknya memberikan kemudahan bagi eksportir dengan menerapkan sistem layanan digital. Saat ini, permohonan pemeriksaan sudah dapat dilakukan secara daring tanpa perlu ke kantor.
Sebelum diekspor, Balai Karantina Pertanian memastikan kelayakan bahan baku, proses produksi, dan produk yang siap diekspor telah memenuhi persyaratan fitosanitari negara tujuan. Artinya, produk pangan itu tidak mengandung bakteri, pestisida, atau hama penyakit.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Propinsi Lampung Taufik Hidayat berharap, industri berbasis komoditas unggulan Lampung untuk terus meningkatkan investasi dan pengembangan usaha yang lebih luas dengan berorientasi produk ekspor. Apalagi, fasilitas infrastruktur strategis, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan sudah tersedia di Lampung sehingga aktivitas ekspor bisa dilakukan dengan cepat dan efisien.