Listrik yang padam di sebagian Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI, dan Banten, membuat layanan kereta komuter di Jabodetabek lumpuh. Pada Minggu (4/8/2019) sekitar pukul 11.50, KRL yang melintas di jalur Tanah Abang-Rangkasbitung terhenti seketika.
KRL nomor 1978 dari Tanah Abang menuju Serpong berhenti mendadak di tengah jalur yang menghubungkan stasiun Kebayoran-Pondok Ranji, sekitar 100 meter menjelang Stasiun Pondok Ranji. Suasana di dalam gerbong KRL hening karena dengung listrik mendadak hilang.
Sesaat setelah menerima pemberitahuan melalui alat komunikasi, petugas di KRL memberi tahu penumpang agar membuka jendela secara manual. ”Supaya tidak panas, jendela dibuka saja,” kata petugas, sambil membantu penumpang membuka jendela satu per satu.
Sekitar 15 menit kemudian, Junaedy, masinis di KRL itu, bersama petugas keamanan KRL, berjalan dari gerbong terdepan ke gerbong paling belakang. ”Listrik padam semua, termasuk di rumah warga. Yang ingin turun sekarang, silakan mendekat ke gerbong paling depan untuk turun melalui pintu di ruang masinis,” kata Junaedy.
Sebagian penumpang sontak menuju gerbong terdepan, tetapi sebagian lainnya masih ingin menunggu listrik kembali normal. Mereka tetap duduk di kursi masing-masing.
”Sepertinya listrik akan lama matinya. Kalau mau turun, silakan, tapi tidak usah terburu-buru,” kata petugas keamanan.
Budi, salah seorang penumpang, memilih turun dari KRL. Alasannya, belum ada kepastian kapan KRL akan kembali normal.
Sementara Maya, penumpang lainnya, memilih menunggu lebih dulu. ”Mau turun, tetapi sebentar lagi. Harus mikir dulu, bagaimana caranya ke Stasiun Rawabuntu,” kata Maya, yang naik KRL bersama suami dan anaknya yang masih berusia di bawah tiga tahun.
Kursi dibalik
Di ruang masinis, pintu sebelah kanan terbuka. Selanjutnya, petugas keamanan memasang salah satu jok kursi KRL secara terbalik. Di balik jok kursi, selain per, ada besi yang melintang untuk memperkuat jok. Besi yang melintang itu bisa difungsikan sebagai anak tangga.
Dengan cara menuruni tangga darurat dari jok kursi itu, penumpang turun satu per satu dari pintu di ruang masinis. Petugas bergantian membantu penumpang yang turun meniti tangga darurat untuk menjejak tanah.
Di dalam gerbong, tak ada kepanikan. Yang ada, penumpang justru saling mengingatkan.
”Hati-hati, Bu. Tidak usah terburu-buru, tenang, tenang,” kata Ahmad, salah seorang penumpang KRL, kepada seorang ibu yang sempat ragu-ragu meniti tangga darurat itu.